Pejabat Filipina Klaim Asap Karhutla Masuk Negaranya
A
A
A
MANILA - Pejabat Pemerintah Filipina mengungkap asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dari Indonesia telah sampai ke negaranya. Kabut asap tertiup angin ke arah barat Filipina. Wakil Kepala Badan Atmosfer, Geofisika, dan Astronomi Filipina, Landrico Dalida, mengatakan, kabut asap dari Indonesia memicu kekhawatiran terhadap keselamatan penerbangan dan kesehatan.
Menurut dia, kabut asap dalam skala ringan hingga sedang menyelimuti Kota Zamboanga, kota-kota di Cebu dan Dumaguete, serta Provinsi Palawan di bagian barat. "Itu terlihat, artinya ada partikel yang benar-benar berasal dari daerah-daerah di Indonesia dan mereka mencapai daerah kita," kata Dalida, dikutip dari Associated Press, Sabtu (21/9/2019).
Jika kabut asap berdampak pada jarak pandang, pejabat bandara dan maskapai penerbangan mungkin mempertimbangkan pembatalan penerbangan untuk alasan keamanan. Dia juga menyarankan kepada warga untuk menggunakan masker wajah jika kabut asap berada pada level indeks pencemaran udara tidak sehat.
Pejabat dari biro manajemen lingkungan, pihak yang bertanggung jawab atas pencegahan dan pengendalian polusi, mengatakan kantor perwakilan daerah sudah menyampaikan kepada pemerintah setempat untuk memberi saran kepada warga, terutama kalangan rentan terserang penyakit pernapasan, untuk tetap di dalam ruangan jika kondisi udara memburuk. Asap kebakaran hutan dan lahan di Indonesia juga dilaporkan masuk Singapura, Malaysia, bahkan Thailand selatan.
Kabut asap juga sempat memicu perdebatan antara Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya dengan Menteri Menteri Energi, Teknologi, Sains, Perubahan Iklim, dan Lingkungan Malaysia Yeo Bee Yin. Perdebatan ini seputar surat protes yang dilayangkan Malaysia terhadap RI bahwa kabut asap dari kebakaran hutan Indonesia sudah memasuki wilayah Malaysia.
Duta Besar Malaysia untuk RI Zainal Abidin Bakar menepis pemerintahnya mengirim surat protes. Menurut Zainal, surat yang dikirim Menteri Yeo berisi tawaran bantuan kepada RI untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan. "Itu bukan surat protes, tapi penawaran Malaysia untuk membantu menangani kabut asap (untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Indonesia)," kata Zainal.
Sebelumya Menteri Siti disebut mengirim surat permintaan klarifikasi kepada Zainal soal nota protes tersebut. Menurut Siti, berdasarkan laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kabut asap dari kebakaran hutan Kalimantan hanya terdeteksi menyeberangi Malaysia pada 8 September 2019, itu pun hanya 1 jam.
"Asap yang masuk Malaysia ke Kuala Lumpur berasal dari Sarawak dan Semenanjung Malaysia, dan mungkin sebagian dari barat Kalimantan. Jadi (Malaysia) harus obyektif menjelaskan hal ini," kata Siti.
Menurut dia, kabut asap dalam skala ringan hingga sedang menyelimuti Kota Zamboanga, kota-kota di Cebu dan Dumaguete, serta Provinsi Palawan di bagian barat. "Itu terlihat, artinya ada partikel yang benar-benar berasal dari daerah-daerah di Indonesia dan mereka mencapai daerah kita," kata Dalida, dikutip dari Associated Press, Sabtu (21/9/2019).
Jika kabut asap berdampak pada jarak pandang, pejabat bandara dan maskapai penerbangan mungkin mempertimbangkan pembatalan penerbangan untuk alasan keamanan. Dia juga menyarankan kepada warga untuk menggunakan masker wajah jika kabut asap berada pada level indeks pencemaran udara tidak sehat.
Pejabat dari biro manajemen lingkungan, pihak yang bertanggung jawab atas pencegahan dan pengendalian polusi, mengatakan kantor perwakilan daerah sudah menyampaikan kepada pemerintah setempat untuk memberi saran kepada warga, terutama kalangan rentan terserang penyakit pernapasan, untuk tetap di dalam ruangan jika kondisi udara memburuk. Asap kebakaran hutan dan lahan di Indonesia juga dilaporkan masuk Singapura, Malaysia, bahkan Thailand selatan.
Kabut asap juga sempat memicu perdebatan antara Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya dengan Menteri Menteri Energi, Teknologi, Sains, Perubahan Iklim, dan Lingkungan Malaysia Yeo Bee Yin. Perdebatan ini seputar surat protes yang dilayangkan Malaysia terhadap RI bahwa kabut asap dari kebakaran hutan Indonesia sudah memasuki wilayah Malaysia.
Duta Besar Malaysia untuk RI Zainal Abidin Bakar menepis pemerintahnya mengirim surat protes. Menurut Zainal, surat yang dikirim Menteri Yeo berisi tawaran bantuan kepada RI untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan. "Itu bukan surat protes, tapi penawaran Malaysia untuk membantu menangani kabut asap (untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Indonesia)," kata Zainal.
Sebelumya Menteri Siti disebut mengirim surat permintaan klarifikasi kepada Zainal soal nota protes tersebut. Menurut Siti, berdasarkan laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kabut asap dari kebakaran hutan Kalimantan hanya terdeteksi menyeberangi Malaysia pada 8 September 2019, itu pun hanya 1 jam.
"Asap yang masuk Malaysia ke Kuala Lumpur berasal dari Sarawak dan Semenanjung Malaysia, dan mungkin sebagian dari barat Kalimantan. Jadi (Malaysia) harus obyektif menjelaskan hal ini," kata Siti.
(don)