Bandara Beijing Daxing Dilengkapi Teknologi Supercanggih
A
A
A
BEJING - Bandara Internasional Beijing Daxing (PKX) akan mulai beroperasi bulan ini. Bandara superbesar itu akan membuka penerbangan komersial pertama dengan menggunakan pesawat Airbus A380. Dengan dilengkapi teknologi canggih, proses pemeriksaan bea cukai di sana akan berlangsung lebih cepat.
Wakil Direktur Bea Cukai Beijing Gao Ruifeng menjelaskan, teknologi terbaru mampu memindai semua koper, baik dari Hong Kong, Makau, Taiwan, ataupun dari luar China. Mesin buatan Tsinghua Tongfang Co dapat memindai dua kali lebih cepat daripada mesin biasa. Dengan pelayanan cepat ini, penumpang pun diharapkan semakin nyaman karena tidak perlu mengantre atau mengangkat koper.
“Mesin itu juga dilengkapi dengan sistem evaluasi citra berteknologi tinggi yang dapat menandai bagasi yang mencurigakan hanya dalam dua detik,” kata Zhao Zhao, petugas pemeriksaan bea cukai di PKX, dikutip China.org. Setelah itu, para penumpang akan diperiksa di gerbang karantina yang memindai suhu tubuh dan bahan beracun. Prosesnya hanya berjalan beberapa detik.
Pasalnya, para penumpang hanya melewati gerbang tersebut seperti melewati gerbang biasa. Namun apabila ditemukan ketidaklaziman atau pelanggaran, pintu di kedua sisi akan tertutup secara otomatis dan alarm akan berbunyi untuk memberi tahu petugas di dalam bandara. Sistem canggih serupa juga akan digunakan di pintu keberangkatan.
“Integrasi ini baru kali ini diterapkan di China. Kami berharap penumpang menjadi leluasa dan memiliki banyak waktu. Meski pemeriksaan di sini paling ketat di China, pemeriksaan ini juga paling menyenangkan, ibarat berjalan di taman,” kata Ruifeng. Bandara yang memakan biaya 80 miliar yuan (Rp158 triliun) itu juga dilengkapi teknologi pengenalan wajah, terutama di bagian imigrasi dan keamanan.
Dua perusahaan start-up China yang berjalan di sektor kecerdasan buatan (AI) mempersiapkan bidding untuk mendapatkan kontrak. Teknologi mereka sudah teruji. SenseTime Group dan YiTu merupakan dua perusahaan besar. SenseTime bahkan kini menjadi start-up terbesar di sektor AI. Pertumbuhannya sangat cepat. Sampai Mei lalu, nilai perusahaannya mencapai USD4,5 miliar.
Mereka akan menyiapkan kamera di setiap sudut untuk membantu proses verifikasi dan identifikasi. Teknologi itu sudah di pasang di Terminal 2 Bandara Internasional Beijing (PEK) untuk mempercepat pemeriksaan. Identitas penumpang dapat diketahui melalui pindaian boarding, kartu ID, dan wajah. Sistem pindaian itu dapat memproses 266 penumpang per jam, bandingkan dengan sistem lama yang hanya 160.
Sementara itu, Lead 8 ditunjuk sebagai arsitek utama terminal PKX. Proyek “zona ekonomi transportasi udara baru” itu akan menampilkan desain generasi baru. Ruang-ruang di bandara ini akan terintegrasi untuk ritel, restoran, dan hiburan. Dalam rancangannya, proyek terminal bandara ini akan bersifat hibrida.
Untuk diketahui, bandara PKX terletak sekitar 46 kilometer dari arah selatan Kota Beijing. Bandara yang terletak di Distrik Daxing dan Langfang itu memiliki luas 700.000 meter persegi. Meski akan dibuka bulan ini, PKX baru dapat beroperasi secara penuh pada Juni 2020. Pasalnya, konstruksi PKX belum selesai 100%. Namun, pemerintah setempat optimistis proyek tersebut akan rampung sesuai dengan rencana dan tidak akan tertunda.
Konstruksi hanggar dan ruang pesawat tampak belum selesai. Dari semua ruang pesawat yang tersedia, baru sekitar 1/3 slot yang akan dialokasikan untuk maskapai China Eastern Airlines dan China Southern Airlines yang sudah selesai. Sisanya belum. Begitu pun dengan tempat pengisian bahan bakar yang baru selesai 30%. Adapun landasan terbang sudah selesai sekitar 92%.
“Infrastruktur pendukung juga sudah selesai 90%, seluruh jalan sudah tersambung,” ungkap Komisi Pembangunan Kota Pemerintah Beijing, dikutip The Straits Time. Sejauh ini bandara itu belum memiliki nama. Hanya, media lokal sering menyebutnya Bandara Daxing Beijing. Bandara itu dibangun untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di Bandara Internasional Beijing. Tujuan jangka panjangnya ialah untuk mengantarkan 100 juta penumpang dan 4 juta kargo per tahun.
Bandara itu akan terhubung dengan sistem transportasi canggih seperti kereta api cepat, subway, dan kereta antarkota. Untuk mengurangi jarak berjalan kaki di dalam bandara yang sangat luas, perusahaan pengelola bandara juga akan menyediakan berbagai alat penggerak seperti travelator, eskalator.
Maskapai penerbangan yang direncanakan beroperasi di Bandara Daxing Beijing ialah Aeroflot, Air France, Alitalia, China Airlines, China Eastern Airlines, China Southern Airlines, China United Airlines, Delta Airlines, Garuda Indonesia, Hebei Airlines, KLM, Korean Air, Shanghai Airlines, Vietnam Airlines, dan Xiamen.
China Eastern Airlines dan China Southern Airlines juga akan merelokasi sebagian operasi dari PEK ke PKX. Konstruksi PKX menghabiskan 1,6 juta kubik meter konsentrat dan 52.000 ton baja. Sama seperti PEK, PKX akan melayani jasa penerbangan domestik dan internasional. PKX diproyeksikan memiliki sembilan landasan.
Empat landasan dapat mengakomodasi 620.000 penerbangan per tahun. PKX lambat laun akan menggantikan PEX. Jika kapasitas bandara yang mencapai 100 juta orang per tahun terpenuhi, PKX akan menjadi bandara tersibuk di dunia melampaui Bandara Hartsfield-Jackson di Atlanta, Amerika Serikat.
Dalam 20 tahun ke depan, lalu lintas penumpang komersial di kawasan Asia-Pasifik diperkirakan akan meningkat sebesar 1,8 miliar, setara dengan jumlah penumpang di seluruh dunia. Negara-negara Asia memerlukan lebih banyak pesawat dan bandara. Penerbangan di China, Filipina, dan Singapura juga akan naik.
Wakil Direktur Bea Cukai Beijing Gao Ruifeng menjelaskan, teknologi terbaru mampu memindai semua koper, baik dari Hong Kong, Makau, Taiwan, ataupun dari luar China. Mesin buatan Tsinghua Tongfang Co dapat memindai dua kali lebih cepat daripada mesin biasa. Dengan pelayanan cepat ini, penumpang pun diharapkan semakin nyaman karena tidak perlu mengantre atau mengangkat koper.
“Mesin itu juga dilengkapi dengan sistem evaluasi citra berteknologi tinggi yang dapat menandai bagasi yang mencurigakan hanya dalam dua detik,” kata Zhao Zhao, petugas pemeriksaan bea cukai di PKX, dikutip China.org. Setelah itu, para penumpang akan diperiksa di gerbang karantina yang memindai suhu tubuh dan bahan beracun. Prosesnya hanya berjalan beberapa detik.
Pasalnya, para penumpang hanya melewati gerbang tersebut seperti melewati gerbang biasa. Namun apabila ditemukan ketidaklaziman atau pelanggaran, pintu di kedua sisi akan tertutup secara otomatis dan alarm akan berbunyi untuk memberi tahu petugas di dalam bandara. Sistem canggih serupa juga akan digunakan di pintu keberangkatan.
“Integrasi ini baru kali ini diterapkan di China. Kami berharap penumpang menjadi leluasa dan memiliki banyak waktu. Meski pemeriksaan di sini paling ketat di China, pemeriksaan ini juga paling menyenangkan, ibarat berjalan di taman,” kata Ruifeng. Bandara yang memakan biaya 80 miliar yuan (Rp158 triliun) itu juga dilengkapi teknologi pengenalan wajah, terutama di bagian imigrasi dan keamanan.
Dua perusahaan start-up China yang berjalan di sektor kecerdasan buatan (AI) mempersiapkan bidding untuk mendapatkan kontrak. Teknologi mereka sudah teruji. SenseTime Group dan YiTu merupakan dua perusahaan besar. SenseTime bahkan kini menjadi start-up terbesar di sektor AI. Pertumbuhannya sangat cepat. Sampai Mei lalu, nilai perusahaannya mencapai USD4,5 miliar.
Mereka akan menyiapkan kamera di setiap sudut untuk membantu proses verifikasi dan identifikasi. Teknologi itu sudah di pasang di Terminal 2 Bandara Internasional Beijing (PEK) untuk mempercepat pemeriksaan. Identitas penumpang dapat diketahui melalui pindaian boarding, kartu ID, dan wajah. Sistem pindaian itu dapat memproses 266 penumpang per jam, bandingkan dengan sistem lama yang hanya 160.
Sementara itu, Lead 8 ditunjuk sebagai arsitek utama terminal PKX. Proyek “zona ekonomi transportasi udara baru” itu akan menampilkan desain generasi baru. Ruang-ruang di bandara ini akan terintegrasi untuk ritel, restoran, dan hiburan. Dalam rancangannya, proyek terminal bandara ini akan bersifat hibrida.
Untuk diketahui, bandara PKX terletak sekitar 46 kilometer dari arah selatan Kota Beijing. Bandara yang terletak di Distrik Daxing dan Langfang itu memiliki luas 700.000 meter persegi. Meski akan dibuka bulan ini, PKX baru dapat beroperasi secara penuh pada Juni 2020. Pasalnya, konstruksi PKX belum selesai 100%. Namun, pemerintah setempat optimistis proyek tersebut akan rampung sesuai dengan rencana dan tidak akan tertunda.
Konstruksi hanggar dan ruang pesawat tampak belum selesai. Dari semua ruang pesawat yang tersedia, baru sekitar 1/3 slot yang akan dialokasikan untuk maskapai China Eastern Airlines dan China Southern Airlines yang sudah selesai. Sisanya belum. Begitu pun dengan tempat pengisian bahan bakar yang baru selesai 30%. Adapun landasan terbang sudah selesai sekitar 92%.
“Infrastruktur pendukung juga sudah selesai 90%, seluruh jalan sudah tersambung,” ungkap Komisi Pembangunan Kota Pemerintah Beijing, dikutip The Straits Time. Sejauh ini bandara itu belum memiliki nama. Hanya, media lokal sering menyebutnya Bandara Daxing Beijing. Bandara itu dibangun untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di Bandara Internasional Beijing. Tujuan jangka panjangnya ialah untuk mengantarkan 100 juta penumpang dan 4 juta kargo per tahun.
Bandara itu akan terhubung dengan sistem transportasi canggih seperti kereta api cepat, subway, dan kereta antarkota. Untuk mengurangi jarak berjalan kaki di dalam bandara yang sangat luas, perusahaan pengelola bandara juga akan menyediakan berbagai alat penggerak seperti travelator, eskalator.
Maskapai penerbangan yang direncanakan beroperasi di Bandara Daxing Beijing ialah Aeroflot, Air France, Alitalia, China Airlines, China Eastern Airlines, China Southern Airlines, China United Airlines, Delta Airlines, Garuda Indonesia, Hebei Airlines, KLM, Korean Air, Shanghai Airlines, Vietnam Airlines, dan Xiamen.
China Eastern Airlines dan China Southern Airlines juga akan merelokasi sebagian operasi dari PEK ke PKX. Konstruksi PKX menghabiskan 1,6 juta kubik meter konsentrat dan 52.000 ton baja. Sama seperti PEK, PKX akan melayani jasa penerbangan domestik dan internasional. PKX diproyeksikan memiliki sembilan landasan.
Empat landasan dapat mengakomodasi 620.000 penerbangan per tahun. PKX lambat laun akan menggantikan PEX. Jika kapasitas bandara yang mencapai 100 juta orang per tahun terpenuhi, PKX akan menjadi bandara tersibuk di dunia melampaui Bandara Hartsfield-Jackson di Atlanta, Amerika Serikat.
Dalam 20 tahun ke depan, lalu lintas penumpang komersial di kawasan Asia-Pasifik diperkirakan akan meningkat sebesar 1,8 miliar, setara dengan jumlah penumpang di seluruh dunia. Negara-negara Asia memerlukan lebih banyak pesawat dan bandara. Penerbangan di China, Filipina, dan Singapura juga akan naik.
(don)