Desak Perang Yaman Diakhiri, Putin Kutip Alquran Surah al-Imran

Selasa, 17 September 2019 - 19:24 WIB
Desak Perang Yaman Diakhiri, Putin Kutip Alquran Surah al-Imran
Desak Perang Yaman Diakhiri, Putin Kutip Alquran Surah al-Imran
A A A
ANKARA - Presiden Rusia Vladimir Vladimorvich Putin mengutip dalil kitab suci Alquran ketika mendesak diakhirinya perang di Yaman yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Perang di negara miskin itu antara kelompok pemberontak Houthi Yaman dengan Koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi.

Berbicara di Ankara pada hari Senin bersama dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Iran Hassan Rouhani, Putin secara khusus mengutip salah satu ayat dari Surah al-Imran di kitab suci Alquran.

"Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu—ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Dia (Allah) menyatukan hatimu, dan atas nikmat-Nya kamu menjadi saudara," ucap Putin mengutip dalil kitab suci umat Islam itu, seperti dikutip Russia Today, Selasa (17/9/2019).

Dalil yang dikutip pemimpi Rusia itu adalah penggalan dari Surah al-Imran ayat 103. Putin tidak mengutip utuh ayat tersebut, melainkan penggalan di tengahnya.

Putin juga mereferensikan ajaran lain dalam Alquran tentang bagaimana kekerasan hanya sah untuk membela diri. Dalam seruannya itu, dia secara setengah bercanda menyarankan Arab Saudi membeli sistem pertahanan rudal udara Rusia, seperti yang telah dilakukan Iran dan Turki.

Referensi presiden Rusia terhadap dalil kitab suci Alquran disimak dengan baik oleh Erdogan dan Rouhani, yang masing-masing merupakan pemimpin Muslim. Keduanya mengangguk ketika Putin mengutip ayat dari Surah al-Imran untuk perdamaian.

Perang di Yaman pada mulanya adalah perang saudara antara pemberontak Houthi dan pemerintah Presiden Abd Rabbo Mansour Hadi. Pemerintah Hadi merupakan pemerintah yang diakui PBB dan didukung Arab Saudi.

Ketika pemerintahannya terpojok oleh serangan pemberontak Houthi, Hadi meminta bantuan Arab Saudi dan sekutunya. Atas permintaan itulah, Saudi dan sekutunya yang membentuk Koalisi Arab melakukan invasi di negara itu mulai tahun 2015.

Sejauh ini, perang masih berlangsung dan Houthi belum menyerah meski perang sudah berlangsung empat tahun terakhir. Sebaliknya, wilayah Saudi kerap jadi sasaran serangan rudal dan pesawat nirawak pemberontak Houthi. Pada Sabtu pekan lalu, kilang minyak terbesar Aramco Arab Saudi diserang secara besar-besaran, di mana Houthi mengklaim sebagai pelakunya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3589 seconds (0.1#10.140)