AS Gugat Pejabat Saudi dalam Serangan 9/11, tapi Nama Dirahasiakan
A
A
A
WASHINGTON - Otoritas hukum Amerika Serikat (AS) menggugat seorang pejabat Arab Saudi atas dugaan membantu mendalangi serangan teroris 11 September 2001 atau 9/11. Namun, Departemen Kehakiman Amerika menolak merilis nama pejabat tersebut untuk publik.
Departemen Kehakiman sepakat untuk mendeklasifikasi nama pejabat Saudi yang digugat tersebut. Pejabat itu diduga mengarahkan dua orang yang memiliki hubungan dengan pemerintah Saudi dalam membantu para pembajak pesawat untuk serangan 11 September 2001.
Departemen Kehakiman berencana merilis nama pejabat yang digugat hanya untuk keluarga korban serangan setelah mengajukan gugatan dengan proses yang panjang.
Alasan dokumen tentang pejabat tersebut tidak dirilis untuk publik karena "sifat yang luar biasa dari kasus tersebut".
Terry Strada, Ketua Keluarga dan Korban Bersatu untuk Keadilan Melawan Terorisme 9/11, menyambut baik langkah Departemen Kehakiman AS. FBI menunjukkan bahwa nama pejabat itu adalah bagian utama dari informasi yang dimiliki oleh penggugat dalam litigasi kasus 9/11.
"Kami tidak harus meminta informasi mendasar semacam ini, atau tetap berada dalam kegelapan, tentang peran Saudi dalam serangan itu," ujar Strada menindaklanjuti keputusan Departemen Kehakiman, seperti dikutip Russia Today, Jumat (13/9/2019). Keluarga-keluarga korban menuntut pemerintah Saudi dengan alasan pemerintah tersebut telah membantu mengoordinasikan serangan.
Nama individu itu dihapus dalam ringkasan dokumen 2012 dari penyelidikan FBI tentang kegiatan komunitas intelijen sebelum dan setelah serangan.
Sebanyak 15 dari 19 tersangka pembajak pesawat dalam serangan 9/11 berasal dari Arab Saudi. Namun, pemerintah di Riyadh menyangkal keterlibatan negara dalam serangan yang disalahkan pada al-Qaeda.
Khalid Sheikh Mohammed, yang dituduh sebagai dalang serangan itu telah mengajukan diri pada bulan Juli untuk membantu keluarga korban 9/11 untuk bersaksi melawan pemerintah Arab Saudi. Langkahnya itu untuk mengindiri hukuman mati. Dia telah dipenjara di Teluk Guantanamo selama 11 tahun dan sedang menunggu persidangan.
Departemen Kehakiman sepakat untuk mendeklasifikasi nama pejabat Saudi yang digugat tersebut. Pejabat itu diduga mengarahkan dua orang yang memiliki hubungan dengan pemerintah Saudi dalam membantu para pembajak pesawat untuk serangan 11 September 2001.
Departemen Kehakiman berencana merilis nama pejabat yang digugat hanya untuk keluarga korban serangan setelah mengajukan gugatan dengan proses yang panjang.
Alasan dokumen tentang pejabat tersebut tidak dirilis untuk publik karena "sifat yang luar biasa dari kasus tersebut".
Terry Strada, Ketua Keluarga dan Korban Bersatu untuk Keadilan Melawan Terorisme 9/11, menyambut baik langkah Departemen Kehakiman AS. FBI menunjukkan bahwa nama pejabat itu adalah bagian utama dari informasi yang dimiliki oleh penggugat dalam litigasi kasus 9/11.
"Kami tidak harus meminta informasi mendasar semacam ini, atau tetap berada dalam kegelapan, tentang peran Saudi dalam serangan itu," ujar Strada menindaklanjuti keputusan Departemen Kehakiman, seperti dikutip Russia Today, Jumat (13/9/2019). Keluarga-keluarga korban menuntut pemerintah Saudi dengan alasan pemerintah tersebut telah membantu mengoordinasikan serangan.
Nama individu itu dihapus dalam ringkasan dokumen 2012 dari penyelidikan FBI tentang kegiatan komunitas intelijen sebelum dan setelah serangan.
Sebanyak 15 dari 19 tersangka pembajak pesawat dalam serangan 9/11 berasal dari Arab Saudi. Namun, pemerintah di Riyadh menyangkal keterlibatan negara dalam serangan yang disalahkan pada al-Qaeda.
Khalid Sheikh Mohammed, yang dituduh sebagai dalang serangan itu telah mengajukan diri pada bulan Juli untuk membantu keluarga korban 9/11 untuk bersaksi melawan pemerintah Arab Saudi. Langkahnya itu untuk mengindiri hukuman mati. Dia telah dipenjara di Teluk Guantanamo selama 11 tahun dan sedang menunggu persidangan.
(mas)