BJ Habibie Wafat, Menlu Retno Sebut RI Kehilangan Negarawan Sejati

Rabu, 11 September 2019 - 21:08 WIB
BJ Habibie Wafat, Menlu...
BJ Habibie Wafat, Menlu Retno Sebut RI Kehilangan Negarawan Sejati
A A A
JAKARTA - Mantan Presiden Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie wafat di usia 83 tahun pada hari Rabu (11/9/2019). Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi menyampaikan belasungkawa.

Ucapan duka Menlu Retno ditulis melalui akun Twitternya, @Menlu_RI, dalam bahasa Inggris. "Our deepest condolences on the passing away of the 3rd President of the Republic of Indonesia, Bapak B.J. Habibie. (Belasungkawa kami yang terdalam atas wafatnya Presiden ke-3 Republik Indonesia, Bapak B.J. Habibie)," tulis Retno.

"We have lost a true statesman… an intelligent, always optimistic and positive figure. Rest in Peace, Bapak (Kami telah kehilangan negarawan sejati...sosok yang cerdas, selalu optimistis dan positif. Istirahatlah dengan tenang, Bapak.)," lanjut tweet Menlu Retno.

Putra Habibie, Thareq Kemal Habibie, mengatakan presiden ketiga Indonesia tersebut wafat di rumah sakit militer Gatot Subroto di Jakarta, tempat ia menjalani perawatan untuk masalah jantung sejak 1 September.

Habibie merupakan penerus Presiden Soeharto. Di eranya, Indonesia mengalami reformasi demokratis. Pemerintahannya juga mengizinkan referendum kemerdekaan untuk Timor Timur atau Timor Leste.

Masa kepresidenannya tercatat yang terpendek dalam sejarah Indonesia modern, tetapi transformatif.

Habibie dikenal sebagai seorang insinyur yang berpendidikan di Indonesia, Belanda dan Jerman. Dia menghabiskan hampir dua dekade bekerja untuk perusahaan pemmbuat pesawat Jerman Messerschmitt-Boelkow-Blohm, sebelum kembali ke Indonesia pada tahun 1974 untuk membantu Soeharto untuk mewujudkan industrialisasi ekonomi.

Ketika menjadi presiden, Habibie pernah meminta maaf atas pelanggaran HAM di masa lalu dan menguraikan program reformasi delapan poin untuk membangun masyarakat yang adil, terbuka dan demokratis.

Dia memerintahkan pembebasan tahanan politik, menghapus pembatasan pers dan mereformasi politik untuk memungkinkan pemilihan umum yang bebas. Pada 20 Oktober 1999, Habibie mundur dari pemilihan presiden selanjutnya.

Habibie lahir 25 Juni 1936, di kota Parepare Sulawesi Selatan. Dia adalah anak keempat dari delapan bersaudara.

Ayahnya adalah pria keturunan asli Sulawesi dan ibunya seorang bangsawan Jawa dari kesultanan Yogyakarta. Istri Habibie, Hasri Ainun Habibie, seorang dokter, meninggal pada tahun 2010.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1075 seconds (0.1#10.140)