Korban Tewas Badai Dorian di Bahama Terus Bertambah
A
A
A
NASSAU - Tim penyelamat terus mencari korban amuk Badai Dorian yang menghantam Bahama. Mereka menyambangi wilayah-wilayah yang terkena dampak paling darah dari terjangan salah satu badai Karibia paling kuat dalam catatan itu.
Seiring pencarian yang dilakukan tim penyelamat, jumlah korban tewas akibat Badai Dorian pun terus meningkat. Menurut beberapa laporan, jumlah korban tewas telah menyentuh angka 30.
Perdana Menteri Hubert Minnis mengkonfirmasi kepada CNN bahwa 30 orang tewas dalam badai dengan kategori 5 itu menghantam dan memporak-porandakan negara kepulauan itu selama 36 jam pada Minggu dan Senin lalu. Namun, jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat karena ratusan, mungkin ribuan korban, masih belum ditemukan.
Menteri Kesehatan Bahama, Duane Sands, mengatakan bahwa jumlah korban tewas "dapat mengejutkan."
"Kami membalsem mayat para korban sehingga kami memiliki kapasitas lebih saat menemukan mayat yang baru," katanya.
"Kami perlu memasukkan pendingin ke Abaco dan Grand Bahama, karena kami percaya bahwa kami mungkin tidak memiliki kapasitas untuk menyimpan mayat-mayat itu," katanya, merujuk pada dua pulau yang paling parah terkena dampak Badai Dorian seperti dikutip dari UPI, Jumat (6/9/2019).
Sebelumnya kepada radio Bahama, Sands mengatakan yang menjadi masalah saat ini adalah mengambil mayat korban dan memiliki cukup banyak orang yang memenuhi syarat untuk mengetahui penyebab kematian.
Sementara itu, penjaga pantai Amerika Serikat (AS) mengatakan telah menyelamatkan menyelamatkan 201 penduduk, terutama dari pulau-pulau yang dilanda badai di Bahama utara. Mereka menggunakan 11 helikopter untuk melakukan operasi pencarian dan penyelamatan.
"Prioritas darurat kami adalah untuk mendapatkan yang terluka kritis dan membantu pemerintah Bahama mendapatkan kembali infrastruktur sehingga aman, sanitasi dan layak huni - setidaknya untuk sementara - bagi orang-orang itu (pengungsi)," terang petinggi Penjaga Pantai AS James Passarelli.
Program Pangan Dunia mengatakan diperkirakan 60.000 orang sangat membutuhkan makanan dan bantuan lainnya dalam beberapa hari mendatang.
Miami Herald melaporkan kapal bantuan besar pertama dengan makanan dan persediaan lainnya tiba di Bahama barat laut pada hari Kamis. Sebuah kapal pesiar Royal Caribbean membawa perbekalan, yang kemudian dikirim ke darat dengan kapal tunda.
Sementara itu ribuan orang tetap terlantar tanpa tempat berlindung, air bersih, atau makanan di seluruh Bahama. Di Pulau Abaco, orang-orang yang selamat berkerumun di bagian kiri bandara menunggu untuk diselamatkan. Palang Merah mengatakan hampir setengah rumah di Abaco dan Grand Bahama rusak atau hancur.
"Rumah saya hancur," kata seorang penduduk yang bernama Nancy Albury. "Dan kami membuka pintu dan tidak ada yang tersisa."
Di satu daerah yang dikenal sebagai The Mudd, tempat tinggal banyak imigran Haiti yang tidak berdokumen, The Miami Herald melaporkan mayat-mayat tergeletak di antara puing-puing.
Satu-satunya bandara internasional Bahama, Freeport di Grand Bahama, mengalami kerusakan parah akibat badai, membuatnya lebih sulit untuk mendapatkan pasokan bantuan ke pulau itu. Terminal utama masih berdiri tetapi banyak dinding yang runtuh.
Warga Freeport Harold Williams dan putranya menyelamatkan kerabat yang terlantar dengan jet ski.
"Kurasa kita belum pernah melihat hal seperti ini seumur hidup kita," katanya. "Kehancuran total," imbuhnya.
Bahama telah memperketat kode bangunan untuk pembangunan rumah baru, tetapi beberapa warga mengatakan Badai Dorian menghancurkan mereka.
"Kamu tidak bisa mengatakan bahwa ada rumah di sana," kata penyelamat Brandon Clement ketika dia menembakkan rekaman dari helikopter. "Seperti sekelompok bahan bangunan diletakkan di penggiling besar dan dilemparkan ke tanah," terangnya.
Seiring pencarian yang dilakukan tim penyelamat, jumlah korban tewas akibat Badai Dorian pun terus meningkat. Menurut beberapa laporan, jumlah korban tewas telah menyentuh angka 30.
Perdana Menteri Hubert Minnis mengkonfirmasi kepada CNN bahwa 30 orang tewas dalam badai dengan kategori 5 itu menghantam dan memporak-porandakan negara kepulauan itu selama 36 jam pada Minggu dan Senin lalu. Namun, jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat karena ratusan, mungkin ribuan korban, masih belum ditemukan.
Menteri Kesehatan Bahama, Duane Sands, mengatakan bahwa jumlah korban tewas "dapat mengejutkan."
"Kami membalsem mayat para korban sehingga kami memiliki kapasitas lebih saat menemukan mayat yang baru," katanya.
"Kami perlu memasukkan pendingin ke Abaco dan Grand Bahama, karena kami percaya bahwa kami mungkin tidak memiliki kapasitas untuk menyimpan mayat-mayat itu," katanya, merujuk pada dua pulau yang paling parah terkena dampak Badai Dorian seperti dikutip dari UPI, Jumat (6/9/2019).
Sebelumnya kepada radio Bahama, Sands mengatakan yang menjadi masalah saat ini adalah mengambil mayat korban dan memiliki cukup banyak orang yang memenuhi syarat untuk mengetahui penyebab kematian.
Sementara itu, penjaga pantai Amerika Serikat (AS) mengatakan telah menyelamatkan menyelamatkan 201 penduduk, terutama dari pulau-pulau yang dilanda badai di Bahama utara. Mereka menggunakan 11 helikopter untuk melakukan operasi pencarian dan penyelamatan.
"Prioritas darurat kami adalah untuk mendapatkan yang terluka kritis dan membantu pemerintah Bahama mendapatkan kembali infrastruktur sehingga aman, sanitasi dan layak huni - setidaknya untuk sementara - bagi orang-orang itu (pengungsi)," terang petinggi Penjaga Pantai AS James Passarelli.
Program Pangan Dunia mengatakan diperkirakan 60.000 orang sangat membutuhkan makanan dan bantuan lainnya dalam beberapa hari mendatang.
Miami Herald melaporkan kapal bantuan besar pertama dengan makanan dan persediaan lainnya tiba di Bahama barat laut pada hari Kamis. Sebuah kapal pesiar Royal Caribbean membawa perbekalan, yang kemudian dikirim ke darat dengan kapal tunda.
Sementara itu ribuan orang tetap terlantar tanpa tempat berlindung, air bersih, atau makanan di seluruh Bahama. Di Pulau Abaco, orang-orang yang selamat berkerumun di bagian kiri bandara menunggu untuk diselamatkan. Palang Merah mengatakan hampir setengah rumah di Abaco dan Grand Bahama rusak atau hancur.
"Rumah saya hancur," kata seorang penduduk yang bernama Nancy Albury. "Dan kami membuka pintu dan tidak ada yang tersisa."
Di satu daerah yang dikenal sebagai The Mudd, tempat tinggal banyak imigran Haiti yang tidak berdokumen, The Miami Herald melaporkan mayat-mayat tergeletak di antara puing-puing.
Satu-satunya bandara internasional Bahama, Freeport di Grand Bahama, mengalami kerusakan parah akibat badai, membuatnya lebih sulit untuk mendapatkan pasokan bantuan ke pulau itu. Terminal utama masih berdiri tetapi banyak dinding yang runtuh.
Warga Freeport Harold Williams dan putranya menyelamatkan kerabat yang terlantar dengan jet ski.
"Kurasa kita belum pernah melihat hal seperti ini seumur hidup kita," katanya. "Kehancuran total," imbuhnya.
Bahama telah memperketat kode bangunan untuk pembangunan rumah baru, tetapi beberapa warga mengatakan Badai Dorian menghancurkan mereka.
"Kamu tidak bisa mengatakan bahwa ada rumah di sana," kata penyelamat Brandon Clement ketika dia menembakkan rekaman dari helikopter. "Seperti sekelompok bahan bangunan diletakkan di penggiling besar dan dilemparkan ke tanah," terangnya.
(ian)