Adik Kandung PM Inggris Mundur dari Jabatan Menteri

Jum'at, 06 September 2019 - 08:02 WIB
Adik Kandung PM Inggris...
Adik Kandung PM Inggris Mundur dari Jabatan Menteri
A A A
LONDON - Adik kandung Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson, Jo, mengundurkan diri dari jabatan menteri muda dan mundur dari posisi anggota parlemen. Jo Johnson menyebut alasan konflik antara kesetiaan pada keluarga dan kepentingan nasional.

Pengunduran diri Jo hanya beberapa hari setelah PM Johnson memecat 21 anggota parlemen dari Partai Konservatif karena tidak mendukung strategi Brexitnya. Mereka yang dipecat Johnson termasuk cucu Winston Churchill dan mantan menteri keuangan.

Sejak menjabat pada Juli, Johnson mencoba menyatukan Partai Konservatif yang terpecah akibat isu Brexit. Johnson ingin partai berkuasa itu mendukung strateginya agar Inggris keluar dari Uni Eropa (UE) dengan atau tanpa kesepakatan pada 31 Oktober mendatang. Jo Johnson, 47, sebelumnya menyatakan mendukung referendum kedua untuk menentukan apakah Inggris harus meninggalkan UE.

Namun dia menerima jabatan sebagai menteri muda di departemen bisnis dan pendidikan saat kakak kandungnya menjadi PM Inggris. “Suatu kehormatan mewakili Orpington selama 9 tahun dan melayani sebagai seorang menteri di bawah tiga Perdana Menteri,” tweet Jo Johnson di akun Twitternya.

Dia menambahkan, “Dalam beberapa pekan terakhir saya telah berpikir antara kesetiaan keluarga dan kepentingan nasional. Ini ketegangan tak terpecahkan dan waktu bagi yang lain untuk mengambil peran saya sebagai anggota parlemen dan menteri.” Belum jelas apakah dia akan segera mundur dari jabatan anggota parlemen atau hanya tidak maju lagi untuk pemilu berikutnya.

Dia telah menjadi anggota parlemen sejak 2010, menjabat beberapa peran di kementerian. PM Johnson pun mulai meluncurkan kampanye pemilu setelah parlemen menghalangi upayanya untuk Brexit tanpa kesepakatan. Dia menyebut aliansi partai-partai oposisi untuk menghalangi Brexit tanpa kesepakatan adalah kekalahan terhadap UE. Saat Inggris bergerak menuju pemilu, nasib Brexit masih tergantung tanpa kepastian setelah referendum tiga tahun lalu pada 2016.

Berbagai pilihan muncul mulai dari Brexit tanpa kesepakatan hingga meninggalkan seluruh strategi. Setelah berhasil mengontrol majelis rendah parlemen pada Rabu (4/9), aliansi partai-partai oposisi dan pembelot dari Partai Konservatif memaksa Johnson menunda Brexit tiga bulan daripada meninggalkan UE tanpa kesepakatan pada 31 Oktober.

Pemilu yang akan digelar itu pun semakin memecah Inggris di tengah krisis Brexit yang berkepanjangan. Dua pilihan utama yang ada sekarang adalah sikap radikal Johnson untuk meninggalkan UE pada 31 Oktober dengan atau tanpa kesepakatan. Atau tawaran Ketua Partai Buruh Jeremy Corbyn untuk menggelar referendum baru dengan pilihan tetap berada di Uni Eropa.

“Boris Johnson akan berpendapat bahwa ini saatnya bagi rakyat untuk memutuskan setelah parlemen menggagalkan mereka, jadi kita dapat menyelesaikan ini sekali dan selamanya,” papar juru bicara PM Inggris, dilansir Reuters. “Jeremy Corbyn terus tidak hanya menghalangi Brexit tapi sekarang menghentikan rakyat memiliki pendapat mereka dengan menolak pemilu.
(don)
Berita Terkait
Belajar Bahasa Inggris...
Belajar Bahasa Inggris Sambil Mancing di Kampung Inggris Sawangan
Kerajaan Inggris Resmi...
Kerajaan Inggris Resmi Deklarasikan Charles III sebagai Penguasa Inggris
PM Inggris Rishi Sunak...
PM Inggris Rishi Sunak Disebut Tidak Tersentuh
Otoritas Italia Perketat...
Otoritas Italia Perketat Prokes Fans Inggris Jelang Laga Ukraina vs Inggris
Kampung Inggris Kediri...
Kampung Inggris Kediri Sabet Dua Rekor MURI
Prabowo Bertemu PM Inggris...
Prabowo Bertemu PM Inggris Keir Starmer, Bahas Peningkatan Kerja Sama Indonesia-Inggris
Berita Terkini
Apa Kemampuan yang Dihadapi...
Apa Kemampuan yang Dihadapi AS Saat Memasuki 'Sarang Tawon' Houthi?
15 menit yang lalu
Arab Saudi, Qatar, India...
Arab Saudi, Qatar, India dan Pakistan Negara Pengimpor Senjata Terbesar di Dunia
59 menit yang lalu
Sekjen PBB Kaget Israel...
Sekjen PBB Kaget Israel Gempur Gaza, 322 Warga Palestina Tewas dan Hilang
1 jam yang lalu
AS bisa Akui Krimea...
AS bisa Akui Krimea sebagai Wilayah Rusia
2 jam yang lalu
5 Negara yang Dikuasai...
5 Negara yang Dikuasai Militer, Nomor 4 Tetangga Indonesia
3 jam yang lalu
Apakah Zelensky bisa...
Apakah Zelensky bisa Lengser dari Kursi Presiden Ukraina? Simak Ulasan Lengkapnya
4 jam yang lalu
Infografis
290 Senjata Nuklir Prancis...
290 Senjata Nuklir Prancis Ingin Lindungi Eropa dari Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved