Wina, Dua Kali Berturut Dipilih Jadi Kota Paling Layak Huni

Kamis, 05 September 2019 - 07:24 WIB
Wina, Dua Kali Berturut...
Wina, Dua Kali Berturut Dipilih Jadi Kota Paling Layak Huni
A A A
WINA - Kota ini dikenal dengan arsitektur kuno yang melegenda, dilengkapi dengan ruang terbuka hijau yang luas, dan ditambah dengan beragam kedai kopi unik. Kota itu adalah Wina, ibu kota Austria, dengan reputasi sebagai kota yang nyaman dan elegan. Kota tersebut pun menjadi kota yang paling layak huni di dunia.

Untuk dua kali berturut-turut, Wina dinobatkan sebagai kota paling terbaik untuk ditinggali di dunia. Dengan jaminan stabilitas baik politik dan ekonomi, budaya dan lingkungan yang mendukung, pendidikan dan infrastruktur yang sempurna, dan perawatan kesehatan terbaik bagi warganya, menjadikan Wina memang kota terbaik untuk dihuni di dunia ini.

Wina disusul Melbourne yang ditumbangkan Wina pada tahun lalu setelah tujuh tahun menempati singgasana sebagia kota paling layak huni. Sydney, Osaka dan Calgary masuk dalam lima besar Global Liveability Index yang mensurvei 140 kota di seluruh dunia. Penelitian itu dilakukan oleh The Economist Intelligence Unit (EIU).

Lucie Lamster Thury, seorang warga asal New York yang pindah ke Wina pada 2004 dan mengelola biro perjalanan wisata, mengungkapan Wina mengajarkan dirinya bagaimana hidup yang baik. “Saya datang dari Manhattan di mana kota itu keras kemudian pindah ke Wina yang memiliki ritmen pelan. Tapi, saya mencintai alur kehidupan di Wina,” katanya dilansir CNN.

Kenapa? “Wina itu relatif tenang, bersih, dan sangat berbudaya. Saya tidak pernah merasa aman seperti di Wina dibandingkan ketika saya di kota lain di Eropa atau pun Amerika Serikat,” ujar Thury. Dia mengungkapkan, Wina mampu mengubah kehidupannya. “Kota ini juga memperhatikan keseimbangan antara kerja dan istirahat. Kehidupan pribadi juga menjadi bagian penting dari pekerjaan,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Regional untuk Asia EIU Duncan Innes-Ker, mengungkapkan turun dan naiknya peringkat kota tergantung dengan kondisi yang nyata. “Kamu mendapatkan aktivitas budaya, kamu mendapatkan akses kesehatan dan pendidikan,” kata Innes-Ker ketika mendefinisikan sebagai kota yang layak huni, dilansir Bloomberg. Dia mengungkapkan kota yang mengalami permasalahan seperti kemacetan, kejahatan, dan menyebabkan air mata cenderung tidak layak huni.

Sementara itu, Sambutan meriah terjadi di Melbourne menyusul kota tersebut menduduki peringkat kedua sebagai kota yang paling layak huni. “Melbourne kembali menjadi kota terbaik di dunia,” demikian keterangan pers Pemerintah Kota Melbourne. Hal serupa juga diungkapkan Pemerintah Kota Sydney. “Sydney kembali naik peringkat sebagai kota layak ditinggali secara global,” demikian keterangan resmi Pemerintah Kota Sydney.

Wina dan Melbourne hanya selisih 0,7 poin saja. Wina mendapatkan nilai 99,1 dan Melbourne dengan 98,4. Sedangkan Sydney mendapatkan nilai 98,1. “Sydney naik dari peirngkat lima ke tiga karena perbaikan di nilai lingkungan dan budaya merefleksikan peningkatan mitigasi perubahan iklim sesuai dengan strategi Sydney Berkelanjutan 2030,” demikian keterangan Economist. Sydney tetap menjadi rival utama Melbourne.

“Hal yang penting diingat adalah indek Economist Intelligence Unit itu menggabungkan 30 indikator. Hanya empat yang dihitung secara kuantitatif,” kata Lucy Gunn, peneliti di Centre for Urban Research di Universitas RMIT Melbourne, dilansir Guardian. Dia mengungkapkan tidak ada objektivitas dalam pengembangan indeks tersebut, dan itu hanya sebagai alat marketing untuk membantu para eksekutif memahami kondisi kehidupan kota secara umum.

Gunn mengungkapkan, Sydney dan Melbourne hanya terpaut 0,3 poin saja. “Baik Melbourne dan Sydney merupakan kota yang layak dihuni bagi sama seperti seluruh kota di Asutralia lainnya,” katanya. Kemudian, meskipun posisi 10 besar didominasi kota-kota di Australia, Kanada, dan Jepang, kota-kota Eropa juga bersaing ketat.

Delapan kota dalam 20 besar adalah kota-kota di Eropa Utara, seperti Kopenhagen dan Wina yang masuk 10 besar, kemudian Zurich, Frankfurt, Jenewa yang menduduki posisi 11,12 dan 14. Helsinki, Amsterdam dan Hamburg juga masuk 10 besar, sedangkan Berlin dan Luxembourg pada posisi ke 21 dan 23.

Bagaimana kota-kota di Amerika Serikat? Honolulu menjadi kota terbaik yang layak huni di AS dengan posisi ke-22. Sedangkan kota lainnya seperti Atlanta, Pittsburgh, Seattle dan Washington, DC singgah pada posisi 40 besar. Chicago saja berada di urutan ke 41. London dan New York berada pada posisi ke 48 dan 58.

Kedua kota itu memiliki nilai yang bagus dalam hal budaya. Tetapi, kota itu memiliki nilai yang rendah dalam infrastruktur dan stabilitas karena rawan terhadap kejahatan dan terorisme. Bagaimana dengan Paris? Stabilitas ekonomi dan politik Paris yang diguncang dengan serangkaian demo anti-pemerintah, kota itu turun enam peringkat dibandingkan tahun lalu menjadi ke urutan 26.

Kalau Singapura hanya menempati urutan ke-40. Sedangkan Dubai hanya di posisi 70. Hong kong pada urutan ke-38 karena menghadapi serangkaian demonstrasi massal. “Saya pikir keselamatan mempengaruhi peringkat Hong Kong yang mengalami penurunan tajam,” kata Innes-Ker. Kalau Kairo dan New Delhi bermasalah dengan isu lingkungan dan kondisi polusi yang menyebabkan kualitas udara yang buruk.

Bagaimana dengan kota yang paling tidak layak dihuni? Damaskus di Suriah menjadi kota paling tidak layak dihuni, disusul Lagos, Nigeria, dan Dhaka, Bangladesh. Caracas, ibu kota Venezuela menjadi kota ke-10 yang paling tidak layak huni.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1583 seconds (0.1#10.140)