Soal Come Back ke G7, Dubes Rusia: Kami Tidak Tertarik
A
A
A
JAKARTA - Rusia mengatakan mereka tidak pernah meminta untuk kembali bergabung dalam G7. Hal itu disampaikan oleh Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva.
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dalam pertemuan G7 di Prancis beberapa waktu lalu mengangkat isu kembalinya Rusia dalam kelompok tersebut. Isu ini kemudian menjadi pembahasan hangat di G7, dengan adanya perbedaan pendapat antara anggota kelompok mengenai usulan Trump tersebut.
"Kami tidak meminta untuk diajak bergabung kembali dalam G7, kami tidak terlalu tertarik dengan format ini. Kami pikir, saat ini adalah format lain yang lebih relevan dari G7, contohnya adalah G20, untuk isu global," ucapnya di Jakarta pada Rabu (4/9/2019).
"Jika kami mendapatkan proposal dari anggota G7 untuk bergabung, kami akan mempertimbangkannya. Tapi, kami tidak meminta dan tidak mengajukan hal itu, saya pikir posisinya sangat jelas," sambungnya.
Diplomat senior Rusia itu lalu menuturkan, apa yang dibahas dalam G7 menggarisbawahi bahwa isu global tidak bisa diselesaikan tanpa kehadiran Rusia dan itu sudah cukup jelas.
"Semua ini, Rusia menjadi terisoliasi dan semua sanksi terhadap Rusia, itu semua sia-sia, sekarang akal sehat mulai muncul. Jika kami diminta untuk bergabung, kami akan mempertimbangkannya," ungkapnya.
G7 adalah sebuah blok informal negara-negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Kelompok ini telah ada sejak tahun 1976 untuk menyatukan Inggris, Jerman, Italia, Kanada, AS, Prancis dan Jepang.
Pada tahun 1997, ia berganti nama menjadi G8 setelah Rusia bergabung. Namun pada tahun 2014, negara-negara Barat memutuskan untuk kembali ke format G7 setelah perkembangan di Ukraina dan memburuknya hubungan dengan Rusia.
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dalam pertemuan G7 di Prancis beberapa waktu lalu mengangkat isu kembalinya Rusia dalam kelompok tersebut. Isu ini kemudian menjadi pembahasan hangat di G7, dengan adanya perbedaan pendapat antara anggota kelompok mengenai usulan Trump tersebut.
"Kami tidak meminta untuk diajak bergabung kembali dalam G7, kami tidak terlalu tertarik dengan format ini. Kami pikir, saat ini adalah format lain yang lebih relevan dari G7, contohnya adalah G20, untuk isu global," ucapnya di Jakarta pada Rabu (4/9/2019).
"Jika kami mendapatkan proposal dari anggota G7 untuk bergabung, kami akan mempertimbangkannya. Tapi, kami tidak meminta dan tidak mengajukan hal itu, saya pikir posisinya sangat jelas," sambungnya.
Diplomat senior Rusia itu lalu menuturkan, apa yang dibahas dalam G7 menggarisbawahi bahwa isu global tidak bisa diselesaikan tanpa kehadiran Rusia dan itu sudah cukup jelas.
"Semua ini, Rusia menjadi terisoliasi dan semua sanksi terhadap Rusia, itu semua sia-sia, sekarang akal sehat mulai muncul. Jika kami diminta untuk bergabung, kami akan mempertimbangkannya," ungkapnya.
G7 adalah sebuah blok informal negara-negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Kelompok ini telah ada sejak tahun 1976 untuk menyatukan Inggris, Jerman, Italia, Kanada, AS, Prancis dan Jepang.
Pada tahun 1997, ia berganti nama menjadi G8 setelah Rusia bergabung. Namun pada tahun 2014, negara-negara Barat memutuskan untuk kembali ke format G7 setelah perkembangan di Ukraina dan memburuknya hubungan dengan Rusia.
(ian)