Soal Nuklir, 3 Negara Eropa Desak Korut Kembali ke Meja Perundingan
A
A
A
BRUSSELS - Tiga negara Eropa yakni Inggris, Prancis, dan Jerman mendesak Korea Utara (Korut) untuk kembali menggelar pembicaraan denuklirisasi dengan Amerika Serikat (AS). Ketiga negara itu melemparkan kecaman keras atas uji coba rudal terbaru yang dilakukan oleh Korut.
Dalam sebuah pernyataan bersama yang dikeluarkan paska pertemuan dengan kepala politik PBB, Rosemary DiCarlo, ketiganya meminta Korut untuk terlibat dalam negosiasi yang berarti dengan AS.
"Upaya serius oleh Korut untuk terlibat kembali secara diplomatis dan membuat kemajuan dalam denuklirisasi adalah satu-satunya cara untuk menjamin keamanan dan stabilitas di semenanjung Korea dan di kawasan itu," kata pernyataan mereka.
"Sanksi internasional harus tetap ada dan ditegakkan secara penuh dan ketat sampai program nuklir dan rudal balistik Korut dibongkar," sambungnya, seperti dilansir Al Arabiya pada Rabu (28/8).
Banyak diplomat dan analis memuji 11 putaran sanksi PBB yang semakin keras, yang telah secara tajam memotong ekspor dan impor Korut. Sanksi ini dianggap dengan membantu mempromosikan pencairan hubungan antara Korut dan Korea Selatan, serta dan dua pertemuan Donald Trump dan Kim Jong-un.
Tetapi negosiasi antara AS dan Korut telah terhenti sejak pertemuan puncak Trump dan Jong-un kedua di Hanoi pada bulan Februari gagal mengenai apa yang AS gambarkan sebagai tuntutan berlebihan Korut untuk bantuan sanksi dengan imbalan hanya sebagian penyerahan kemampuan nuklirnya.
Dalam sebuah pernyataan bersama yang dikeluarkan paska pertemuan dengan kepala politik PBB, Rosemary DiCarlo, ketiganya meminta Korut untuk terlibat dalam negosiasi yang berarti dengan AS.
"Upaya serius oleh Korut untuk terlibat kembali secara diplomatis dan membuat kemajuan dalam denuklirisasi adalah satu-satunya cara untuk menjamin keamanan dan stabilitas di semenanjung Korea dan di kawasan itu," kata pernyataan mereka.
"Sanksi internasional harus tetap ada dan ditegakkan secara penuh dan ketat sampai program nuklir dan rudal balistik Korut dibongkar," sambungnya, seperti dilansir Al Arabiya pada Rabu (28/8).
Banyak diplomat dan analis memuji 11 putaran sanksi PBB yang semakin keras, yang telah secara tajam memotong ekspor dan impor Korut. Sanksi ini dianggap dengan membantu mempromosikan pencairan hubungan antara Korut dan Korea Selatan, serta dan dua pertemuan Donald Trump dan Kim Jong-un.
Tetapi negosiasi antara AS dan Korut telah terhenti sejak pertemuan puncak Trump dan Jong-un kedua di Hanoi pada bulan Februari gagal mengenai apa yang AS gambarkan sebagai tuntutan berlebihan Korut untuk bantuan sanksi dengan imbalan hanya sebagian penyerahan kemampuan nuklirnya.
(esn)