Iran Sebut Sistem Rudal Bavar Lebih Baik dari Patriot Milik AS
A
A
A
TEHERAN - Pejabat Pertahanan Iran, Brigjen Shahrokh Shahram, menyebut sistem rudal buatan dalam negerinya Bavar-373 lebih maju daripada sistem anti pesawat udara buatan Amerika Serikat (AS) Patriot.
"Bavar-373 telah dirancang dan dikembangkan dengan mempertimbangkan kebutuhan negara akan sistem pertahanan dengan jarak jauh," ujar Shahram seperti dikutip Sputnik dari kantor berita Iran, Fars, Sabtu (24/8/2019).
Ia lantas menjelaskan bahwa pengembangan Bavar-373 datang pada saat ketika Iran membutuhkan sistem rudal yang lebih kuat dari sistem rudal S-300 Rusia untuk bergulat dengan ancaman yang berkembang yang dihadapi oleh Negeri Mullah itu.
"Bavar-373 lebih baik daripada rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) dan sistem pertahanan udara Patriot buatan AS dalam hal karakteristik kinerja," menurut Kepala Organisasi Industri Elektronik Kementerian Pertahanan Iran ini.
Pernyataan itu disampaikannya sehari setelah Iran meluncurkan secara resmi Bavar-373 sebagai bagian dari perayaan Hari Industri Pertahanan Iran yang dihadiri oleh Presiden Hassan Rouhani. Selama upacara pembukaan, Rouhani mengatakan bahwa sistem rudal baru itu harus diintegrasikan ke dalam jaringan pertahanan rudal Iran.
Kantor berita resmi Iran, IRNA, melaporkan bahwa sistem rudal jarak jauh Bavar-373 cocok untuk geografi Iran dengan jangkauan lebih dari 200 kilometer dan bersaing dengan sistem rudal Rusia serta AS seperti S-300 dan Patriot.
Peluncuran Bavar-373 berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah setelah penyebaran kelompok tempur kapal induk AS di wilayah tersebut pada Mei lalu untuk mengirim "pesan langsung" ke Iran.
Ketegangan Washington-Teheran telah meningkat sejak Mei 2018 ketika Presiden Donald Trump menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran 2015, juga dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), dan menerapkan kembali sanksi ekonomi yang keras terhadap Teheran.Tepat satu tahun kemudian, Iran mengumumkan bahwa mereka telah menangguhkan sebagian dari kewajiban JCPOA-nya tetapi tetap berkomitmen terhadap kesepakatan itu.
"Bavar-373 telah dirancang dan dikembangkan dengan mempertimbangkan kebutuhan negara akan sistem pertahanan dengan jarak jauh," ujar Shahram seperti dikutip Sputnik dari kantor berita Iran, Fars, Sabtu (24/8/2019).
Ia lantas menjelaskan bahwa pengembangan Bavar-373 datang pada saat ketika Iran membutuhkan sistem rudal yang lebih kuat dari sistem rudal S-300 Rusia untuk bergulat dengan ancaman yang berkembang yang dihadapi oleh Negeri Mullah itu.
"Bavar-373 lebih baik daripada rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) dan sistem pertahanan udara Patriot buatan AS dalam hal karakteristik kinerja," menurut Kepala Organisasi Industri Elektronik Kementerian Pertahanan Iran ini.
Pernyataan itu disampaikannya sehari setelah Iran meluncurkan secara resmi Bavar-373 sebagai bagian dari perayaan Hari Industri Pertahanan Iran yang dihadiri oleh Presiden Hassan Rouhani. Selama upacara pembukaan, Rouhani mengatakan bahwa sistem rudal baru itu harus diintegrasikan ke dalam jaringan pertahanan rudal Iran.
Kantor berita resmi Iran, IRNA, melaporkan bahwa sistem rudal jarak jauh Bavar-373 cocok untuk geografi Iran dengan jangkauan lebih dari 200 kilometer dan bersaing dengan sistem rudal Rusia serta AS seperti S-300 dan Patriot.
Peluncuran Bavar-373 berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah setelah penyebaran kelompok tempur kapal induk AS di wilayah tersebut pada Mei lalu untuk mengirim "pesan langsung" ke Iran.
Ketegangan Washington-Teheran telah meningkat sejak Mei 2018 ketika Presiden Donald Trump menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran 2015, juga dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), dan menerapkan kembali sanksi ekonomi yang keras terhadap Teheran.Tepat satu tahun kemudian, Iran mengumumkan bahwa mereka telah menangguhkan sebagian dari kewajiban JCPOA-nya tetapi tetap berkomitmen terhadap kesepakatan itu.
(ian)