Jepang Sebut Korut Mampu Membuat Miniatur Hulu Ledak Nuklir
A
A
A
TOKYO - Jepang menyatakan Korea Utara (Korut) mampu membuat miniatur hulu ledak nuklir. Hal itu tertuang dalam laporan pertahanannya yang ditulis oleh media Jepang, Yomiuri Shimbun.
"Tokyo akan meningkatkan estimasi kemampuan nuklir rejim Korea Utara, setelah tahun lalu hanya mengatakan hal teknis tersebut suatu kemungkinan," tulis surat kabar Yomiuri Shimbun yang konservatif tanpa mengutip sumber seperti dilansir dari The Guardian, Rabu (21/8/2019).
Laporan pertahanan akan mempertahankan pendapat Jepang bahwa program nuklir dan rudal balistik Korut menimbulkan ancaman serius dan mungkin saja terjadi terhadap keamanannya setelah pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Pemimpin Korut, Kim Jong-un, yang gagal membuat kemajuan dalam denuklirisasi.
"Laporan itu diperkirakan akan mendapat persetujuan kabinet pada pertengahan September," tulis Yomiuri.
Dalam buku putih pertahanan tahun lalu, Jepang mengatakan senjata nuklir dan rudal Korut merupakan ancaman serius dan segera akan terjadi terhadap keamanannya. Buku itu juga menambahkan bahwa lingkungan keamanan di sekitar Jepang telah menjadi "semakin parah", meskipun ada dialog antara Washington dan Pyongyang.
Korut telah melakukan enam kali uji coba peluncuran rudal jarak pendek dalam beberapa waktu pekan terakhir, dalam upaya nyata untuk menekan Washington agar membuat konsesi dalam setiap pembicaraan di masa depan mengenai program senjata nuklir Pyongyang.
Awal tahun ini sebuah laporan dari Rand Corporation, sebuah thinktank yang berbasis di California yang hubungan dekat dengan militer AS, mengatakan Korut dapat memiliki sebanyak 100 hulu ledak nuklir pada tahun 2020.
"Pengembangan senjata nuklir dan rudal balistik Korea Utara yang sedang berlangsung meningkatkan kemungkinan penggunaannya terhadap negara-negara kawasan, yang meningkatkan ketidakstabilan di seluruh kawasan dan sekitarnya, sehingga memengaruhi kepentingan vital AS," kata laporan itu.
Pada tahun 2017, penilaian intelijen AS yang bocor menyimpulkan bahwa Korut telah mengembangkan teknologi untuk memproduksi hulu ledak nuklir yang cukup kecil untuk muat di dalam rudal. Secara teoritis hal ini memberikan kemampuan untuk mengirim rudal balistik antarbenua bersenjata nuklir (ICBM) ke target yang jauh, termasuk daratan AS.
Rudal jarak pendek dan menengah Korut dapat menyerang Korea Selatan (Korsel) dan Jepang, termasuk aset militer AS di negara-negara tersebut.
"IC (komunitas intelijen) menilai Korea Utara telah menghasilkan senjata nuklir untuk pengiriman rudal balistik, termasuk pengiriman rudal kelas ICBM," kata penilaian itu, menurut Washington Post.
"Tokyo akan meningkatkan estimasi kemampuan nuklir rejim Korea Utara, setelah tahun lalu hanya mengatakan hal teknis tersebut suatu kemungkinan," tulis surat kabar Yomiuri Shimbun yang konservatif tanpa mengutip sumber seperti dilansir dari The Guardian, Rabu (21/8/2019).
Laporan pertahanan akan mempertahankan pendapat Jepang bahwa program nuklir dan rudal balistik Korut menimbulkan ancaman serius dan mungkin saja terjadi terhadap keamanannya setelah pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Pemimpin Korut, Kim Jong-un, yang gagal membuat kemajuan dalam denuklirisasi.
"Laporan itu diperkirakan akan mendapat persetujuan kabinet pada pertengahan September," tulis Yomiuri.
Dalam buku putih pertahanan tahun lalu, Jepang mengatakan senjata nuklir dan rudal Korut merupakan ancaman serius dan segera akan terjadi terhadap keamanannya. Buku itu juga menambahkan bahwa lingkungan keamanan di sekitar Jepang telah menjadi "semakin parah", meskipun ada dialog antara Washington dan Pyongyang.
Korut telah melakukan enam kali uji coba peluncuran rudal jarak pendek dalam beberapa waktu pekan terakhir, dalam upaya nyata untuk menekan Washington agar membuat konsesi dalam setiap pembicaraan di masa depan mengenai program senjata nuklir Pyongyang.
Awal tahun ini sebuah laporan dari Rand Corporation, sebuah thinktank yang berbasis di California yang hubungan dekat dengan militer AS, mengatakan Korut dapat memiliki sebanyak 100 hulu ledak nuklir pada tahun 2020.
"Pengembangan senjata nuklir dan rudal balistik Korea Utara yang sedang berlangsung meningkatkan kemungkinan penggunaannya terhadap negara-negara kawasan, yang meningkatkan ketidakstabilan di seluruh kawasan dan sekitarnya, sehingga memengaruhi kepentingan vital AS," kata laporan itu.
Pada tahun 2017, penilaian intelijen AS yang bocor menyimpulkan bahwa Korut telah mengembangkan teknologi untuk memproduksi hulu ledak nuklir yang cukup kecil untuk muat di dalam rudal. Secara teoritis hal ini memberikan kemampuan untuk mengirim rudal balistik antarbenua bersenjata nuklir (ICBM) ke target yang jauh, termasuk daratan AS.
Rudal jarak pendek dan menengah Korut dapat menyerang Korea Selatan (Korsel) dan Jepang, termasuk aset militer AS di negara-negara tersebut.
"IC (komunitas intelijen) menilai Korea Utara telah menghasilkan senjata nuklir untuk pengiriman rudal balistik, termasuk pengiriman rudal kelas ICBM," kata penilaian itu, menurut Washington Post.
(ian)