Viral Polisi Rasis AS: Berkuda, Giring Pria Kulit Hitam dengan Tali
A
A
A
GALVESTON - Aksi dua polisi kulit putih di Texas, Amerika Serikat (AS) , memicu kemarahan publik di seluruh negara tersebut. Kedua polisi itu naik kuda sembari menggiring tersangka pria kulit hitam dengan seutas tali menuju kantor polisi.
Para polisi itu bertugas di kota Galveston, Texas. Aksi mereka yang viral di media sosial dianggap mengumbar sentimen rasial dan mengingatkan pada sejarah panjang kekerasan, pebudakan dan rasisme terhadap orang Afrika-Amerika selama era segregasi.
Publik Amerika bertanya-tanya mengapa pria kulit hitam itu tidak dibawa ke kantor polisi dengan mobil, melainkan digiring dengan tali.
Kepala Polisi Kota Galveston, Vernon Hale, mengeluarkan permintaan maaf setelah kejadian itu. Namun, pernyataannya mengundang lebih banyak kritik karena dianggap sebagai pernyataan yang lemah.
Hale mengatakan pria kulit hitam tersebut bernama Donald Neely, 43. Dia ditangkap pada hari Sabtu karena melakukan tindakan kriminal. Tersangka tersebut, lanjut Hale, memang seharusnya dibawa ke kantor itu dengan mobil petugas, dan bukannya petugas menggiringnya sembari naik kuda.
Dalam beberapa foto yang beredar, Neely diikat dengan tali. Pria kulit hitam itu berjalan dengan diapit dua polisi kulit putih berkuda. Salah satu polisi memegang ujung tali biru yang mengingkat tangan tersangka.
"Meskipun ini adalah teknik yang terlatih dan praktik terbaik dalam beberapa skenario, saya percaya petugas kami menunjukkan penilaian yang buruk dalam hal ini," kata Hale dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan hari Senin di Facebook.
"Pertama dan paling utama saya harus minta maaf kepada Neely atas rasa malu yang tidak perlu ini," kata Hale. Dia menambahkan, kebijakan telah diubah sehingga teknik semacam itu tidak lagi digunakan petugas.
Menyusul kecaman dan kemarahan yang meluas, polisi Galveston mengatakan akan mengakhiri praktik tersebut.
Departemen kepolisian mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Kami memahami persepsi negatif dari tindakan ini dan percaya bahwa paling tepat untuk menghentikan penggunaan teknik ini."
Adik ipar Neely, Christin Neely, termasuk di antara banyak warga AS yang mengkritik polisi Galveston. "Neely telah diperlakukan seperti binatang," katanya. Menurutnya, Neely merupakan tunawisma dan menderita sakit mental. Keluarga sering berjuang untuk menemukannya.
"Sekarang bayangkan scrolling FB (Facebook) dan melihat orang yang dicintai dikawal ke penjara dengan berjalan kaki oleh dua petugas dengan kuda, tangan diborgol di belakang punggungnya dengan tali terpasang. Tahun 2019?," tulis Christin Neely, dikutip The Guardian, Rabu (7/8/2019).
Para polisi itu bertugas di kota Galveston, Texas. Aksi mereka yang viral di media sosial dianggap mengumbar sentimen rasial dan mengingatkan pada sejarah panjang kekerasan, pebudakan dan rasisme terhadap orang Afrika-Amerika selama era segregasi.
Publik Amerika bertanya-tanya mengapa pria kulit hitam itu tidak dibawa ke kantor polisi dengan mobil, melainkan digiring dengan tali.
Kepala Polisi Kota Galveston, Vernon Hale, mengeluarkan permintaan maaf setelah kejadian itu. Namun, pernyataannya mengundang lebih banyak kritik karena dianggap sebagai pernyataan yang lemah.
Hale mengatakan pria kulit hitam tersebut bernama Donald Neely, 43. Dia ditangkap pada hari Sabtu karena melakukan tindakan kriminal. Tersangka tersebut, lanjut Hale, memang seharusnya dibawa ke kantor itu dengan mobil petugas, dan bukannya petugas menggiringnya sembari naik kuda.
Dalam beberapa foto yang beredar, Neely diikat dengan tali. Pria kulit hitam itu berjalan dengan diapit dua polisi kulit putih berkuda. Salah satu polisi memegang ujung tali biru yang mengingkat tangan tersangka.
"Meskipun ini adalah teknik yang terlatih dan praktik terbaik dalam beberapa skenario, saya percaya petugas kami menunjukkan penilaian yang buruk dalam hal ini," kata Hale dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan hari Senin di Facebook.
"Pertama dan paling utama saya harus minta maaf kepada Neely atas rasa malu yang tidak perlu ini," kata Hale. Dia menambahkan, kebijakan telah diubah sehingga teknik semacam itu tidak lagi digunakan petugas.
Menyusul kecaman dan kemarahan yang meluas, polisi Galveston mengatakan akan mengakhiri praktik tersebut.
Departemen kepolisian mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Kami memahami persepsi negatif dari tindakan ini dan percaya bahwa paling tepat untuk menghentikan penggunaan teknik ini."
Adik ipar Neely, Christin Neely, termasuk di antara banyak warga AS yang mengkritik polisi Galveston. "Neely telah diperlakukan seperti binatang," katanya. Menurutnya, Neely merupakan tunawisma dan menderita sakit mental. Keluarga sering berjuang untuk menemukannya.
"Sekarang bayangkan scrolling FB (Facebook) dan melihat orang yang dicintai dikawal ke penjara dengan berjalan kaki oleh dua petugas dengan kuda, tangan diborgol di belakang punggungnya dengan tali terpasang. Tahun 2019?," tulis Christin Neely, dikutip The Guardian, Rabu (7/8/2019).
(mas)