AS-Korsel Latihan Perang, Korut: AS Menghasut Ketegangan Militer

Selasa, 06 Agustus 2019 - 20:16 WIB
AS-Korsel Latihan Perang, Korut: AS Menghasut Ketegangan Militer
AS-Korsel Latihan Perang, Korut: AS Menghasut Ketegangan Militer
A A A
JENEWA - Pemerintah Korea Utara (Korut) menuduh Amerika Serikat (AS) menghasut ketegangan militer karena mengadakan latihan perang gabungan dengan Korea Selatan (Korsel). Rezim Kim Jong-un bersumpah akan mengambil langkah-langkah untuk mempertahankan diri.

Tudingan dari Pyongyang itu disampaikan diplomat Korut di Jenewa, Ju Yong Chol, dalam Konferensi Perlucutan Senjata yang disponsori PBB pada Selasa (6/8/2019).

"Pyongyang harus mempertimbangkan kembali langkah-langkah utama yang telah kami ambil sejauh ini," katanya.

Dia tidak menyinggung penembakan rudal terbaru Korea Utara ke lepas pantai timurnya pada har ini. Itu merupakan penembakan rudal yang keempat kalinya dalam waktu kurang dari dua minggu.

"Meskipun otoritas AS dan Korea Selatan melakukan segala cara untuk membenarkan latihan militer ini, mereka tidak dapat menyembunyikan atau menghapus sifat agresifnya dengan cara apa pun," kata Ju kepada forum, dikutip Reuters.

"Yang lebih serius adalah bahwa Amerika Serikat menghasut ketegangan militer yang bermusuhan dengan DPRK (Republik Rakyat Demokratik Korea—nama resmi Korut) dengan mengerahkan sejumlah besar perangkat keras militer ofensif terbaru di Korea Selatan, dengan mengabaikan komitmennya untuk menangguhkan latihan militer bersama yang dijanjikan di pertemuan puncak," ujar Ju mengacu pada pertemuan puncak antara pemimpin Korut Kim Jong-un dengan Presiden AS Donald Trump.

"Ini memaksa Korea Utara untuk mengembangkan, menguji, dan menggunakan sarana fisik yang kuat, yang penting, untuk pertahanan nasional kami," imbuh Ju.

Duta Besar Perlucutan Senjata AS Robert Wood mengambil langkah untuk menolak tuduhan diplomat Korut. "Biarkan saya jelaskan, Amerika Serikat tidak menghasut ketegangan militer," katanya.

Dia mengatakan Amerika Serikat berkomitmen untuk denuklirisasi Korea Utara, seperti yang disetujui oleh Kim Jong-un dan Presiden Donald Trump pada pertemuan puncak pertama mereka tahun lalu di Singapura.

"Kami sangat menantikan untuk kembali ke (meja) diskusi dengan Korea Utara untuk melaksanakan visi yang ditetapkan pada pertemuan puncak oleh Presiden Trump dan pemimpin Kim," kata Wood.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7807 seconds (0.1#10.140)