Abaikan Ancaman Korut, AS-Korsel Tetap Gelar Latihan Militer

Kamis, 01 Agustus 2019 - 07:02 WIB
Abaikan Ancaman Korut,...
Abaikan Ancaman Korut, AS-Korsel Tetap Gelar Latihan Militer
A A A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) tidak berencana untuk melakukan perubahan pada latihan militer dengan Korea Selatan (Korsel). Hal itu diungkapkan pejabat senior pertahanan AS, meski Korea Utara (Korut) melakukan serangkaian peluncuran rudal untuk menekan Seoul dan Washington agar menghentikan latihan bersama.

Militer AS dan Korsel berencana untuk mengadakan latihan bersama pada Agustus ini, yang dikenal sebagai Dong Maeng. Latihan ini diyakini sebagai versi ramping dari latihan tahunan yang dulu dikenal sebagai latihan Penjaga Kebebasan Ulchi, yang mencakup ribuan tentara AS.

Korut menembakkan dua rudal balistik jarak pendek pada hari Rabu setelah dua tes rudal yang sama pekan lalu. Peluncuran ini meningkatkan pertaruhan bagi diplomat AS dan Korsel yang berharap untuk memulai kembali pembicaraan mengenai denuklirisasi Korut.

"Tidak ada penyesuaian atau perubahan dalam rencana yang kami ketahui atau rencanakan," kata pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonimitas, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (1/8/2019).

Tidak jelas berapa banyak pasukan AS yang akan terlibat dalam latihan ini, tetapi pejabat itu mencatat bahwa latihan tersebut, seperti di masa lalu, akan memiliki porsi simulasi komputer yang besar.

"Hal utama yang ingin Anda uji, jalankan, latihan adalah membuat keputusan dalam lingkungan pengambilan keputusan gabungan karena kami memiliki struktur komando terpadu," terang pejabat itu.

Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un telah bertemu pada 30 Juni lalu, tetapi sejak itu Pyongyang menuduh Washington melanggar janji dengan merencanakan latihan militer dan memperingatkan latihan itu dapat menggagalkan pembicaraan denuklirisasi.

Kantor berita Korut, KCNA, mengulangi seruan agar AS dan Korsel mengakhiri latihan "bermusuhan" bersama mereka, tetapi tidak menyebut peluncuran rudal itu.

Korsel sebelumnya mengatakan bahwa latihan militer gabungan itu akan berjalan terus, menyangkal tuduhan Pyongyang yang membuatnya akan melanggar kesepakatan yang dibuat antara Trump dan Kim.

"Kita harus melakukan dua hal: kita harus memberikan ruang yang tepat bagi diplomat untuk diplomasi mereka dan membantu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pembicaraan ketika mereka melanjutkan dan kita harus menjaga kesiapan," kata pejabat AS itu.

Menteri Pertahanan AS yang baru ditunjuk Mark Esper akan melakukan kunjungan resmi pertamanya ke Seoul, yang Pentagon katakan pada hari Selasa dijadwalkan sebagai bagian dari tur Asia pada bulan Agustus.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6376 seconds (0.1#10.140)