China Berikan Bantuan Rp. 14 Miliar ke Palestina
A
A
A
BEIJING - China dilaporkan telah menyalurkan bantuan kepada Palestina sebesar USD 1 juta atau sekitar Rp. 14 miliar. Bantuan itu disalurkan Beijing melalui Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA).
Kesepakatan pemberian bantuan, yang difokuskan untuk program makanan di Gaza, diteken dalam pertemuan antara Kantor urusan Palestina China, Guo Wei dan pejabat senior UNRWA, Marc Lassouaoui.
Guo, seperti dilansir Xinhua pada Rabu (31/7), dalam pertemuan itu menegaskan bahwa China akan terus memberikan dukungan terhadap pengungsi Palestina melalui saluran bilateral dan multilateral.
"Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah China telah meningkatkan donasinya untuk UNRWA, dan kami juga mendukung para pengungsi Palestina melalui saluran bilateral," katanya dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, Lassouaoui menyuarakan apresiasinya terhadap upaya China. Dia mengatakan kontribusi dari China, akan memberikan bantuan kepada sejumlah besar warga Gaza yang membutuhkan makanan.
UNRWA sendiri diketahui saat ini tengah dalam masalah keuangan, setelah Amerika Serikat (AS), yang merupakan donor terbesar mereka, memutuskan untuk menghentikan bantuan tahun lalu.
Kesepakatan pemberian bantuan, yang difokuskan untuk program makanan di Gaza, diteken dalam pertemuan antara Kantor urusan Palestina China, Guo Wei dan pejabat senior UNRWA, Marc Lassouaoui.
Guo, seperti dilansir Xinhua pada Rabu (31/7), dalam pertemuan itu menegaskan bahwa China akan terus memberikan dukungan terhadap pengungsi Palestina melalui saluran bilateral dan multilateral.
"Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah China telah meningkatkan donasinya untuk UNRWA, dan kami juga mendukung para pengungsi Palestina melalui saluran bilateral," katanya dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, Lassouaoui menyuarakan apresiasinya terhadap upaya China. Dia mengatakan kontribusi dari China, akan memberikan bantuan kepada sejumlah besar warga Gaza yang membutuhkan makanan.
UNRWA sendiri diketahui saat ini tengah dalam masalah keuangan, setelah Amerika Serikat (AS), yang merupakan donor terbesar mereka, memutuskan untuk menghentikan bantuan tahun lalu.
(esn)