Iran Klaim Mampu Deteksi Jet Tempur Siluman Amerika
A
A
A
TEHERAN - Komandan Angkatan Udara Republik Islam Iran, Jenderal Alireza Sabahi Fard, mengklaim militer negaranya mampu mendeteksi pesawat jet tempur siluman Amerika Serikat (AS). Pesawat tempur Amerika yang berteknologi siluman saat ini adalah F-22 dan F-35.
"Hari ini, Iran dapat mendeteksi berbagai jenis pesawat siluman, dan ini hanya sebagian dari kemampuan kami," katanya, dikutip Mehr News. "Hari ini kami mandiri dalam mengembangkan sistem radar dan mampu mendeteksi berbagai pesawat modern Amerika."
"Kekuatan pertahanan kami telah membuat musuh sadar bahwa jika mereka terlibat dalam konflik dengan kami, mereka akan menderita kerusakan parah," imbuh Jenderal Fard, yang dilansir Jerusalem Post, Selasa (30/7/2019).
Fard sebelumnya menjabat sebagai komandan Pangkalan Udara Khatam al-Anbiya. Dia menggantikan Brigadir Jenderal Farzad Ismaili yang dipecat atas rekomendasi Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei. (Baca: Komandan Teheran Ini Rahasiakan Jet F-35 Israel Tembus Langit Iran )
Menurut laporan di koran Kuwait, Al-Jarida, Ismaili dipecat setelah jet tempur siluman F-35 Adir Israel menembus ke wilayah udara Iran pada Maret 2018 dan terbang di atas pangkalan sensitif di seluruh negara itu tanpa terdeteksi. Ismaili, menurut laporan itu, sebenarnya tahu jika sistem pertahanan Iran kebobolan tapi tidak melapor.
Angkatan Udara Israel saat ini memiliki 16 unit pesawat jet tempur F-35 Adir dan diperkirakan akan menerima total 50 pesawat untuk membuat dua skuadron penuh pada tahun 2024.
F-35 Adir telah mengambil bagian dalam beberapa operasi di wilayah Timur Tengah selama dua tahun terakhir, dan menjadikan negara Yahudi itu sebagai negara pertama yang menggunakan pesawat tempur siluman dalam misi tempur.
Pada akhir April, Angkatan Udara Israel (IAF) membuka skuadron kedua jet tempur siluman F-35 yang dinamai "Defenders of the Negev", di mana pesawat pertama diharapkan tiba pada awal tahun depan.
Pesawat siluman memiliki karakteristik khusus yang kecil kemungkinan bisa terdeteksi radar musuh. Teknologi itulah yang memungkinkannya untuk beroperasi jauh di dalam wilayah musuh dan menghindari sistem pertahanan rudal canggih seperti S-300 dan S-400 buatan Rusia yang telah dikerahkan Suriah dan Iran.
Dengan kemampuan dukungan udara yang dekat dan beragam sensor, pilot dari jet siluman memiliki akses informasi yang tak tertandingi saat berada di udara.
"Hari ini, Iran dapat mendeteksi berbagai jenis pesawat siluman, dan ini hanya sebagian dari kemampuan kami," katanya, dikutip Mehr News. "Hari ini kami mandiri dalam mengembangkan sistem radar dan mampu mendeteksi berbagai pesawat modern Amerika."
"Kekuatan pertahanan kami telah membuat musuh sadar bahwa jika mereka terlibat dalam konflik dengan kami, mereka akan menderita kerusakan parah," imbuh Jenderal Fard, yang dilansir Jerusalem Post, Selasa (30/7/2019).
Fard sebelumnya menjabat sebagai komandan Pangkalan Udara Khatam al-Anbiya. Dia menggantikan Brigadir Jenderal Farzad Ismaili yang dipecat atas rekomendasi Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei. (Baca: Komandan Teheran Ini Rahasiakan Jet F-35 Israel Tembus Langit Iran )
Menurut laporan di koran Kuwait, Al-Jarida, Ismaili dipecat setelah jet tempur siluman F-35 Adir Israel menembus ke wilayah udara Iran pada Maret 2018 dan terbang di atas pangkalan sensitif di seluruh negara itu tanpa terdeteksi. Ismaili, menurut laporan itu, sebenarnya tahu jika sistem pertahanan Iran kebobolan tapi tidak melapor.
Angkatan Udara Israel saat ini memiliki 16 unit pesawat jet tempur F-35 Adir dan diperkirakan akan menerima total 50 pesawat untuk membuat dua skuadron penuh pada tahun 2024.
F-35 Adir telah mengambil bagian dalam beberapa operasi di wilayah Timur Tengah selama dua tahun terakhir, dan menjadikan negara Yahudi itu sebagai negara pertama yang menggunakan pesawat tempur siluman dalam misi tempur.
Pada akhir April, Angkatan Udara Israel (IAF) membuka skuadron kedua jet tempur siluman F-35 yang dinamai "Defenders of the Negev", di mana pesawat pertama diharapkan tiba pada awal tahun depan.
Pesawat siluman memiliki karakteristik khusus yang kecil kemungkinan bisa terdeteksi radar musuh. Teknologi itulah yang memungkinkannya untuk beroperasi jauh di dalam wilayah musuh dan menghindari sistem pertahanan rudal canggih seperti S-300 dan S-400 buatan Rusia yang telah dikerahkan Suriah dan Iran.
Dengan kemampuan dukungan udara yang dekat dan beragam sensor, pilot dari jet siluman memiliki akses informasi yang tak tertandingi saat berada di udara.
(mas)