Ratcliffe Ditunjuk Sebagai Kepala Intelijen Amerika Serikat
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan dia akan mencalonkan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) John Ratcliffe untuk menggantikan Dan Coats sebagai kepala intelijen AS.
Ratcliffe berasal dari Partai Republik Texas yang membela Trump dalam pemeriksaan terbaru Kongres. Coats merupakan direktur intelijen nasional AS (DNI) yang berselisih dengan trump terkait berbagai isu yang melibatkan Rusia, Iran dan Korea Utara (Korut). Coats akan mundur pada 15 Agustus seperti diumumkan Trump di Twitter.
“John akan memimpin dan menginspirtasi kehebatan untuk Negara yang dia cintai. Terima kasih Coats atas jasa besarnya pada Negara kita,” tweet Trump yang menambahkan direktur pelaksana akan ditunjuk segera.
Posisi direktur intelijen nasional dibentuk setelah serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat (AS). Direktur intelijen nasional mengawasi 17 badan intelijen sipil dan militer AS, termasuk Badan Intelijen Sentral (CIA).
Ratcliffe merupakan anggota komite intelijen dan yudisial DPR AS yang membela Trump saat mantan Penasehat Khusus Robert Mueller memberi keterangan di Kongres pada Rabu (24/7) tentang investigasi dua tahun intervensi Rusia dalam pemilu presiden 2016 dan kemungkinan menghalangi proses hukum.
Ratcliffe menuduh Mueller melampaui otoritasnya dalam laporan potensi Trump menghalangi penyelidikan setelah Mueller memutuskan tidak membuat kesimpulan tentang apakah Trump melakukan kejahatan. Ratcliffe sepakat bahwa Trump tidak berada di atas hukum tapi presiden AS tidak berada di bawah hukum.
Sebagai mantan kejaksaan AS dan walikota Heath, Texas, pinggiran Dallas, Ratcliffe juga bekerja di firma hukum yang dikelola mantan jaksa John Ashcroft, tokoh konservatif dari Missouri. Ratcliffe bergabung Kongres pada 2015 dan beberapa pemimpin Partai Republik mendorongnya ditunjuk sebagai jaksa agung AS tahun lalu setelah Trump memecat Jeff Sessions dari peran itu.
Anggota kongres itu membantu memimpin investigasi kongres terkait penggunaan server email pribadi calon presiden Partai Demokrat Hillary Clinton dan keputusan mantan direktur FBI James Comey untuk tidak merekomendasikan dakwaan kriminat pada Hillary.
Sejumlah sumber menyatakan mereka tidak mengetahui riwayat atau sejarah bahwa Ratcliffe tepat untuk posisi DNI. Ratcliffe hanya menjabat di Komite Seleksi Permanen DPR untuk Intelijen yang mengawasi badan-badan intelijen AS bersama mitra dari Senat AS selama enam bulan.
Ketua Senat minoritas Chuck Schumer dari Partai Demokrat New York mengkritik pilihan Trump pada Ratcliffe. Menurut Schumer, pemilihan itu jelas karena Ratcliffe sangat setia pada Presiden Trump dalam pemeriksaan terhadap Mueller. “Jika Senat Republik mengangkat seorang pemain partisan yang membutuhkan keahlian intleijen dan non-partisan, ini akan menjadi kesalahan besar,” kata Schumer.
Dalam surat pengunduran dirinya, Coats menyatakan dia sepakat pada permintaan Trump pada Februari lalu bahwa dia tetap menjabat dan yakin komunitas intelijen AS memiliki kemampuan melindungi negara, termasuk mengatasi berbagai ancaman pada pemilu.
“Komunitas Intelijen lebih kuat dibandingkan sebelumnay dan semakin baik menghadapi berbagai tantangan dan peluang baru. Sebagai hasilnya, saya sekarang yakin ini saatnya bagi saya untuk melangkah ke babak baru hidup saya,” tulis Coats seperti dilansir Reuters. (Syarifudin)
Ratcliffe berasal dari Partai Republik Texas yang membela Trump dalam pemeriksaan terbaru Kongres. Coats merupakan direktur intelijen nasional AS (DNI) yang berselisih dengan trump terkait berbagai isu yang melibatkan Rusia, Iran dan Korea Utara (Korut). Coats akan mundur pada 15 Agustus seperti diumumkan Trump di Twitter.
“John akan memimpin dan menginspirtasi kehebatan untuk Negara yang dia cintai. Terima kasih Coats atas jasa besarnya pada Negara kita,” tweet Trump yang menambahkan direktur pelaksana akan ditunjuk segera.
Posisi direktur intelijen nasional dibentuk setelah serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat (AS). Direktur intelijen nasional mengawasi 17 badan intelijen sipil dan militer AS, termasuk Badan Intelijen Sentral (CIA).
Ratcliffe merupakan anggota komite intelijen dan yudisial DPR AS yang membela Trump saat mantan Penasehat Khusus Robert Mueller memberi keterangan di Kongres pada Rabu (24/7) tentang investigasi dua tahun intervensi Rusia dalam pemilu presiden 2016 dan kemungkinan menghalangi proses hukum.
Ratcliffe menuduh Mueller melampaui otoritasnya dalam laporan potensi Trump menghalangi penyelidikan setelah Mueller memutuskan tidak membuat kesimpulan tentang apakah Trump melakukan kejahatan. Ratcliffe sepakat bahwa Trump tidak berada di atas hukum tapi presiden AS tidak berada di bawah hukum.
Sebagai mantan kejaksaan AS dan walikota Heath, Texas, pinggiran Dallas, Ratcliffe juga bekerja di firma hukum yang dikelola mantan jaksa John Ashcroft, tokoh konservatif dari Missouri. Ratcliffe bergabung Kongres pada 2015 dan beberapa pemimpin Partai Republik mendorongnya ditunjuk sebagai jaksa agung AS tahun lalu setelah Trump memecat Jeff Sessions dari peran itu.
Anggota kongres itu membantu memimpin investigasi kongres terkait penggunaan server email pribadi calon presiden Partai Demokrat Hillary Clinton dan keputusan mantan direktur FBI James Comey untuk tidak merekomendasikan dakwaan kriminat pada Hillary.
Sejumlah sumber menyatakan mereka tidak mengetahui riwayat atau sejarah bahwa Ratcliffe tepat untuk posisi DNI. Ratcliffe hanya menjabat di Komite Seleksi Permanen DPR untuk Intelijen yang mengawasi badan-badan intelijen AS bersama mitra dari Senat AS selama enam bulan.
Ketua Senat minoritas Chuck Schumer dari Partai Demokrat New York mengkritik pilihan Trump pada Ratcliffe. Menurut Schumer, pemilihan itu jelas karena Ratcliffe sangat setia pada Presiden Trump dalam pemeriksaan terhadap Mueller. “Jika Senat Republik mengangkat seorang pemain partisan yang membutuhkan keahlian intleijen dan non-partisan, ini akan menjadi kesalahan besar,” kata Schumer.
Dalam surat pengunduran dirinya, Coats menyatakan dia sepakat pada permintaan Trump pada Februari lalu bahwa dia tetap menjabat dan yakin komunitas intelijen AS memiliki kemampuan melindungi negara, termasuk mengatasi berbagai ancaman pada pemilu.
“Komunitas Intelijen lebih kuat dibandingkan sebelumnay dan semakin baik menghadapi berbagai tantangan dan peluang baru. Sebagai hasilnya, saya sekarang yakin ini saatnya bagi saya untuk melangkah ke babak baru hidup saya,” tulis Coats seperti dilansir Reuters. (Syarifudin)
(nfl)