Rusia Bakal Selidiki Dugaan Pelanggaran Wilayah Korsel

Kamis, 25 Juli 2019 - 10:42 WIB
Rusia Bakal Selidiki Dugaan Pelanggaran Wilayah Korsel
Rusia Bakal Selidiki Dugaan Pelanggaran Wilayah Korsel
A A A
SEOUL - Rusia ingin menyelidiki dugaan pelanggaran wilayah udara yang dilakukan oleh salah satu pesawat militernya yang diumumkan oleh Korea Selatan (Korsel). Hal itu diungkapkan oleh seorang anggota parlemen senior Korsel mengutip pernyataan pejabat duta besar Rusia.

Ketua Komite Urusan Luar Negeri parlemen Korsel, Yoon Sang-hyun mengutip pejabat Duta Besar Rusia Maxim Volkov mengatakan Moskow merasa menyesal atas insiden tersebut.

Yoon mengutip pernyataan Volkov bahwa Rusia menganggap penyelidikan perlu dilakukan dan telah meminta informasi terkait kepada Korsel seperti dikutip dari AP, Kamis (25/7/2019).

Kedutaan Besar Rusia di Seoul tidak dapat segera mengkonfirmasi komentar yang dilaporkan Volkov.

Diwartakan sebelumnya Seoul mengatakan jet tempur Korsel menembakkan 360 putaran tembakan peringatan untuk mengusir pesawat pengintai Rusia yang memasuki wilayah udara di lepas pantai timur Korsel dua kali pada Selasa lalu selama patroli bersama dengan pembom China. (Baca juga: Usir Pesawat Rusia, Korsel Berikan Ratusan Tembakan Peringatan )

Rusia mengatakan dua pembomnya sedang melakukan penerbangan rutin di atas perairan netral dan tidak melanggar wilayah udara Korsel. Kementerian Pertahanan Rusia juga membantah bahwa jet-jet Korsel melepaskan tembakan peringatan meskipun mengatakan mereka terbang dekat dengan pesawat-pesawat Rusia dalam "manuver tidak profesional." (Baca juga: Rusia Bantah Telah Langgar Wilayah Udara Korsel )

Korsel mengatakan itu adalah pertama kalinya sebuah pesawat militer asing melanggar wilayah udaranya sejak akhir Perang Korea 1950-53. Kementerian luar negeri dan pertahanan Korsel pada hari Selasa memanggil Volkov dan wakil atase militer Rusia di Korsel, Nikolai Marchenko, untuk menyampaikan protes mereka. Mereka juga memanggil duta besar China dan atase pertahanan untuk memprotes penerbangan Beijing yang berlebihan.

Menurut laporan Seoul, pesawat pengintai dan dua pembom Rusia lainnya memasuki zona identifikasi pertahanan udara Korsel Selasa pagi bersama dengan dua pembom Cina. Namun, zona tersebut tidak dianggap sebagai langit teritorial suatu negara dan meluas di luarnya. Hal ini dimaksudkan untuk memberi pihak berwenang peringatan dini kemungkinan serangan. (Baca juga: Jet Rusia Langgar Wilayah, Korsel Berikan Tembakan Peringatan )

Kementerian Pertahanan China mengatakan China dan Rusia melakukan patroli udara bersama pertama mereka di Asia Timur Laut yang "tidak menargetkan pihak ketiga." Juru bicara Wu Qian mengatakan di Beijing bahwa kedua negara masing-masing mengirim dua pembom untuk patroli di sepanjang rute udara yang telah ditentukan dan bahwa mereka tidak memasuki wilayah udara teritorial negara-negara lain. (Baca juga: Rusia-China Gelar Patroli Udara Bersama di Asia Pasifik )

Wilayah udara yang menurut Korsel diterabas pesawat pengintai Rusia berada di atas sekelompok pulau yang dikendalikan oleh Korsel tetapi juga diklaim oleh Jepang. Jepang kemudian memprotes tindakan Rusia dan Korsel, menurut Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga. Dia mengatakan di Tokyo bahwa Jepang mendesak Rusia untuk tidak mengulangi pelanggaran wilayah udaranya.

Seoul mengatakan tidak dapat menerima pernyataan Tokyo karena pulau-pulau itu milik Korsel. (Baca juga: Kacaunya Kofrontasi Pesawat Tempur 4 Negara, Termasuk Korsel-Rusia )
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6989 seconds (0.1#10.140)