Usir Pesawat Rusia, Korsel Berikan Ratusan Tembakan Peringatan
A
A
A
SEOUL - Pesawat-pesawat tempur Korea Selatan menembakkan ratusan tembakan peringatan ke sebuah pesawat militer Rusia yang memasuki wilayah udara negara itu pada Selasa (23/7/2019). Hal itu dikatakan oleh para pejabat pertahanan di Seoul.
"Ini adalah pertama kalinya sebuah pesawat militer Rusia melanggar wilayah udara Korea Selatan," kata seorang pejabat di Kementerian Pertahanan Nasional di Seoul seperti dikutip dari Reuters.
Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan dua pembom Rusia dan dua pembom China memasuki Zona Identifikasi Pertahanan Udara Korea (KADIZ) Selasa pagi.
Sebuah pesawat peringatan awal dan kontrol Rusia yang terpisah kemudian dua kali melanggar wilayah udara Korsel di atas Dokdo - sebuah pulau yang diduduki oleh Korsel dan juga diklaim oleh Jepang, yang menyebutnya Takeshima - tepat setelah jam 9 pagi tadi, menurut militer Korsel.
Seorang pejabat di Kepala Staf Gabungan Korsel (JCS) mengatakan pesawat Rusia itu adalah pesawat peringatan dini dan kontrol udara A-50. Sebagai tanggapan, Korsel pun lantas menerbangkan jet tempur F-15 dan F-16.
Pejabat JCS mengatakan jet Korea Selatan menembakkan sekitar 360 butir amunisi selama insiden itu.
"Militer Korea Selatan mengambil tindakan taktis termasuk menjatuhkan suar dan menembakkan tembakan peringatan," kata Kementerian Pertahanan Korsel.
Seorang pejabat pertahanan Korsel mengatakan kepada Reuters bahwa pesawat Rusia tidak merespon dengan cara yang mengancam.
Pesawat Rusia meninggalkan wilayah udara Korsel tetapi kemudian masuk lagi sekitar 20 menit kemudian, mendorong Korsel untuk menembakkan lebih banyak tembakan peringatan.
Kementerian itu mengatakan pesawat tempur Korsel melakukan respons normal terhadap serangan itu, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Kantor kepresidenan Korsel mengatakan penasihat keamanan utama Korsel Chung Eui-yong melayangkan protes keras kepada sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev, meminta dewan untuk menilai insiden itu dan mengambil tindakan yang tepat.
"Kami mengambil pandangan yang sangat suram dari situasi ini dan, jika diulang, kami akan mengambil tindakan yang lebih kuat," kata Chung, menurut kantor kepresidenan Korsel.
Kementerian Luar Negeri Korsel berencana untuk memanggil Wakil Kepala Misi Rusia Maxim Volkov dan Duta Besar China Qiu Guohong untuk mengajukan protes keras dan mendesak mereka untuk mencegah terulangnya kembali, kata juru bicara kementerian Kim In-chul.
Belum ada komentar publik dari Rusia. Sementara Kementerian Luar Negeri China tidak segera menanggapi permintaan Reuters untuk memberikan komentar.
"Ini adalah pertama kalinya sebuah pesawat militer Rusia melanggar wilayah udara Korea Selatan," kata seorang pejabat di Kementerian Pertahanan Nasional di Seoul seperti dikutip dari Reuters.
Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan dua pembom Rusia dan dua pembom China memasuki Zona Identifikasi Pertahanan Udara Korea (KADIZ) Selasa pagi.
Sebuah pesawat peringatan awal dan kontrol Rusia yang terpisah kemudian dua kali melanggar wilayah udara Korsel di atas Dokdo - sebuah pulau yang diduduki oleh Korsel dan juga diklaim oleh Jepang, yang menyebutnya Takeshima - tepat setelah jam 9 pagi tadi, menurut militer Korsel.
Seorang pejabat di Kepala Staf Gabungan Korsel (JCS) mengatakan pesawat Rusia itu adalah pesawat peringatan dini dan kontrol udara A-50. Sebagai tanggapan, Korsel pun lantas menerbangkan jet tempur F-15 dan F-16.
Pejabat JCS mengatakan jet Korea Selatan menembakkan sekitar 360 butir amunisi selama insiden itu.
"Militer Korea Selatan mengambil tindakan taktis termasuk menjatuhkan suar dan menembakkan tembakan peringatan," kata Kementerian Pertahanan Korsel.
Seorang pejabat pertahanan Korsel mengatakan kepada Reuters bahwa pesawat Rusia tidak merespon dengan cara yang mengancam.
Pesawat Rusia meninggalkan wilayah udara Korsel tetapi kemudian masuk lagi sekitar 20 menit kemudian, mendorong Korsel untuk menembakkan lebih banyak tembakan peringatan.
Kementerian itu mengatakan pesawat tempur Korsel melakukan respons normal terhadap serangan itu, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Kantor kepresidenan Korsel mengatakan penasihat keamanan utama Korsel Chung Eui-yong melayangkan protes keras kepada sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev, meminta dewan untuk menilai insiden itu dan mengambil tindakan yang tepat.
"Kami mengambil pandangan yang sangat suram dari situasi ini dan, jika diulang, kami akan mengambil tindakan yang lebih kuat," kata Chung, menurut kantor kepresidenan Korsel.
Kementerian Luar Negeri Korsel berencana untuk memanggil Wakil Kepala Misi Rusia Maxim Volkov dan Duta Besar China Qiu Guohong untuk mengajukan protes keras dan mendesak mereka untuk mencegah terulangnya kembali, kata juru bicara kementerian Kim In-chul.
Belum ada komentar publik dari Rusia. Sementara Kementerian Luar Negeri China tidak segera menanggapi permintaan Reuters untuk memberikan komentar.
(ian)