Bertemu Menlu Latvia, Menlu RI Bahas Perjanjian Bebas Visa
Bertemu Menlu Latvia, Menlu RI Bahas Perjanjian Bebas Visa
A
A
A
JAKARTA - Direktur Eropa II Kementerian Luar Negeri Indonesia, Hendra Halim menuturkan, besok Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Latvia, Edgars Rinkevics. Salah satu isu yang akan menjadi pembahasan adalah mengenai perjanjian bebas visa.
Hendra mengatakan, perjanjian bebas visa yang akan dibahas baru sebatas pada paspor diplomatik dan dinas. Indonesia dan Latvia, ungkap Hendra, sudah melakukan pembicaraan mengenai perjanjian ini selama tiga tahun.
"Sejauh ini kita belum punya perjanjian bebas visa untuk paspor diplomatik dan paspor dinas, dan ini sudah lama belum terealisaikan. Kita berharap dalam pertemuan ini ada semacam kesepakatan untuk segera penyelesaian perundingan dalam waktu tidak terlalu lama," kata Hendra pada Kamis (18/7).
Dia lalu mengatakan, selain bebas visa, isu lain yang akan menjadi bahasan kedua Menlu adalah mengenai isu ekonomi. Hendra menyebut, Latvia merupakan mitra dagang terbesar Indonesia di kawasan Baltik.
"Latvia memang negara kecil di Baltik, penduduknya hanya dua juta orang. Tapi, dalam kapasitas kemampuan ekonominya, Latvia adalah negara potensial di kawasan Baltik. Latvia merupakan mitra dagang terbesar Indonesia di kawasan Baltik. Perdagangan 2014 hingga 2018 meningkat 230 persen," ungkapnya.
"Latvia dapat kita jadikan pintu gerbang produk-produk kita masuk ke negara-negara Baltik, termasuk diantaranya ke Lithuania dan negara-negara Nordik yang lain. Jadi, ini salah satu kesempatan kedua pemerintah untuk membahas upaya kerja sama ekonomi ke depan," sambungnya.
Hendra menambahkan, selain kedua isu itu, isu lain yang akan diangkat adalah mengenai pariwisata dan "people to people contack". Di mana, diharapkan akan ada kerjasma pendidikan, khususnya dalam bidang teknologi, karena Latvia adalah salah satu negara yang maju dalam bidang teknologi informasi.
Hendra mengatakan, perjanjian bebas visa yang akan dibahas baru sebatas pada paspor diplomatik dan dinas. Indonesia dan Latvia, ungkap Hendra, sudah melakukan pembicaraan mengenai perjanjian ini selama tiga tahun.
"Sejauh ini kita belum punya perjanjian bebas visa untuk paspor diplomatik dan paspor dinas, dan ini sudah lama belum terealisaikan. Kita berharap dalam pertemuan ini ada semacam kesepakatan untuk segera penyelesaian perundingan dalam waktu tidak terlalu lama," kata Hendra pada Kamis (18/7).
Dia lalu mengatakan, selain bebas visa, isu lain yang akan menjadi bahasan kedua Menlu adalah mengenai isu ekonomi. Hendra menyebut, Latvia merupakan mitra dagang terbesar Indonesia di kawasan Baltik.
"Latvia memang negara kecil di Baltik, penduduknya hanya dua juta orang. Tapi, dalam kapasitas kemampuan ekonominya, Latvia adalah negara potensial di kawasan Baltik. Latvia merupakan mitra dagang terbesar Indonesia di kawasan Baltik. Perdagangan 2014 hingga 2018 meningkat 230 persen," ungkapnya.
"Latvia dapat kita jadikan pintu gerbang produk-produk kita masuk ke negara-negara Baltik, termasuk diantaranya ke Lithuania dan negara-negara Nordik yang lain. Jadi, ini salah satu kesempatan kedua pemerintah untuk membahas upaya kerja sama ekonomi ke depan," sambungnya.
Hendra menambahkan, selain kedua isu itu, isu lain yang akan diangkat adalah mengenai pariwisata dan "people to people contack". Di mana, diharapkan akan ada kerjasma pendidikan, khususnya dalam bidang teknologi, karena Latvia adalah salah satu negara yang maju dalam bidang teknologi informasi.
(esn)
Explore More