Begini Cara Kim Jong-un Impor Limusin Meski Kena Sanksi

Kamis, 18 Juli 2019 - 01:15 WIB
Begini Cara Kim Jong-un...
Begini Cara Kim Jong-un Impor Limusin Meski Kena Sanksi
A A A
WASHINGTON - Sebuah laporan terbaru memberikan gambaran sekilas bagaimana diktator muda Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, mendapatkan limusin lapis baja meski negaranya dijatuhi sanksi terhadap barang mewah.

PBB menjatuhkan sanksi atas penjualan barang-barang mewah ke Korut sejak tahun 2006. Tetapi laporan gaya hidup mewah Kim Jong-un menunjukkan bahwa sanksi - taktik utama Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam mencegah proliferasi nuklir Korea Utara - hanya efektif pada titik tertentu.

Baca Juga: Kena Sanksi, Kim Jong-un Masih Bisa Impor Mobil Limusin hingga Vodka

Seperti diketahui, diktator berusia 35 tahun itu kerap bepergian dengan kendaraan limusin jenis Mercedes-Maybach S600 Pullman Guard. Keberadaan mobil mewah ini pun menjadi tanda tanya karena kendaraan ini hanya dijual kepada pembeli yang terverifikasi. Terlebih lagi, Korut tengah berada di bawah sanksi yang berat.
Begini Cara Kim Jong-un Impor Limusin Meski Kena Sanksi

Terkait hal ini, peneliti Lucas Kuo dan Jason Arterburn dari Centre for Advanced Defense Studies (C4ADS) mengatakan mereka melacak dua jalur kendaraan mewah dari Rotterdam, Belanda, melalui empat negara hingga jalan-jalan di Pyongyang.

Menurut laporan C4ADS, dua kendaraan Mercedes-Maybach S600 Guard, masing-masing bernilai sekitar USD500 ribu, meninggalkan Rotterdam pada 14 Juni 2018. Menurut The New York Times, yang juga melakukan penyelidikan tentang bagaimana kendaraan itu menjadi milik salah satu diktator paling kejam di dunia, dari sana mereka melakukan perjalanan dengan kapal ke Dalian, di China utara.

Limusin Guard-Maybach S600 Guard berukuran 21 kaki dirancang dengan jendela berlapis, baja dan lantai lapis baja untuk menahan peluru yang ditembakkan dari senapan serbu dan beberapa bahan peledak, dan dipasarkan ke kepala negara. Laporan C4ADS mengatakan pabrikan dilaporkan melakukan pemeriksaan latar belakang pada pembeli potensial untuk memastikan mereka tidak dibeli oleh penjahat.

Menurut The New York Times kendaraan-kendaraan itu duduk dalam kontainer pengiriman di Dalian dari 31 Juli hingga 26 Agustus, ketika mereka berangkat ke Osaka, Jepang dalam perjalanan ke Busan, Korea Selatan (Korsel).

Dari Korsel, The New York Times melaporkan, kontainer itu berlayar ke Nakhodka, Rusia di atas kapal DN5505. Kapal tersebut dimiliki oleh perusahaan pelayaran Do Young yang terdaftar di Kepulauan Marshall.

Pelacak pengiriman kapal menjadi gelap selama 18 hari setelah meninggalkan Busan - perilaku khas untuk kapal yang berusaha menghindari sanksi. The New York Times mencatat pelacak digunakan untuk kru pedagang guna mewaspadai kapal komersial lainnya.

"Ketika sinyal muncul kembali di perairan Korea Selatan, kapal itu membawa batu bara dari Nakhodka," menurut laporan C4ADS.

Tidak jelas apakah mobil-mobil itu tiba di Korut dari Rusia, tempat mereka mungkin diturunkan muatannya, atau diturunkan secara langsung di Korut selama periode yang disebut laporan sebagai "pelayaran kelam."

Tetapi The New York Times melaporkan bahwa tiga jet kargo Air Koryo Korut diketahui melakukan perjalanan yang jarang ke Vladivostok, dekat Nakhodka, pada 7 Oktober.

Ketiga pesawat sebelumnya telah digunakan untuk mengangkut kendaraan yang digunakan oleh Kim Jong-un dan pejabat elit lainnya. Pengawal Mercedes-Maybach S600 pun terlihat mengemudi di Pyongyang pada bulan Januari tahun ini.

Meskipun tidak mungkin untuk mengetahui apakah ini adalah kendaraan yang sama persis yang meninggalkan Rotterdam pada Juni 2018, The New York Times melaporkan bahwa barang-barang yang menuju ke Korut sering bepergian melalui Timur Jauh Rusia.

Selain menunjukkan bagaimana barang yang terkena sanksi masuk ke tangan Korut, rute tersebut juga dapat menunjukkan bagaimana teknologi dan bahan yang dapat digunakan untuk senjata nuklir berakhir di negara tertutup itu.

"Korea Utara memperoleh barang-barang mewah kelas atas melalui jaringan penyelundupan luar negeri yang sama dengan barang selundupan lainnya. Akibatnya, deteksi dan penyitaan mereka dapat menjadi cara untuk mendorong tindakan terhadap operasi pengadaan inti rezim Kim," bunyi laporan C4ADS seperti dinukil dari Business Insider, Kamis (18/7/2019).

Sementara itu Daimler, perusahaan yang memproduksi kendaraan Mercedes, sebelumnya mengatakan kepada Business Insider bahwa mereka tidak memiliki hubungan bisnis dengan Korut selama lebih dari 15 tahun sekarang dan secara ketat mematuhi embargo Uni Eropa (UE) dan AS.

"Untuk mencegah pengiriman ke Korea Utara dan ke salah satu kedutaannya di seluruh dunia, Daimler telah menerapkan proses kontrol ekspor yang komprehensif," tambah perusahaan itu.

Meski begitu, Daimler mengakui tidak memiliki kendali atas apa yang mungkin dilakukan pembeli atau pihak lain dengan kendaraan mereka.

Daimler tidak menanggapi permintaan Business Insider untuk komentar lebih lanjut.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6669 seconds (0.1#10.140)