Militer Israel Gelar Simulasi Invasi ke Gaza
A
A
A
TEL AVIV - Pasukan Pertahanan Israel atau IDF dilaporkan telah melakukan latihan simulasi serangan ke Gaza. Latihan ini digelar satu pekan setelah Hamas melakukan latihan simulasi serangan terhadap Israel.
Simulasi tersebut diketahui digelar di sebuah wilayah, 15 kilometer dari perbatasan Gaza dan Israel. "Ada dua bagian dalam latihan," kata Kapten Noam Karavani dari batalyon teknik pertempuran 601 dari brigade lapis baja ke-40.
"Satu di dekat Kibbutz Ofakim, dan satu di Tze'eliz. Latihan itu bertujuan untuk mempersiapkan prajurit untuk menghadapi tantangan mental perang, bagaimana mereka berpikir secara profesional untuk menang, dan menguji bagaimana pasukan akan menghadapi tantangan medan perang," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (17/7).
Simulasi tersebut mengambil insparasi dari serangan IDF ke Gaza tahun 2014 yang dijuluki Operation Protective Edge. Simulasi termasuk serangan udara da darat ke lingkungan Shuja'iyya, yang bertujuan menghancurkan kedua lokasi peluncuran roket serta terowongan bawah tanah.
"Mereka tidak memiliki kejutan lagi. Kami tahu segalanya, bahkan apa yang ia pikirkan kami punya jawabannya, drone, bawah tanah. Tidak ada yang belum kami siapkan. Tanpa ragu kita siap untuk memenangkan perang berikutnya," ucapnya.
Simulasi tersebut diketahui digelar di sebuah wilayah, 15 kilometer dari perbatasan Gaza dan Israel. "Ada dua bagian dalam latihan," kata Kapten Noam Karavani dari batalyon teknik pertempuran 601 dari brigade lapis baja ke-40.
"Satu di dekat Kibbutz Ofakim, dan satu di Tze'eliz. Latihan itu bertujuan untuk mempersiapkan prajurit untuk menghadapi tantangan mental perang, bagaimana mereka berpikir secara profesional untuk menang, dan menguji bagaimana pasukan akan menghadapi tantangan medan perang," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (17/7).
Simulasi tersebut mengambil insparasi dari serangan IDF ke Gaza tahun 2014 yang dijuluki Operation Protective Edge. Simulasi termasuk serangan udara da darat ke lingkungan Shuja'iyya, yang bertujuan menghancurkan kedua lokasi peluncuran roket serta terowongan bawah tanah.
"Mereka tidak memiliki kejutan lagi. Kami tahu segalanya, bahkan apa yang ia pikirkan kami punya jawabannya, drone, bawah tanah. Tidak ada yang belum kami siapkan. Tanpa ragu kita siap untuk memenangkan perang berikutnya," ucapnya.
(esn)