Banjir di Asia Selatan, Jutaan Orang Mengungsi dan 100 Tewas

Rabu, 17 Juli 2019 - 09:48 WIB
Banjir di Asia Selatan,...
Banjir di Asia Selatan, Jutaan Orang Mengungsi dan 100 Tewas
A A A
GUWAHATI - Banjir memaksa lebih dari empat juta warga mengungsi dari rumah mereka di penjuru India, Nepal, dan Bangladesh. Bencana itu telah menewaskan lebih dari 100 orang hingga kemarin. Negara bagian Assam dan Bihar, India, menjadi wilayah yang mengalami dampak banjir terburuk. Sebanyak 4,3 juta orang telah mengungsi di Assam dalam 10 hari terakhir akibat banjir di wilayah timur laut.

Jaringan televisi menunjukkan jalan raya dan jalur kereta di Bihar tenggelam dan warga melintasi banjir setinggi dada sambil membawa barang milik mereka. Banjir di Asia Selatan mengakibatkan pengungsian massal dan korban jiwa setiap tahun. Korban tewas dan kerusakan akibat banjir diperkirakan baru dimulai dan akan meningkat dalam beberapa pekan mendatang.

Banjir di Nepal, India, dan Bangladesh selama musim hujan 2017 menewaskan 800 orang serta merusak perumahan dan lahan pertanian. Wilayah pertanian dengan infrastruktur buruk itu memiliki layanan kesehatan yang memprihatinkan. Bihar juga memiliki sejarah sebagai wilayah banjir. Banjir di Assam bertambah parah sepanjang malam kemarin karena Sungai Brahmaputra meluap.

Sungai itu mengalir turun dari Himalaya menuju Bangladesh. Di Nepal, 64 orang tewas dan 31 orang hilang. Sekitar sepertiga dari seluruh wilayah mengalami hujan lebat. Sebagian besar korban tewas akibat tanah longsor yang menerjang rumah mereka. Di Bangladesh, banjir memaksa sekitar 190.000 orang mengungsi dari rumahnya.

Di Distrik Cox’s Bazar, yang menampung 700.000 Rohingya, diterjang banjir sehingga lebih dari 100.000 orang dipindahkan ke lokasi yang lebih aman. Saat banjir melanda, hubungan antara India dan Nepal juga memanas. Masing-masing pihak saling menyalahkan atas terjadinya banjir. India dan Nepal memiliki perbatasan terbuka yang terbentang sekitar 1.800 km.

Lebih dari 6.000 sungai dan anak sungai turun ke utara India dari Nepal serta mengakibatkan sekitar 70% aliran Sungai Gangga saat musim kering. Jadi saat sungai-sungai itu meluap, banjir menenggelamkan wilayah Nepal dan India. Dalam beberapa tahun terakhir, muncul kemarahan warga Nepal.

Warga Nepal menyalahkan sejumlah struktur mirip tanggul di sepanjang perbatasan yang dianggap menghalangi aliran air dari wilayah selatan ke India. Saat investigasi di timur Nepal dua tahun silam, BBC melihat struktur di wilayah India yang tampak seperti tanggul banjir.

Lokasi itu merupakan tempat warga lokal dari kedua sisi perbatasan terlibat konflik pada 2016 setelah Nepal keberatan dengan dibangunnya tanggul tersebut. Para pejabat Nepal menyatakan ada sekitar 10 struktur semacam tanggul yang membuat air tak dapat mengalir hingga menenggelamkan ribuan hektar lahan di Nepal.

Pejabat India menyatakan struktur itu adalah jalanan, tapi para pakar di Nepal menganggap bangunan itu adalah tanggul-tanggul yang melindungi desa-desa India dari banjir. Gaur merupakan kepala wilayah Rautahat di selatan Nepal yang masih tergenang banjir dalam tiga hari terakhir.

Para pejabat Nepal khawatir terjadi bentrok antara warga Nepal dan India. “Setelah kepanikan, dua pintu air di bawah tanggul India dibuka dan ini membantu kami,” papar Krishna Dhakal, kepala kepolisian bersenjata Nepal pada BBC.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1454 seconds (0.1#10.140)