Menteri Prancis Mengundurkan Diri Setelah Skandal Makan Malam Lobster
A
A
A
PARIS - Menteri Lingkungan Hidup Prancis, Francois de Rugy, mengundurkan diri dari jabatannya. Ia menggundurkan diri setelah dituduh menggunakan dana negara secara berlebihan saat menggelar makan malam lobster dan menyalahgunakan perumahan publik.
De Rugy mengundurkan diri satu minggu setelah makan malam yang diungkap oleh situs sayap kiri Mediapart. Pengunduran diri menteri senior kabinet Prancis sekaligus sekutu dekat Presiden Emmanuel Macron ini menjadi pukulan bagi pemerintah Prancis.
"Serangan dan hukuman mati tanpa pengadilan yang menargetkan keluarga saya memaksa saya untuk mengambil langkah mundur yang diperlukan," kata de Rugy, sosok nomor dua dalam pemerintahan setelah Perdana Menteri Edouard Philippe, seperti dikutip dari AFP, Selasa (16/7/2019).
Mediapart merilis foto-foto de Rugy dan istrinya, yang seorang jurnalis, tengah menikmati makan malam yang mewah dengan sampanye dan lobster serta hidangan Hari Valetine sementara ia adalah Ketua Parlemen.
Situs itu menuduh makan malam itu - dengan mengorbankan pembayar pajak - sebagian besar bersifat sosial, sementara de Rugy berpendapat itu adalah bagian dari karyanya yang mewakili Majelis Nasional.
Mediapart juga mengungkapkan bahwa de Rugy telah mendapatkan manfaat dari sebuah apartemen di dekat kota asalnya Nantes di Prancis barat. Apartemen itu disewa dengan tarif istimewa yang ditujukan untuk pekerja berpenghasilan rendah.
Pria berusia 45 tahun itu juga terpaksa memecat direktur kabinetnya pekan lalu setelah diketahui bahwa ia telah mempertahankan sebuah apartemen di sebuah blok perumahan sosial di Paris sejak tahun 2001.
Gambar sederet lobster montok di sebuah acara yang diselenggarakan oleh de Rugy memicu komentar dan meme di media sosial.
De Rugy sendiri telah membantah melakukan kesalahan. Ia bahkan dalam sebuah wawancara pekan lalu mengaku alergi dengan lobster dan tidak menyukai sampanye karena itu membuatnya sakit kepala.
"Dia adalah seseorang yang solid, berani," kata anggota parlemen dari partai yang berkuasa Olivia Gregoire kepada wartawan setelah pengunduran dirinya.
"Kurasa dia berada di ujung batasnya," imbuhnya.
Gregoire lantas mendesak publik untuk tidak menghakiminya berdasarkan foto yang beredar dan mencoba untuk berprasangka baik.
Mediapart, yang sangat kritis terhadap pemerintah Macron, mengkhususkan diri dalam investigasi. Situs ini telah membuat malu para politisi dan tokoh publik senior sejak didirikan pada 2008.
De Rugy sendiri telah membuat laporan hukum atas publikasi tersebut dengan tuduhan pencemaran nama baik. Ia menuduh Mediapart ingin mencelakakan, mencoreng dan menghancurkannya.
De Rugy mengundurkan diri satu minggu setelah makan malam yang diungkap oleh situs sayap kiri Mediapart. Pengunduran diri menteri senior kabinet Prancis sekaligus sekutu dekat Presiden Emmanuel Macron ini menjadi pukulan bagi pemerintah Prancis.
"Serangan dan hukuman mati tanpa pengadilan yang menargetkan keluarga saya memaksa saya untuk mengambil langkah mundur yang diperlukan," kata de Rugy, sosok nomor dua dalam pemerintahan setelah Perdana Menteri Edouard Philippe, seperti dikutip dari AFP, Selasa (16/7/2019).
Mediapart merilis foto-foto de Rugy dan istrinya, yang seorang jurnalis, tengah menikmati makan malam yang mewah dengan sampanye dan lobster serta hidangan Hari Valetine sementara ia adalah Ketua Parlemen.
Situs itu menuduh makan malam itu - dengan mengorbankan pembayar pajak - sebagian besar bersifat sosial, sementara de Rugy berpendapat itu adalah bagian dari karyanya yang mewakili Majelis Nasional.
Mediapart juga mengungkapkan bahwa de Rugy telah mendapatkan manfaat dari sebuah apartemen di dekat kota asalnya Nantes di Prancis barat. Apartemen itu disewa dengan tarif istimewa yang ditujukan untuk pekerja berpenghasilan rendah.
Pria berusia 45 tahun itu juga terpaksa memecat direktur kabinetnya pekan lalu setelah diketahui bahwa ia telah mempertahankan sebuah apartemen di sebuah blok perumahan sosial di Paris sejak tahun 2001.
Gambar sederet lobster montok di sebuah acara yang diselenggarakan oleh de Rugy memicu komentar dan meme di media sosial.
De Rugy sendiri telah membantah melakukan kesalahan. Ia bahkan dalam sebuah wawancara pekan lalu mengaku alergi dengan lobster dan tidak menyukai sampanye karena itu membuatnya sakit kepala.
"Dia adalah seseorang yang solid, berani," kata anggota parlemen dari partai yang berkuasa Olivia Gregoire kepada wartawan setelah pengunduran dirinya.
"Kurasa dia berada di ujung batasnya," imbuhnya.
Gregoire lantas mendesak publik untuk tidak menghakiminya berdasarkan foto yang beredar dan mencoba untuk berprasangka baik.
Mediapart, yang sangat kritis terhadap pemerintah Macron, mengkhususkan diri dalam investigasi. Situs ini telah membuat malu para politisi dan tokoh publik senior sejak didirikan pada 2008.
De Rugy sendiri telah membuat laporan hukum atas publikasi tersebut dengan tuduhan pencemaran nama baik. Ia menuduh Mediapart ingin mencelakakan, mencoreng dan menghancurkannya.
(ian)