Banyak Tentara Papua Nugini Amankan Lokasi Pembantaian Suku

Sabtu, 13 Juli 2019 - 03:31 WIB
Banyak Tentara Papua...
Banyak Tentara Papua Nugini Amankan Lokasi Pembantaian Suku
A A A
PORT MORESBY - Papua Nugini telah mengerahkan banyak tentara ke lokasi pembantaian komunitas suku di desa Karida, provinsi Hela. Mereka mengamankan lokasi pembantaian setelah penduduk desa menguburkan para korban.

Para tentara mulai memburu para pelaku pembantaian brutal yang telah menjadi sorotan media-media internasional tersebut.

Seperti diberitakan sebelumnya, lebih dari selusin orang tewas dalam serangan brural di desa Karida, sekitar 630 km barat laut ibu kota Papua Nugini (PNG), Port Moresby, pada Senin (8/7/2019). Pembantaian dengan korban termasuk wanita hamil dan anak-anak itu diduga sebagai pembalasan atas bentrokan antarsuku sebelumnya.

"Kami mengubur mayat-mayat itu di bawah pengawalan polisi dan (pasukan) pertahanan," kata Pills Pimua Kolo, seorang pekerja medis di Karida, kepada Reuters dalam sebuah pesan singkat, yang dilansir Sabtu (13/7/2019).

Komandan polisi setempat, Teddy Augwi, mengatakan pengerahan banyak tentara dimulai sejak hari Kamis. "Mereka sedang dalam perjalanan ke sini sekarang ketika saya berbicara," katanya kepada stasiun televisi EMTV.

"Saya mencari orang-orang yang ada di tim saya untuk bergabung dengan (penduduk) Karida," paparnya.

Kekerasan suku telah lama melanda negara miskin tapi kaya sumber daya alam tersebut. PNG menjadi tempat banyak suku dengan lebih dari 800 bahasa asli, namun rawan konflik.

Sejumlah foto yang diambil petugas media menunjukkan para korban pembantaian dibungkus dengan kelambu dan diletakkan di tepi jalan dengan alas daun kelapa.

Mereka dimakamkan di kuburan yang ditutup dengan beton dan besi pada hari Rabu lalu. Tayangan televisi menunjukkan warga desa di sekitar kuburan dalam keheningan, dengan pasukan bersenjata lengkap berpatroli di dekat mereka.

Pemicu pembantaian sampai saat ini belum jelas, namun serangan itu merupakan gejolak terbaru dari konflik yang berlangsung selama bertahun-tahun di wilayah tersebut.

"Beberapa masalah ini mengakar," kata Menteri Kepolisian Bryan Kramer kepada wartawan di Port Moresby pada hari Kamis sebelum dia melakukan perjalanan ke Karida.

"Beberapa pembunuhan keji ini...orang-orangnya saling kenal. Ini terkait dan sikap kesukuan. Jadi itu bukan sesuatu yang bisa kita perbaiki dalam semalam," katanya.

Perdana Menteri James Marape mengatakan dia datang untuk para pembunuh. Komentar serupa juga disampaikan pejabat tinggi kepolisian setempat, Francis Tokura.

"Ini adalah tindakan biadab dan tidak manusiawi. Ini adalah tindakan kriminal yang ingin saya tangani dengan cepat dan kuat," kata Tokura.
(mas)
Berita Terkait
Terobos Perbatasan Laut,...
Terobos Perbatasan Laut, 8 ABK Indonesia Ditangkap Otoritas Papua Nugini
Benda Langit yang Jatuh...
Benda Langit yang Jatuh ke Papua Nugini Diduga Kuat Milik Alien
Papua Nugini Diguncang...
Papua Nugini Diguncang Gempa 7,0 SR, Tidak Berpotensi Tsunami
Peneliti Australia Temukan...
Peneliti Australia Temukan Fosil Kanguru Bergigi Unik di Papua
Kaya Emas, Pulau Ini...
Kaya Emas, Pulau Ini Berpotensi Diambil Alih oleh Trump
Gubernur Papua Lukas...
Gubernur Papua Lukas Enembe Terancam Diberhentikan
Berita Terkini
Paus Fransiskus Wafat...
Paus Fransiskus Wafat usai Sampaikan Pidato Terakhir Serukan Diakhirinya Perang di Gaza
3 jam yang lalu
5 Fakta Fahda binti...
5 Fakta Fahda binti Falah, Istri Raja Salman dan Ibu dari Putra Mahkota Arab Saudi
5 jam yang lalu
Dunia Berduka, Lonceng...
Dunia Berduka, Lonceng Gereja-gereja Berdentang untuk Paus Fransiskus
6 jam yang lalu
Para Pemimpin Timur...
Para Pemimpin Timur Tengah Ungkap Duka Mendalam atas Wafatnya Paus Fransiskus
7 jam yang lalu
Pemukim Israel Culik...
Pemukim Israel Culik 2 Anak Palestina, Mengikat Mereka di Pohon hingga Pingsan
8 jam yang lalu
Benarkah Perusahaan...
Benarkah Perusahaan Satelit China Dukung Houthi Yaman Perangi AS?
9 jam yang lalu
Infografis
Tentara China Ikut Perang...
Tentara China Ikut Perang Bantu Rusia Melawan Ukraina
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved