F-35 Israel Kelabui S-300 Iran, tapi Tak Masalah bagi S-400 Rusia
A
A
A
KUWAIT CITY - Sebuah laporan bahwa pesawat jet tempur siluman F-35 Israel berhasil mengelabui sistem pertahanan rudal S-300 Iran dan melanggar wilayah udaranya membuat sumber-sumber pertahanan Rusia dan India angkat bicara.
Mereka meredam kekhawatiran tentang kemapuan sistem pertahanan rudal S-400 Rusia yang dibeli India, dengan bersikeras bahwa senjata pertahanan itu mampu mendeteksi pesawat siluman.
Surat kabar Kuwait, Al Jarida, beberapa hari lalu melaporkan Komandan Angkatan Udara Iran Brigadir Jenderal Farzad Ismaili yang menjabat sejak 2010 telah dipecat oleh Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei. Musababnya, Ismaili merahasiakan bahwa F-35 Angkatan Udara Israel telah melanggar wilayah udara Iran.
Laporan itu menekankan bahwa pelanggaran wilayah udara itu terjadi pada Maret 2018. Para pejabat senior militer Iran yang dikutip Al Jarida mengatakan badan intelijen Garda Revolusi dan Kementerian intelijen Iran mulai menyelidiki kasus ini, di bawah perintah langsung Khamenei. (Baca: Komandan Teheran Ini Rahasiakan Jet F-35 Israel Tembus Langit Iran )
Masih menurut laporan media Kuwait tersebut, radar dari sistem rudal S-300 yang dibeli Iran dari Rusia gagal mendeteksi masuk dan keluarnya pesawat tempur F-35 Israel. Ismaili menyembunyikan informasi gagalnya radar sistem rudal tersebut dari Khamenei karena hal itu akan membongkar kegagalan layanannya sebagai komandan Angkatan Udara Iran.
Namun, intelijen Iran menemukan bahwa jet tempur Israel telah melakukan "serangan mendadak" sebagai tes terhadap kemungkinan serangan terhadap pos dan pangkalan Iran yang dilindungi sistem rudal S-300 buatan Rusia.
Sumber-sumber pertahanan Rusia kepada ThePrint yang dilansir Kamis (4/7/2019) mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui kasus Iran tersebut. Namun, mereka menjamin S-400 yang dibeli India memiliki radar yang dapat mendeteksi pesawat siluman. Sistemnya juga sama sekali berbeda dengan sistem rudal S-300.
Sumber-sumber pertahanan India juga mengatakan kepada ThePrint bahwa S-400 dapat mendeteksi pesawat siluman, namun tidak menguraikan sejauh mana kemampuan tersebut.
Mauro Gilli, peneliti senior di bidang teknologi militer dan keamanan internasional di Institut Teknologi Federal Swiss, mengatakan F-35 dapat dideteksi oleh S-400 hanya ketika jaraknya sekitar 40 km. Hal itu, kata dia, terlalu terlambat mengingat F -35 membawa senjata yang dapat menyerang target udara dan darat pada jarak yang lebih jauh.
Gilli juga mengangkat kekhawatiran tentang potensi penjualan F-35 ke Turki, negara itu juga membeli S-400 Rusia.
Dia berpendapat bahwa dengan memodulasi frekuensi dan sudut operasi beberapa sistem S-400, orang dapat menemukan titik-titik lemah dari F-35 dan yang lebih penting adalah radar uniknya.
Mereka meredam kekhawatiran tentang kemapuan sistem pertahanan rudal S-400 Rusia yang dibeli India, dengan bersikeras bahwa senjata pertahanan itu mampu mendeteksi pesawat siluman.
Surat kabar Kuwait, Al Jarida, beberapa hari lalu melaporkan Komandan Angkatan Udara Iran Brigadir Jenderal Farzad Ismaili yang menjabat sejak 2010 telah dipecat oleh Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei. Musababnya, Ismaili merahasiakan bahwa F-35 Angkatan Udara Israel telah melanggar wilayah udara Iran.
Laporan itu menekankan bahwa pelanggaran wilayah udara itu terjadi pada Maret 2018. Para pejabat senior militer Iran yang dikutip Al Jarida mengatakan badan intelijen Garda Revolusi dan Kementerian intelijen Iran mulai menyelidiki kasus ini, di bawah perintah langsung Khamenei. (Baca: Komandan Teheran Ini Rahasiakan Jet F-35 Israel Tembus Langit Iran )
Masih menurut laporan media Kuwait tersebut, radar dari sistem rudal S-300 yang dibeli Iran dari Rusia gagal mendeteksi masuk dan keluarnya pesawat tempur F-35 Israel. Ismaili menyembunyikan informasi gagalnya radar sistem rudal tersebut dari Khamenei karena hal itu akan membongkar kegagalan layanannya sebagai komandan Angkatan Udara Iran.
Namun, intelijen Iran menemukan bahwa jet tempur Israel telah melakukan "serangan mendadak" sebagai tes terhadap kemungkinan serangan terhadap pos dan pangkalan Iran yang dilindungi sistem rudal S-300 buatan Rusia.
Sumber-sumber pertahanan Rusia kepada ThePrint yang dilansir Kamis (4/7/2019) mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui kasus Iran tersebut. Namun, mereka menjamin S-400 yang dibeli India memiliki radar yang dapat mendeteksi pesawat siluman. Sistemnya juga sama sekali berbeda dengan sistem rudal S-300.
Sumber-sumber pertahanan India juga mengatakan kepada ThePrint bahwa S-400 dapat mendeteksi pesawat siluman, namun tidak menguraikan sejauh mana kemampuan tersebut.
Mauro Gilli, peneliti senior di bidang teknologi militer dan keamanan internasional di Institut Teknologi Federal Swiss, mengatakan F-35 dapat dideteksi oleh S-400 hanya ketika jaraknya sekitar 40 km. Hal itu, kata dia, terlalu terlambat mengingat F -35 membawa senjata yang dapat menyerang target udara dan darat pada jarak yang lebih jauh.
Gilli juga mengangkat kekhawatiran tentang potensi penjualan F-35 ke Turki, negara itu juga membeli S-400 Rusia.
Dia berpendapat bahwa dengan memodulasi frekuensi dan sudut operasi beberapa sistem S-400, orang dapat menemukan titik-titik lemah dari F-35 dan yang lebih penting adalah radar uniknya.
(mas)