Citra Satelit: Suriah Operasikan 4 Sistem Rudal S-300 Rusia di Masyaf

Senin, 01 Juli 2019 - 10:31 WIB
Citra Satelit: Suriah...
Citra Satelit: Suriah Operasikan 4 Sistem Rudal S-300 Rusia di Masyaf
A A A
TEL AVIV - Citra satelit yang dirilis oleh perusahaan intelijen Israel, ImageSat International (ISI) pada hari Minggu menunjukkan pengoperasian lengkap keempat sistem pertahanan rudal S-300 buatan Rusia di provinsi Masyaf, Suriah.

ISI, seperti dikutip Times of Israel, Senin (1/7/2019), mengatakan dari analisis citra satelit diketahui bahwa seluruh sistem pertahanan udara S-300 Suriah beroperasi. Hal itu akan menjadi ancaman yang lebih besar terhadap kemampuan Israel untuk melakukan serangan udara terhadap pasukan Iran dan Hizbullah di negara Presiden Bashar al-Assad tersebut.

Pada bulan Februari, gambar satelit yang dirilis menunjukkan tiga dari empat sistem pertahanan rudal itu telah dibangun dan satu peluncur lainnya ditutupi oleh jaring kamuflase.

"Penyamaran peluncur keempat langka dan menimbulkan tanda tanya tentang tingkat operasional seluruh baterai dan khususnya peluncur yang tertutup dan dilipat," kata ISI pada saat itu.

Rusia mengirimkan peluncur, radar dan kendaraan komando dan kontrol dari sistem rudal S-300 kepada rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad pada awal Oktober. Pengiriman itu sebagai tanggapan atas jatuhnya pesawat pengintai Rusia oleh sistem pertahanan udara Suriah ketika sedang merespons serangan udara jet-jet tempur Israel.

Moskow mengatakan pihaknya juga akan memberlakukan penanggulangan elektronik di garis pantai Suriah untuk menekan navigasi satelit, sistem radar di atas kapal, dan komunikasi pesawat tempur yang menyerang target di wilayah Suriah.

Insiden itu menyebabkan salah satu poin terendah dalam hubungan antara Yerusalem dan Moskow dalam beberapa tahun.

Dengan bantuan Rusia, Iran, dan Hizbullah, Assad telah mendapatkan kembali kendali atas mayoritas wilayah Suriah dan membangun kembali pasukannya. Fokus utama militer Damaskus adalah pada divisi intelijen dan pertahanan udara yang dapat menimbulkan ancaman bagi pesawat tempur Israel.

Israel telah melakukan serangan udara di negara yang dilanda perang itu dengan klaim menargetkan Hizbullah dan Iran. Militer Zionis itu bahkan menegaskan akan terus beroperasi di Suriah selama dibutuhkan.

Pada bulan April, serangan udara Israel benar-benar menghancurkan pabrik rudal di Masyaf, Suriah. Dalam serangan terhadap pabrik rudal itu, hanggar utama berukuran 60x25 meter dan beberapa hanggar industri besar serta bangunan yang kemungkinan berfungsi untuk produksi dan perakitan rudal hancur.

“Struktur industri utama hancur total, termasuk hanggar utama dan tiga hanggar (lain) serta bangunan produksi yang berdekatan. sisa bangunan terkena dan rusak oleh ledakan itu," kata ISI dalam sebuah penilaian pada saat itu. Perusahaan tersebut menilai bahwa semua elemen dan atau peralatan yang ada di dalamnya benar-benar hancur.

"Namun, mungkin tidak ada pembuatan atau perakitan mesin rudal dan hulu ledak di pabrik itu, karena struktur yang dilindungi tidak terdeteksi. Juga tidak ada rudal atau peluncur yang diidentifikasi di dalam kompleks," kata ISI.

Pejabat Israel telah berulang kali menyuarakan keprihatinan atas kekukuhan Iran di Suriah dan penyelundupan senjata canggih ke Hizbullah dari Teheran ke Lebanon melalui Suriah.

Sistem pertahanan udara Suriah sebagian besar adalah sistem kuno buatan Soviet seperti SA-2s, SA-5s, dan SA-6s serta sistem rudal surface-to-air taktis yang lebih canggih seperti sistem SA-17 dan SA-22. Moskow juga memasok sistem rudal jarak pendek Pantsir S-1 ke rezim Assad.

S-300 yang canggih akan menjadi peningkatan besar bagi pertahanan udara Suriah dan akan menjadi ancaman bagi jet tempur Israel karena sistem pertahanan rudal jarak jauh itu dapat melacak objek seperti pesawat terbang dan rudal balistik sejauh 300 km.

Satu batalyon penuh mencakup enam kendaraan peluncur dengan masing-masing kendaraan membawa empat kontainer rudal yang totalnya berisi 24 rudal. Selain itu ada kendaraan komando dan kontrol serta radar pendeteksi jarak jauh.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1270 seconds (0.1#10.140)