Venezuela Klaim Gagalkan Rencana Pembunuhan Maduro

Kamis, 27 Juni 2019 - 13:16 WIB
Venezuela Klaim Gagalkan...
Venezuela Klaim Gagalkan Rencana Pembunuhan Maduro
A A A
CARACAS - Para pejabat Venezuela mengatakan mereka telah mengagalkan rencana penggulingan pemerintah termasuk pembunuhan Presiden Nicolas Maduro dan sekutu politik terdekatnya.

Juru bicara Maduro, Jorge Rodriguez, mengatakan di televisi pemerintah bahwa sebuah jaringan yang sebagian besar terdiri dari pensiunan perwira polisi dan tentara merencanakan untuk mengebom sebuah bangunan utama pemerintah, merebut pangkalan udara Caracas dan menjarah bank sentral Venezuela.

Ia juga mengatakan komplotan tersebut ingin meminggirkan pemimpin oposisi Juan Guaido dari lanskap politik Venezuela. Guaido, pemimpin Majelis Nasional yang didominasi oposisi, berusaha untuk menurunkan Maduro dari kekuasaan dengan dukungan dari lebih dari 50 negara.

Rodríguez mengatakan jaringan yang dimaksudkan ingin mencuri sebuah helikopter untuk membebaskan Raul Baduel, seorang mantan menteri pertahanan yang sekarang berada di penjara dan mengangkatnya sebagai presiden seperti disitir dari AP, Kamis (27/6/2019).

Rodriguez menuduh Presiden Kolombia Ivan Duque dan Presiden Chili Sebastián Pinera mendukung rencana kudeta yang digagalkan, tetapi dia tidak memberikan bukti.

Rodriguez kemudian menunjukkan apa yang ia katakan sebagai adegan dari 56 jam panggilan konferensi video yang disadap di mana komplotan perencana kudeta menyusun strategi untuk serangan yang direncanakan pada 23 Juni.

Juru bicara itu mengatakan ibu negara Cilia Flores dan Diosdado Cabello, pemimpin partai sosialis yang memerintah Venezuela, termasuk di antara mereka yang juga menjadi target pembunuhan.

Pemerintah Venezuela telah mengklaim berbagai rencana kudeta selama bertahun-tahun, umumnya menawarkan sedikit atau tidak ada bukti untuk mendukung klaimnya tersebut. Pihak oposisi berpendapat Maduro menggunakan klaim itu untuk membenarkan tindakan kerasnya terhadap mereka yang berbeda pendapat.

Guaido menolak klaim terbaru ini sebagai upaya pemerintah untuk mengalihkan perhatian dari masalah nyata Venezuela.

Pada Agustus lalu Maduro diserang oleh dua drone yang sarat dengan bahan peledak, yang meledak di dekatnya saat ia berpidato di sebuah perayaan militer. Maduro tidak terluka dalam serangan itu, yang oleh para pejabat disebut sebagai upaya pembunuhan.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9388 seconds (0.1#10.140)