Pompeo: AS Bersiap Tarik Pasukan dari Afghanistan
A
A
A
KABUL - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengatakan Washington tengah bersiap untuk menarik pasukan dari Afghanistan, namun belum menyetujui kapan waktunya. Hal itu dikatakan Pompeo saat melakukan kunjungan ke Afghanistan tanpa pemberitahuan.
"Kami telah menjelaskan kepada Taliban bahwa kami siap untuk menarik pasukan kami. Saya ingin menjadi jelas, kami belum menyetujui jadwal waktu untuk melakukannya," kata Pompeo.
"Kehadiran pasukan di Afghanistan berdasarkan kondisi," imbuh diplomat top AS itu seperti dikutip dari CNN, Rabu (26/6/2019).
Pompeo membuat pernyataan saat menyambangi Kabul pada Selasa sebelum melakukan perjalanan ke New Delhi, India.
Pompeo mengatakan "kemajuan nyata" telah dibuat dalam perundingan damai Afghanistan dan pihak-pihak yang terlibat hampir menyelesaikan sebuah naskah perjanjian.
"Mengenai terorisme, kami telah membuat kemajuan nyata dan hampir siap untuk menyimpulkan draft teks yang menguraikan komitmen Taliban untuk bergabung dengan sesama warga Afghanistan dalam memastikan tanah Afghanistan tidak pernah lagi menjadi surga yang aman bagi para teroris," tutur Pompeo.
Taliban memainkan peran sentral yang mendukung serangan teroris 11 September 2001 di New York dan Pentagon. Sebelum serangan itu, pemerintah Taliban memberikan perlindungan kepada al-Qaeda dan setelah itu pemimpinnya, Mullah Omar, menolak untuk menyerahkan Osama bin Laden ke pihak berwenang internasional.
Dalam kesempatan itu, Pompeo juga menyinggung soal Iran yang berbagi perbatasan dengan Afghanistan.
"Saya tidak bisa berbagi banyak dengan Anda tentang keterlibatan Iran di Afghanistan," kata Pompeo saat konferensi pers.
"Saya akan mengatakan ini: Bukan kepentingan terbaik Iran untuk merusak proses perdamaian ini," imbuhnya.
"Adalah kepentingan terbaik setiap pemain regional bahwa proses perdamaian ini bergerak maju setelah 18 tahun," tukas Pompeo.
Kunjungan Pompeo terjadi sesaat sebelum pemerintahan Trump akan memulai babak baru pembicaraan AS dengan Taliban, yang akan dimulai 29 Juni di Qatar, menurut sebuah tweet oleh Perwakilan Khusus AS untuk Perdamaian dan Rekonsiliasi Afghanistan Zalmay Khalilzad.
Pembicaraan, yang menurut Khalilzad belum membuat "cukup" kemajuan, belum termasuk pemerintah Afghanistan, yang ditolak oleh Taliban untuk dinegosiasikan.
Konflik Afghanistan adalah perang terpanjang Amerika, telah berlangsung selama 17 tahun. Lebih dari 2.400 nyawa tentara AS melayang dan menelan biaya miliaran dolar serta telah merentang ke dalam pemerintahan AS ketiga. Presiden Donald Trump berkampanye untuk mengakhiri keterlibatan AS di Afghanistan dan konflik internasional lainnya.
Selama kunjungannya ke Afghanistan, Pompeo bertemu dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan Kepala Eksekutif Abdullah Abdullah selama kunjungannya.
"Kami telah menjelaskan kepada Taliban bahwa kami siap untuk menarik pasukan kami. Saya ingin menjadi jelas, kami belum menyetujui jadwal waktu untuk melakukannya," kata Pompeo.
"Kehadiran pasukan di Afghanistan berdasarkan kondisi," imbuh diplomat top AS itu seperti dikutip dari CNN, Rabu (26/6/2019).
Pompeo membuat pernyataan saat menyambangi Kabul pada Selasa sebelum melakukan perjalanan ke New Delhi, India.
Pompeo mengatakan "kemajuan nyata" telah dibuat dalam perundingan damai Afghanistan dan pihak-pihak yang terlibat hampir menyelesaikan sebuah naskah perjanjian.
"Mengenai terorisme, kami telah membuat kemajuan nyata dan hampir siap untuk menyimpulkan draft teks yang menguraikan komitmen Taliban untuk bergabung dengan sesama warga Afghanistan dalam memastikan tanah Afghanistan tidak pernah lagi menjadi surga yang aman bagi para teroris," tutur Pompeo.
Taliban memainkan peran sentral yang mendukung serangan teroris 11 September 2001 di New York dan Pentagon. Sebelum serangan itu, pemerintah Taliban memberikan perlindungan kepada al-Qaeda dan setelah itu pemimpinnya, Mullah Omar, menolak untuk menyerahkan Osama bin Laden ke pihak berwenang internasional.
Dalam kesempatan itu, Pompeo juga menyinggung soal Iran yang berbagi perbatasan dengan Afghanistan.
"Saya tidak bisa berbagi banyak dengan Anda tentang keterlibatan Iran di Afghanistan," kata Pompeo saat konferensi pers.
"Saya akan mengatakan ini: Bukan kepentingan terbaik Iran untuk merusak proses perdamaian ini," imbuhnya.
"Adalah kepentingan terbaik setiap pemain regional bahwa proses perdamaian ini bergerak maju setelah 18 tahun," tukas Pompeo.
Kunjungan Pompeo terjadi sesaat sebelum pemerintahan Trump akan memulai babak baru pembicaraan AS dengan Taliban, yang akan dimulai 29 Juni di Qatar, menurut sebuah tweet oleh Perwakilan Khusus AS untuk Perdamaian dan Rekonsiliasi Afghanistan Zalmay Khalilzad.
Pembicaraan, yang menurut Khalilzad belum membuat "cukup" kemajuan, belum termasuk pemerintah Afghanistan, yang ditolak oleh Taliban untuk dinegosiasikan.
Konflik Afghanistan adalah perang terpanjang Amerika, telah berlangsung selama 17 tahun. Lebih dari 2.400 nyawa tentara AS melayang dan menelan biaya miliaran dolar serta telah merentang ke dalam pemerintahan AS ketiga. Presiden Donald Trump berkampanye untuk mengakhiri keterlibatan AS di Afghanistan dan konflik internasional lainnya.
Selama kunjungannya ke Afghanistan, Pompeo bertemu dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan Kepala Eksekutif Abdullah Abdullah selama kunjungannya.
(ian)