Pertemuan Kementerian Pemuda Dunia Lahirkan Deklarasi Lisboa +21

Senin, 24 Juni 2019 - 20:07 WIB
Pertemuan Kementerian Pemuda Dunia Lahirkan Deklarasi Lisboa +21
Pertemuan Kementerian Pemuda Dunia Lahirkan Deklarasi Lisboa +21
A A A
LISBON - Pertemuan Menteri Pemuda se-Dunia yang dilaksanakan di Lisbon Portugal, 21 - 23 Juni 2019, secara resmi ditutup. Acara World Conference of Ministers Responsible for Youth dan Youth Forum 2019 ini menghasilkan kesepakatan yang tertuang dalam Deklarasi Lisboa +21, yang terdiri dari 19 butir.

Deklarasi yang dibacakan oleh Duta Sekjen PBB untuk Urusan Kepemudaan, Jayathma Wicramanayake itu di antaranya memuat tentang komitmen pemenuhan hak, dan kebebasan asasi dalam mendorong partisipasi kaum muda, penyusunan kebijakan pengembangan kepemudaan dengan pendekatan partisipatif dan mendukung pencapaian SDGs.

Selain itu juga disepakati pengembangan program dan kebijakan pencegahan kekerasan dan diskriminasi di kalangan kaum muda, program lingkungan untuk partisipasi mencegah dampak buruk akibat perubahan iklim, dan isu-isu terkait hak kesehatan, pendidikan, dan partisipasi kaum muda dalam pembangunan.

Acara ini ditutup secara resmi oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Gutteres. Dalam sambutan penutupan, Gutteres menyampaikan soal tantangan pengangguran global akibat teknologi. "Banyak lapangan pekerjaan berkurang digantikan teknologi. Ini ancaman bagi generasi muda", ujar mantan Perdana Menteri Portugal itu.

Terkait dengan perubahan iklim, Guterres menegaskan bahwa generasi seusiannya telah gagal menanggapi tantangan darurat iklim secara memadai. Kini, ia berharap bahwa kaum muda dapat dan harus memimpin perjuangan ini.

Dalam rilis yang diterima Sindonews, Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga, Asrorun Niam Sholeh yang menjadi Ketua Delegasi Indonesia dalam pertemuan tersebut menyatakan, Indonesia dalam statemennya pada forum tersebut menyampaikan bahwa Indonesia terus berupaya keras menjadi negara maritim yang memapankan nilai-nilai kemanusiaan universal, toleransi, dan kebhinekaan.

"Juga senantiasa mempromosikan demokrasi, penghargaan terhadap hak asasi, dan meneguhkan diri sebagai negara yang mengharmonikan nilai Islam dan demokrasi dapat berjalan secara harmoni", ujarnya. Ia berharap, ke depannya pemuda Indonesia bisa memainkan peran sangat signifikan sebagai agen perdaban bagi masa depan bangsa dan memberikan sumbangsih besar bagi perdamaian dunia.

"Kita punya tanggung jawab untuk menyediakan ruang partisipasi kaum muda sebagai bagian dari masyarakat global agar berkontribusi positif dalam membangun peradaban. Islam sebagai agama mayoritas bangsa Indonesia harus menjadi spirit mewujudkan masyarakat beradab, toleran, terbuka, dan demokratis," ujarnya.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4866 seconds (0.1#10.140)