Pasukan AS Bersiap Evakuasi Ratusan Staf dari Pangkalan Irak
A
A
A
TIKRIT - Pasukan AS bersiap untuk mengevakuasi ratusan staf yang bekerja untuk Lockheed Martin Corp dan Sallyport Global dari pangkalan militer Irak di mana mereka bekerja sebagai kontraktor. Hal itu diungkapkan tiga sumber militer Irak.
"Hampir 400 kontraktor dari kedua perusahaan bersiap-siap untuk meninggalkan pangkalan militer Balad, yang menampung pasukan AS, sekitar 80 km utara Baghdad, atas dasar ancaman keamanan potensial. Keberangkatan mereka sudah dekat," kata sumber tersebut seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (22/6/2019).
Namun sumber itu tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang ancaman keamanan.
Pangkalan Balad yang luas dihantam oleh tiga mortir minggu lalu. Tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
"Militer AS memberi tahu para pejabat Irak bahwa mereka akan mulai mengevakuasi sekitar setengah dari 800 karyawan yang bekerja untuk kedua perusahaan di Balad," kata seorang pejabat militer yang mengetahui operasi harian pangkalan itu.
Pejabat itu mengatakan evakuasi akan memakan waktu sekitar 10 hari.
Dua sumber militer lainnya mengatakan evakuasi akan dilakukan dalam dua tahap dan akan dilakukan dengan pesawat militer.
"Orang Amerika memberi tahu kami bahwa mereka hanya akan menjaga staf yang terbatas dan diperlukan yang bekerja dalam pemeliharaan pesawat perang F-16 Irak," ucap sumber tersebut. Lockheed Martin mulai mengirimkan F-16 pertama ke Irak pada 2014.
Sumber mengatakan evakuasi dapat dimulai kapan saja.
Dua pangkalan Irak lainnya yang menampung pasukan AS juga telah dihantam roket dalam sepekan terakhir dalam serangan yang tidak diketahui siapa pelakunya. Pada hari Rabu, serangan roket menghantam dekat situs yang digunakan oleh perusahaan energi AS Exxon Mobil di dekat kota selatan Basra.
Pejabat lokal menyalahkan milisi Syiah yang didukung Iran atas insiden di Basra. Iran belum mengomentari insiden Irak tetapi menolak tuduhan Washington bahwa mereka berada di balik beberapa serangan terhadap kapal tanker minyak di Teluk dalam beberapa pekan terakhir.Di Irak, Iran mendukung beberapa milisi Syiah yang memiliki posisi dekat dengan instalasi militer AS. Milisi-milisi itu belum secara terbuka mengomentari insiden baru-baru ini.
Kelompok ekstrimis Negara Islam (ISIS) juga berusaha untuk melakukan serangan balik di Irak dan sebagian besar menggunakan taktik pemberontakan hit-and-run terhadap pasukan Irak dalam beberapa bulan terakhir.
Meningkatnya aksi kekerasan ini terjadi di tengah melonjaknya ketegangan regional antara Amerika Serikat dan Iran.
Washington telah meningkatkan tekanan sanksi terhadap Teheran sejak tahun lalu dan beberapa insiden kekerasan di Teluk dipicu atas meningkatnya ketegangan.
Presiden Donald Trump pada hari Jumat mengatakan dia telah membatalkan serangan AS terhadap Iran pada menit terakhir.
"Hampir 400 kontraktor dari kedua perusahaan bersiap-siap untuk meninggalkan pangkalan militer Balad, yang menampung pasukan AS, sekitar 80 km utara Baghdad, atas dasar ancaman keamanan potensial. Keberangkatan mereka sudah dekat," kata sumber tersebut seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (22/6/2019).
Namun sumber itu tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang ancaman keamanan.
Pangkalan Balad yang luas dihantam oleh tiga mortir minggu lalu. Tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
"Militer AS memberi tahu para pejabat Irak bahwa mereka akan mulai mengevakuasi sekitar setengah dari 800 karyawan yang bekerja untuk kedua perusahaan di Balad," kata seorang pejabat militer yang mengetahui operasi harian pangkalan itu.
Pejabat itu mengatakan evakuasi akan memakan waktu sekitar 10 hari.
Dua sumber militer lainnya mengatakan evakuasi akan dilakukan dalam dua tahap dan akan dilakukan dengan pesawat militer.
"Orang Amerika memberi tahu kami bahwa mereka hanya akan menjaga staf yang terbatas dan diperlukan yang bekerja dalam pemeliharaan pesawat perang F-16 Irak," ucap sumber tersebut. Lockheed Martin mulai mengirimkan F-16 pertama ke Irak pada 2014.
Sumber mengatakan evakuasi dapat dimulai kapan saja.
Dua pangkalan Irak lainnya yang menampung pasukan AS juga telah dihantam roket dalam sepekan terakhir dalam serangan yang tidak diketahui siapa pelakunya. Pada hari Rabu, serangan roket menghantam dekat situs yang digunakan oleh perusahaan energi AS Exxon Mobil di dekat kota selatan Basra.
Pejabat lokal menyalahkan milisi Syiah yang didukung Iran atas insiden di Basra. Iran belum mengomentari insiden Irak tetapi menolak tuduhan Washington bahwa mereka berada di balik beberapa serangan terhadap kapal tanker minyak di Teluk dalam beberapa pekan terakhir.Di Irak, Iran mendukung beberapa milisi Syiah yang memiliki posisi dekat dengan instalasi militer AS. Milisi-milisi itu belum secara terbuka mengomentari insiden baru-baru ini.
Kelompok ekstrimis Negara Islam (ISIS) juga berusaha untuk melakukan serangan balik di Irak dan sebagian besar menggunakan taktik pemberontakan hit-and-run terhadap pasukan Irak dalam beberapa bulan terakhir.
Meningkatnya aksi kekerasan ini terjadi di tengah melonjaknya ketegangan regional antara Amerika Serikat dan Iran.
Washington telah meningkatkan tekanan sanksi terhadap Teheran sejak tahun lalu dan beberapa insiden kekerasan di Teluk dipicu atas meningkatnya ketegangan.
Presiden Donald Trump pada hari Jumat mengatakan dia telah membatalkan serangan AS terhadap Iran pada menit terakhir.
(ian)