7 Revolusi Paling Berpengaruh di Dunia
A
A
A
SEJARAH peradaban manusia seringkali dimulai dari sebuah revolusi. Gerakan yang mendobrak sistem sebelumnya secara cepat ini mewarnai perkembangan zaman di kemudian hari. Banyak revolusi yang hingga kini masih dikenang, baik sisi positif maupun negatifnya. Berikut 7 revolusi paling berpengaruh di dunia.
1. Revolusi Prancis (1789–1799)
Revolusi Perancis adalah periode sosial radikal dan pergolakan politik yang memiliki dampak besar terhadap sejarah Prancis dan lebih luas lagi terhadap Eropa secara keseluruhan. Monarko absolut yang telah berabad-abad memerintah Prancis runtuh dalam waktu tiga tahun.
Rakyat Prancis mengalami transformasi sosial politik epik; feodalisme, aristokrasi, dan monarki mutlak diruntuhkan oleh kelompok politik radikal sayap kiri. Ide-ide lama yang berhubungan dengan tradisi dan hierarki monarki, aristokrat, dan Gereja Katolik digulingkan dan digantikan prinsip-prinsip baru; Liberte, Egalite dan Fraternite (kebebasan, persamaan, dan persaudaraan).
2. Revolusi Amerika (1775-1783)
Revolusi Amerika merupakan perang kemerdekaan Amerika Serikat (AS) melawan Kerajaan Britania Raya. Revolusi ini perlahan menjadi perang global bukan hanya antara Britania Raya dengan AS saja melainkan peperangan yang melibatkan Prancis, Belanda, dan Spanyol.
Perang ini kemudian dimenangkan oleh AS dengan bantuan Prancis. Perang ini merupakan akibat dari Revolusi Amerika Serikat. Para kolonis bangkit karena Undang-Undang Stempel 1765 yang dikeluarkan Parlemen Britania Raya tidak konstitusional. Parlemen Britania menegaskan bahwa mereka punya hak untuk memberlakukan pajak pada para kolonis.
3. Revolusi Bolshevik (1917)
Revolusi Bolshevik atau dikenal juga dengan Revolusi Oktober adalah revolusi yang dilakukan kaum komunis Rusia di bawah pimpinan Vladimir Lenin. Setelah merebut kekuasaan di Petrograd, ibu kota Rusia kala itu, mereka menggulingkan pemerintahan nasionalis di bawah pimpinan Alexander Kerensky yang mulai memerintah sejak Februari.
Pemerintahan ini diangkat setelah Tsar Nikolas II yang turun takhta karena dianggap tak kompeten. Dengan Revolusi Oktober ini, abad ke-20 memasuki era pertama komunis.
4. Revolusi Turki Muda (1908)
Revolusi Turki Muda (Juli 1908) di Kesultanan Utsmaniyah (Kekaisaran Ottoman) merupakan restorasi konstitusi Utsmaniyah tahun 1876 dan mengantar suatu politik multipartai dalam sistem pemilihan umum dua tahap (UU pemilihan umum) di bawah parlemen Utsmaniyah oleh gerakan Turki Muda.
Tiga dekade sebelumnya, pada 1876, Sultan Abdul Hamid II mendirikan monarki konstitusional, Era Konstitusional Pertama yang hanya bertahan selama dua tahun sebelum ditangguhkan. Pada 24 Juli 1908, Sultan Hamid II menyerah dan mengumumkan restorasi yang melahirkan Era Konstitusional Kedua.
5. Revolusi China (1911-1912)
Revolusi China 1911 adalah revolusi yang berhasil menggulingkan dinasti kekaisaran terakhir China (Dinasti Qing) dan berdirinya Republik China pimpinan Dr. Sun Yat Sen. Sun Yat Sen merupakan tokoh revolusioner yang memiliki cita-cita idealis menasionalisasikan demokrasi untuk masa depan China.
Langkah Sun Yat Sen mempengaruhi masyarakat China membuahkan hasil dengan terbentuknya organisasi revolusioner China di Amerika Serikat. Terjadi penyerangan pertama ke Dinasti Qing dan kemudian berhasil menumbangkan kekuasaan Dinasti Qing dan menjadikan Sun Yat Sen sebagai Presiden pertama Republik China.
6. Revolusi Kuba (1953-1959)
Revolusi Kuba merupakan pemberontakan bersenjata yang berujung pada kejatuhan diktator Fulgensio Batista pada 1 Januari 1959 oleh gerakan yang dinamakan Movimiento 26 de Julio pimpinan Fidel Castro. Pada 1944, Batista menjadi Presiden Kuba menggantikan Gerardo Machado.
Pada 1952, ia kembali mendapatkan kekuasaan setelah melancarkan kudeta. Penentangan mulai meruyak, salah satunya adalah pimpinan terpenting gerakan anti-Batista, seorang pengacara bernama Fidel Castro dan Santiago de Cuba. Gerakan yang dipelopori Castro dan dibantu tokoh Revolusioner Che Guevara berujung pada meletusnnya Revolusi Kuba dan berakhirnya kekuasaan Batista.
7. Revolusi Iran (1978-1979)
Revolusi Iran (juga dikenal dengan sebutan Revolusi Islam) merupakan revolusi yang mengubah Iran dari Monarki di bawah Shah Mohammad Reza Pahlavi menjadi Republik Islam Iran yang dipimpin oleh Ayatullah Agung Ruhollah Khomeini, pemimpin revolusi dan pendiri dari Republik Islam.
Revolusi Iran juga sering disebut pula sebagai revolusi terbesar ketiga dalam sejarah setelah Revolusi Prancis dan Revolusi Bolshevik di Rusia. Rezim kerajaan Iran dibawah Shah runtuh pada 11 Februari 1979, ketika gerilyawan dan pasukan pemberontak turun ke jalan. Melalui referendum nasional, Iran menjadi Republik Islam pada 1 April 1979.
Sumber: www.listverse.com
1. Revolusi Prancis (1789–1799)
Revolusi Perancis adalah periode sosial radikal dan pergolakan politik yang memiliki dampak besar terhadap sejarah Prancis dan lebih luas lagi terhadap Eropa secara keseluruhan. Monarko absolut yang telah berabad-abad memerintah Prancis runtuh dalam waktu tiga tahun.
Rakyat Prancis mengalami transformasi sosial politik epik; feodalisme, aristokrasi, dan monarki mutlak diruntuhkan oleh kelompok politik radikal sayap kiri. Ide-ide lama yang berhubungan dengan tradisi dan hierarki monarki, aristokrat, dan Gereja Katolik digulingkan dan digantikan prinsip-prinsip baru; Liberte, Egalite dan Fraternite (kebebasan, persamaan, dan persaudaraan).
2. Revolusi Amerika (1775-1783)
Revolusi Amerika merupakan perang kemerdekaan Amerika Serikat (AS) melawan Kerajaan Britania Raya. Revolusi ini perlahan menjadi perang global bukan hanya antara Britania Raya dengan AS saja melainkan peperangan yang melibatkan Prancis, Belanda, dan Spanyol.
Perang ini kemudian dimenangkan oleh AS dengan bantuan Prancis. Perang ini merupakan akibat dari Revolusi Amerika Serikat. Para kolonis bangkit karena Undang-Undang Stempel 1765 yang dikeluarkan Parlemen Britania Raya tidak konstitusional. Parlemen Britania menegaskan bahwa mereka punya hak untuk memberlakukan pajak pada para kolonis.
3. Revolusi Bolshevik (1917)
Revolusi Bolshevik atau dikenal juga dengan Revolusi Oktober adalah revolusi yang dilakukan kaum komunis Rusia di bawah pimpinan Vladimir Lenin. Setelah merebut kekuasaan di Petrograd, ibu kota Rusia kala itu, mereka menggulingkan pemerintahan nasionalis di bawah pimpinan Alexander Kerensky yang mulai memerintah sejak Februari.
Pemerintahan ini diangkat setelah Tsar Nikolas II yang turun takhta karena dianggap tak kompeten. Dengan Revolusi Oktober ini, abad ke-20 memasuki era pertama komunis.
4. Revolusi Turki Muda (1908)
Revolusi Turki Muda (Juli 1908) di Kesultanan Utsmaniyah (Kekaisaran Ottoman) merupakan restorasi konstitusi Utsmaniyah tahun 1876 dan mengantar suatu politik multipartai dalam sistem pemilihan umum dua tahap (UU pemilihan umum) di bawah parlemen Utsmaniyah oleh gerakan Turki Muda.
Tiga dekade sebelumnya, pada 1876, Sultan Abdul Hamid II mendirikan monarki konstitusional, Era Konstitusional Pertama yang hanya bertahan selama dua tahun sebelum ditangguhkan. Pada 24 Juli 1908, Sultan Hamid II menyerah dan mengumumkan restorasi yang melahirkan Era Konstitusional Kedua.
5. Revolusi China (1911-1912)
Revolusi China 1911 adalah revolusi yang berhasil menggulingkan dinasti kekaisaran terakhir China (Dinasti Qing) dan berdirinya Republik China pimpinan Dr. Sun Yat Sen. Sun Yat Sen merupakan tokoh revolusioner yang memiliki cita-cita idealis menasionalisasikan demokrasi untuk masa depan China.
Langkah Sun Yat Sen mempengaruhi masyarakat China membuahkan hasil dengan terbentuknya organisasi revolusioner China di Amerika Serikat. Terjadi penyerangan pertama ke Dinasti Qing dan kemudian berhasil menumbangkan kekuasaan Dinasti Qing dan menjadikan Sun Yat Sen sebagai Presiden pertama Republik China.
6. Revolusi Kuba (1953-1959)
Revolusi Kuba merupakan pemberontakan bersenjata yang berujung pada kejatuhan diktator Fulgensio Batista pada 1 Januari 1959 oleh gerakan yang dinamakan Movimiento 26 de Julio pimpinan Fidel Castro. Pada 1944, Batista menjadi Presiden Kuba menggantikan Gerardo Machado.
Pada 1952, ia kembali mendapatkan kekuasaan setelah melancarkan kudeta. Penentangan mulai meruyak, salah satunya adalah pimpinan terpenting gerakan anti-Batista, seorang pengacara bernama Fidel Castro dan Santiago de Cuba. Gerakan yang dipelopori Castro dan dibantu tokoh Revolusioner Che Guevara berujung pada meletusnnya Revolusi Kuba dan berakhirnya kekuasaan Batista.
7. Revolusi Iran (1978-1979)
Revolusi Iran (juga dikenal dengan sebutan Revolusi Islam) merupakan revolusi yang mengubah Iran dari Monarki di bawah Shah Mohammad Reza Pahlavi menjadi Republik Islam Iran yang dipimpin oleh Ayatullah Agung Ruhollah Khomeini, pemimpin revolusi dan pendiri dari Republik Islam.
Revolusi Iran juga sering disebut pula sebagai revolusi terbesar ketiga dalam sejarah setelah Revolusi Prancis dan Revolusi Bolshevik di Rusia. Rezim kerajaan Iran dibawah Shah runtuh pada 11 Februari 1979, ketika gerilyawan dan pasukan pemberontak turun ke jalan. Melalui referendum nasional, Iran menjadi Republik Islam pada 1 April 1979.
Sumber: www.listverse.com
(poe)