323 Lokasi Eksekusi Publik Teridentifikasi di Korut
A
A
A
SEOUL - Korea Utara (Korut) memiliki sekitar 323 lokasi yang digunakan oleh pemerintah untuk menerapkan hukuman mati.
Laporan itu dirilis kelompok hak asasi manusia (HAM) Transitional Justice Working Group (TJWG) yang berbasis di Seoul, Korea Selatan (Korut). TJWG menyusun laporan itu setelah empat tahun riset dan wawancara dengan lebih dari 600 pembelot Korut yang tinggal di luar negeri.
“Berbagai eksekusi publik untuk mengingatkan kembali rakyat posisi kebijakan yang dimiliki negara,” ungkap Direktur Riset TJWB Sarah A Son dilansir kantor berita Reuters. Son menambahkan, “Namun alasan kedua dan lebih kuat adalah Korut menanamkan budaya ketakutan pada orang biasa.”
Sejumlah tokoh elite juga men jalani eksekusi di depan publik, termasuk paman Pemimpin Korut Kim Jong-un, Jang Song-thaek, pada 2013. Dakwaan paling banyak yang diterapkan kepada para tersangka, antara lain karena mencuri tembaga dan hewan ternak hingga paling jarang seperti akti vitas anti-negara dan secara ilegal melintas ke China.
Survei terhadap 610 pembelot Korut yang tinggal di Korsel, termasuk 19 laporan lebih dari 10 orang yang dieksekusi secara bersamaan. Kerumunan massa, sekitar ratusan orang dan kadang mencapai 1.000 orang atau lebih, berkumpul untuk menyaksikan eksekusi itu.
“Orang termuda yang menyaksikan eksekusi publik itu berumur 7 tahun,” kata pernyataan TJWG. Kelompok itu menemukan bahwa 35 laporan eksekutif publik dilakukan di pinggir sungai dengan sejumlah eksekusi dilakukan di lokasi tak diketahui setiap dekade sejak 1960-an.
Enam eksekusi dilakukan dengan tiang gantungan dan 29 eksekusi dengan tim penembak. Reuters tak bisa secara independen mengonfirmasi setiap isi laporan itu. TJWG menyatakan, 83% dari sampel 84 orang yang disurvei pernah menyaksikan eksekusi publik, tapi tak bisa memberi data spesifik tentang bagaimana pada umumnya eksekusi itu dilakukan.
Laporan itu juga tidak menyatakan intensitas eksekusi tersebut. TJWG memperingatkan bahwa sampel survei berdasarkan pernyataan para pembelot Korut yang belum tentu representatif.
Misalnya, sejumlah responden yang tidak proporsional berasal dari provinsi-provinsi di bagian utara yang memiliki akses lebih luas keperbatasan China bagi warga Korut yang hendak membelot.
Beberapa laporan eksekusi di Korut itu juga kadang tidak benar seperti beberapa pejabat yang muncul kembali setelah sebelumnya dilaporkan di eksekusi. Bulan ini muncul laporan media tentang eksekusi sejumlah pejabat terkait perundingan nuklir dengan Amerika Serikat (AS) yang terhenti pada Februari saat pertemuan antara Kim dan Presiden AS Donald Trump.
Trump pada pekan lalu juga meragukan sejumlah laporan berita tentang berbagai eksekusi itu. “Saya tidak tahu apakah berbagai laporan itu benar. Mereka suka segera menuding Kim Jong-un,” ujarnya. Media Korut belum berkomentar tentang laporan itu.
Baru-baru ini juga muncul laporan bahwa Kim mengeksekusi salah satu jenderalnya yang dituduh merencanakan kudeta. Metode eksekusinya disebut terinspirasi film James Bond .
Menurut laporan itu, Kim menggunakan akuarium berisi ratusan ikan piranha yang di desain khusus untuk eksekusi dilakukan di istana kepresidenannya. Sejumlah sumber menyatakan tangan dan kaki jenderal itu dilukai dengan pisau sebelum dia dilempar ke tangki akuarium itu.
The Star melaporkan pihaknya belum bisa mengonfirmasi apakah jenderal itu tewas akibat lukanya atau dia dimakan hidup-hidup oleh piranha. Beberapa pihak menduga Kim meng gunakan metode eksekusi piranha itu dari film James Bond, The Spy Who Loved Me, yang dirilis pada 1977.
Kim dilaporkan menciptakan beberapa metode eksekusi di Ryongsong Residence untuk membuat takut para elite yang berniat membelot. Beberapa metode eksekusi lainnya di kediaman Kim adalah menjadikan korban sebagai makanan harimau, memenggal kepalanya, membakar korban dalam keadaan hidup dan meledakkannya dengan senjata antitank.
Kepala pertahanan Korut Hyon Yong-chol kabarnya dieksekusi karena dia tertidur dalam acara militer. Eksekusi dilakukan tim penembak menggunakan senjata anti-pesawat.
Mantan mentor politik Kim, Jang Song-thaek yang merupakan tokoh paling penting kedua di Korut dan menikahi bibi Kim, juga dieksekusi oleh tim penembak pada Desember 2013.
Istri Jang Song-thaek, Kim Kyonghui yang tidak senang dengan eksekusi terhadap suaminya itu pun dikabarkan diracun berdasarkan perintah Kim. (Syarifudin)
Laporan itu dirilis kelompok hak asasi manusia (HAM) Transitional Justice Working Group (TJWG) yang berbasis di Seoul, Korea Selatan (Korut). TJWG menyusun laporan itu setelah empat tahun riset dan wawancara dengan lebih dari 600 pembelot Korut yang tinggal di luar negeri.
“Berbagai eksekusi publik untuk mengingatkan kembali rakyat posisi kebijakan yang dimiliki negara,” ungkap Direktur Riset TJWB Sarah A Son dilansir kantor berita Reuters. Son menambahkan, “Namun alasan kedua dan lebih kuat adalah Korut menanamkan budaya ketakutan pada orang biasa.”
Sejumlah tokoh elite juga men jalani eksekusi di depan publik, termasuk paman Pemimpin Korut Kim Jong-un, Jang Song-thaek, pada 2013. Dakwaan paling banyak yang diterapkan kepada para tersangka, antara lain karena mencuri tembaga dan hewan ternak hingga paling jarang seperti akti vitas anti-negara dan secara ilegal melintas ke China.
Survei terhadap 610 pembelot Korut yang tinggal di Korsel, termasuk 19 laporan lebih dari 10 orang yang dieksekusi secara bersamaan. Kerumunan massa, sekitar ratusan orang dan kadang mencapai 1.000 orang atau lebih, berkumpul untuk menyaksikan eksekusi itu.
“Orang termuda yang menyaksikan eksekusi publik itu berumur 7 tahun,” kata pernyataan TJWG. Kelompok itu menemukan bahwa 35 laporan eksekutif publik dilakukan di pinggir sungai dengan sejumlah eksekusi dilakukan di lokasi tak diketahui setiap dekade sejak 1960-an.
Enam eksekusi dilakukan dengan tiang gantungan dan 29 eksekusi dengan tim penembak. Reuters tak bisa secara independen mengonfirmasi setiap isi laporan itu. TJWG menyatakan, 83% dari sampel 84 orang yang disurvei pernah menyaksikan eksekusi publik, tapi tak bisa memberi data spesifik tentang bagaimana pada umumnya eksekusi itu dilakukan.
Laporan itu juga tidak menyatakan intensitas eksekusi tersebut. TJWG memperingatkan bahwa sampel survei berdasarkan pernyataan para pembelot Korut yang belum tentu representatif.
Misalnya, sejumlah responden yang tidak proporsional berasal dari provinsi-provinsi di bagian utara yang memiliki akses lebih luas keperbatasan China bagi warga Korut yang hendak membelot.
Beberapa laporan eksekusi di Korut itu juga kadang tidak benar seperti beberapa pejabat yang muncul kembali setelah sebelumnya dilaporkan di eksekusi. Bulan ini muncul laporan media tentang eksekusi sejumlah pejabat terkait perundingan nuklir dengan Amerika Serikat (AS) yang terhenti pada Februari saat pertemuan antara Kim dan Presiden AS Donald Trump.
Trump pada pekan lalu juga meragukan sejumlah laporan berita tentang berbagai eksekusi itu. “Saya tidak tahu apakah berbagai laporan itu benar. Mereka suka segera menuding Kim Jong-un,” ujarnya. Media Korut belum berkomentar tentang laporan itu.
Baru-baru ini juga muncul laporan bahwa Kim mengeksekusi salah satu jenderalnya yang dituduh merencanakan kudeta. Metode eksekusinya disebut terinspirasi film James Bond .
Menurut laporan itu, Kim menggunakan akuarium berisi ratusan ikan piranha yang di desain khusus untuk eksekusi dilakukan di istana kepresidenannya. Sejumlah sumber menyatakan tangan dan kaki jenderal itu dilukai dengan pisau sebelum dia dilempar ke tangki akuarium itu.
The Star melaporkan pihaknya belum bisa mengonfirmasi apakah jenderal itu tewas akibat lukanya atau dia dimakan hidup-hidup oleh piranha. Beberapa pihak menduga Kim meng gunakan metode eksekusi piranha itu dari film James Bond, The Spy Who Loved Me, yang dirilis pada 1977.
Kim dilaporkan menciptakan beberapa metode eksekusi di Ryongsong Residence untuk membuat takut para elite yang berniat membelot. Beberapa metode eksekusi lainnya di kediaman Kim adalah menjadikan korban sebagai makanan harimau, memenggal kepalanya, membakar korban dalam keadaan hidup dan meledakkannya dengan senjata antitank.
Kepala pertahanan Korut Hyon Yong-chol kabarnya dieksekusi karena dia tertidur dalam acara militer. Eksekusi dilakukan tim penembak menggunakan senjata anti-pesawat.
Mantan mentor politik Kim, Jang Song-thaek yang merupakan tokoh paling penting kedua di Korut dan menikahi bibi Kim, juga dieksekusi oleh tim penembak pada Desember 2013.
Istri Jang Song-thaek, Kim Kyonghui yang tidak senang dengan eksekusi terhadap suaminya itu pun dikabarkan diracun berdasarkan perintah Kim. (Syarifudin)
(nfl)