Abbas: Rencana Perdamaian AS Akan Pergi ke Neraka

Selasa, 28 Mei 2019 - 10:46 WIB
Abbas: Rencana Perdamaian...
Abbas: Rencana Perdamaian AS Akan Pergi ke Neraka
A A A
YERUSALEM - Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan bahwa rencana perdamaian Israel-Palestina inisiasi pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump "akan pergi ke neraka." Hal itu diungkapkannya dalam sebuah upacara di Ramallah.

Abbas mengatakan bahwa siapa pun yang ingin menyelesaikan masalah Palestina harus mulai dengan menyelesaikan aspek politiknya dan tidak mencoba menjual ilusi miliaran dolar.

"'Kesepakatan Abad Ini' atau kesepakatan aib akan pergi ke neraka dan proyek ekonomi yang mereka kerjakan untuk bulan depan juga akan pergi ke neraka. Kami mengatakan, kami tidak akan menerima pertemuan ini dan hasilnya karena mereka menjual kepada kita ilusi yang tidak akan menghasilkan apa-apa," tegas Abbas seperti dilansir dari Israel National News, Selasa (28/5/2019).

Abbas merujuk pada konferensi ekonomi Damai untuk Kesejahteraan, yang akan diselenggarakan pada 25 dan 26 Juni di Bahrain. Pejabat senior Gedung Putih mengatakan pekan lalu bahwa pemerintahan Trump berencana untuk melepaskan komponen ekonomi dari rencana perdamaian Timur Tengah yang akan datang selama konferensi itu.

Otoritas Palestina segera mengumumkan bahwa mereka akan memboikot konferensi ekonomi. Menteri Informasi Palestina Nabil Abu Rudeineh mengatakan bahwa konferensi itu akan menjadi pertemuan yang tidak berarti yang merupakan bagian dari rencana yang tidak berarti.

Pada hari Minggu, Komite Eksekutif PLO meminta dunia untuk memboikot konferensi Bahrain, dengan mengatakan pihaknya tidak memberi wewenang kepada pihak mana pun untuk bernegosiasi atas nama rakyat Palestina.

Abbas dan pejabat Palestina lainnya telah memboikot pemerintah AS sejak Presiden Donald Trump memutuskan membalikkan konsensus selama beberapa dekade dengan mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel pada bulan Desember 2017.

Palestina juga telah menolak rencana perdamaian AS bahkan sebelum diluncurkan, mengklaim itu rencana itu bias dalam mendukung Israel.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1179 seconds (0.1#10.140)