Trump: AS Tidak Berusaha Gulingkan Pemerintah Iran
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengatakan, pihaknya tidak ingin menggulingkan pemerintah Iran. Pernyataan itu datang di tengah terus meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran.
"Saya tahu begitu banyak orang dari Iran adalah orang-orang hebat. Iran memiliki peluang untuk menjadi negara yang hebat, dengan kepemimpinan yang sama," kata Trump dalam sebuah pernyataan.
"Kami tidak mencari perubahan rezim, saya ingin menegaskan hal tersebut. Saya rasa kami akan membuat kesepakatan dengan Teheran," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Senin (27/5).
Pernyataan ini sendiri muncul tidak lama setelah Trump menyetujui pengerahan 1.500 tentara tambahan ke Timur Tengah, setelah sebelumnya AS mengerahkan kapal induk dan bomber ke wilayah itu.
Terkait pengerahan tentara, sebelumnya Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) meledek AS dengan menyebut kehadiran militer Washington di Timur Tengah berada pada posisi terlemah dalam sejarah. Ledekan ini dilontarkan wakil komandan IRGC, Laksamana Muda Ali Fadavi.
"Orang-orang Amerika telah hadir di wilayah itu sejak 1833 dan mereka sekarang berada pada posisi terlemah dalam sejarah di Asia Barat," kata Fadavi.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan, Teheran akan mempertahankan diri terhadap agresi militer atau ekonomi dan menyerukan negara-negara Eropa untuk berbuat lebih banyak guna mempertahankan kesepakatan nuklir yang ditandatangani negaranya dengan mereka.
"Saya tahu begitu banyak orang dari Iran adalah orang-orang hebat. Iran memiliki peluang untuk menjadi negara yang hebat, dengan kepemimpinan yang sama," kata Trump dalam sebuah pernyataan.
"Kami tidak mencari perubahan rezim, saya ingin menegaskan hal tersebut. Saya rasa kami akan membuat kesepakatan dengan Teheran," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Senin (27/5).
Pernyataan ini sendiri muncul tidak lama setelah Trump menyetujui pengerahan 1.500 tentara tambahan ke Timur Tengah, setelah sebelumnya AS mengerahkan kapal induk dan bomber ke wilayah itu.
Terkait pengerahan tentara, sebelumnya Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) meledek AS dengan menyebut kehadiran militer Washington di Timur Tengah berada pada posisi terlemah dalam sejarah. Ledekan ini dilontarkan wakil komandan IRGC, Laksamana Muda Ali Fadavi.
"Orang-orang Amerika telah hadir di wilayah itu sejak 1833 dan mereka sekarang berada pada posisi terlemah dalam sejarah di Asia Barat," kata Fadavi.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan, Teheran akan mempertahankan diri terhadap agresi militer atau ekonomi dan menyerukan negara-negara Eropa untuk berbuat lebih banyak guna mempertahankan kesepakatan nuklir yang ditandatangani negaranya dengan mereka.
(esn)