Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill Mundur

Senin, 27 Mei 2019 - 08:19 WIB
Perdana Menteri Papua Nugini Peter ONeill Mundur
Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill Mundur
A A A
SYDNEY - Perdana Menteri (PM) Papua Nugini Peter O'Neill mengumumkan pengunduran diri, kemarin, setelah tujuh tahun menjabat.

Pengunduran diri itu dilakukan setelah beberapa pekan pembelotan sejumlah tokoh dari partai berkuasa. “Saya mengumumkan hari ini bahwa saya mundur sebagai Perdana Menteri Negara Merdeka Papua Nugini,” kata O'Neill, dilansir Reuters.

O'Neill menyerahkan kekuasaan pada mantan PM Sir Julius Chan. Menurut O'Neill, perubahan kepemimpinan akan membuat negara itu dapat melanjutkan agenda reformasi yang telah berjalan saat ini.

Kekacauan politik terus mewarnai negara itu dan O'Neill yang berkuasa sejak 2011 sudah beberapa kali menggagalkan upaya menggulingkan kekuasaannya. O'Neill telah menolak desakan mundur selama beberapa pekan namun lawan-lawan politiknya menyatakan mereka telah mendapat dukungan yang cukup di parlemen untuk menggulingkannya karena berbagai kasus termasuk kesepakatan gas dengan Total asal Prancis.

Pembelotan dari koalisi berkuasa telah terjadi selama beberapa pekan. Pada Jumat (24/5), sembilan orang telah beralih dukungan ke oposisi. Lawan-lawan O'Neill perlu mendapatkan 62 suara di parlemen dengan total 111 kursi untuk menggelar voting menggulingkan kekuasaannya.

“Oposisi menyatakan mereka akan mendorong investigasi di Australia dan Swiss terkait pinjaman sebesar 1,2 miliar dolar Australia yang ditangani grup keuangan UBS jika terjadi perubahan pemerintahan,” papar laporan Australian Financial Review.

Laporan oleh Komisi Ombudsman Papua Nugini atas kesepakatan 2014 yang mengizinkan negara itu meminjam dari UBS untuk membeli 10% saham di perusahaan energi Oil Search di bursa saham Australia, dijadwalkan dibahas di parlemen pekan depan.

Oil Search menggunakan uang itu untuk membeli ladang gas Elk Antelope yang sedang dikembangkan Total dari Prancis.

Papua Nugini diperkirakan rugi USD287 juta dalam kesepakatan itu setelah dipaksa menjual saham saat harga turun pada 2017.

PM Australia Scott Morrison berterima kasih pada O'Neill atas persahabatannya, kemarin. “Saya akan bekerja sama dengan PM baru Papua Nugini dengan cara yang sama yang saya nikmati persahabatan dan hubungan kuat dengan Peter O'Neill,” kata Morrison di Canberra. (Syarifudin)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4361 seconds (0.1#10.140)