Menlu Iran: Pengerahan Pasukan AS di Wilayah Kami Sangat Berbahaya
A
A
A
TEH - Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Mohammad Javad Zarif mengecam keputusan Presiden Donald Trump yang akan mengerahkan lebih banyak pasukan Amerika Serikat (AS) ke Timur Tengah. Keputusan Trump itu diambil setelah Pentagon menuduh Teheran berada di balik serangan terhadap kapal-kapal tanker minyak di lepas pantai Fujairah.
"Peningkatan kehadiran (pasukan) AS di wilayah kami sangat berbahaya dan mengancam perdamaian serta keamanan internasional, dan ini harus diatasi," kata Zarif seperti dikutip IRNA, Sabtu (25/5/2019).
Brigadir Jenderal Hassan Seifi, asisten panglima militer Iran, mengatakan orang-orang dan komandan militer Amerika Serikat (AS) yang rasional akan mencegah perang dengan Iran. Dia menuding ada "elemen radikal" di pemerintahan Trump yang menghasut perang.
"Kami percaya orang Amerika yang rasional dan komandan mereka yang berpengalaman tidak akan membiarkan 'elemen radikal'-nya menuntun mereka ke dalam situasi di mana akan sangat sulit untuk keluar, dan itulah sebabnya mereka tidak akan memasuki perang," katanya.
"Selama bertahun-tahun AS mampu menilai secara akurat kekuatan angkatan bersenjata kita," kata pejabat pertahanan Teheran itu. "Dan untuk alasan itu, (AS) tidak pernah mencoba menyerang Iran secara langsung."
AS telah mengerahkan tiga kapal perang lengkap dengan rudal, USS Mason, USS McFaul, dan USS Gonzalez, ke Teluk Persia. Kapal-kapal perang itu akan bergabung dengan Kelompok Tempur Kapal Induk USS Abraham Lincoln yang saat ini beroperasi di lepas pantai Oman, dekat Teluk Persia.
Pada hari Jumat Presiden Donald Trump memutuskan akan mengerahkan sekitar 1.500 tentara tambahan ke Timur Tengah untuk melindungi pasukan Amerika Serikat yang berada di Timur Tengah.
"Kami ingin memiliki perlindungan di Timur Tengah. Kami akan mengirimkan sejumlah kecil pasukan," kata Trump, seperti dikutip Reuters.
"Saat ini, saya tidak berpikir Iran ingin bertarung. Dan saya tentu tidak berpikir mereka ingin bertarung dengan kami," ujarnya.
Pemerintahan Trump telah memberi tahu Kongres sebelumnya pada hari Jumat tentang rencana pengerahan pasukan.
Menurut salinan pemberitahuan yang diperoleh oleh kantor berita Associated Press, pasukan akan berjumlah kira-kira 1.500 dan akan dikerahkan dalam beberapa minggu mendatang."Dengan tanggung jawab utama dan kegiatan mereka bersifat defensif," bunyi pemberitahuan pemerintah Trump.
Pada jumpa pers Pentagon pada hari Jumat, para pejabat mengatakan AS berencana untuk mengirim 900 pasukan lagi, termasuk insinyur dan satu skuadron pesawat tempur, ke Timur Tengah untuk meningkatkan pertahanan AS dan memperluas penempatan sekitar 600 personel yang siaga dengan rudal Patriot.
"Peningkatan kehadiran (pasukan) AS di wilayah kami sangat berbahaya dan mengancam perdamaian serta keamanan internasional, dan ini harus diatasi," kata Zarif seperti dikutip IRNA, Sabtu (25/5/2019).
Brigadir Jenderal Hassan Seifi, asisten panglima militer Iran, mengatakan orang-orang dan komandan militer Amerika Serikat (AS) yang rasional akan mencegah perang dengan Iran. Dia menuding ada "elemen radikal" di pemerintahan Trump yang menghasut perang.
"Kami percaya orang Amerika yang rasional dan komandan mereka yang berpengalaman tidak akan membiarkan 'elemen radikal'-nya menuntun mereka ke dalam situasi di mana akan sangat sulit untuk keluar, dan itulah sebabnya mereka tidak akan memasuki perang," katanya.
"Selama bertahun-tahun AS mampu menilai secara akurat kekuatan angkatan bersenjata kita," kata pejabat pertahanan Teheran itu. "Dan untuk alasan itu, (AS) tidak pernah mencoba menyerang Iran secara langsung."
AS telah mengerahkan tiga kapal perang lengkap dengan rudal, USS Mason, USS McFaul, dan USS Gonzalez, ke Teluk Persia. Kapal-kapal perang itu akan bergabung dengan Kelompok Tempur Kapal Induk USS Abraham Lincoln yang saat ini beroperasi di lepas pantai Oman, dekat Teluk Persia.
Pada hari Jumat Presiden Donald Trump memutuskan akan mengerahkan sekitar 1.500 tentara tambahan ke Timur Tengah untuk melindungi pasukan Amerika Serikat yang berada di Timur Tengah.
"Kami ingin memiliki perlindungan di Timur Tengah. Kami akan mengirimkan sejumlah kecil pasukan," kata Trump, seperti dikutip Reuters.
"Saat ini, saya tidak berpikir Iran ingin bertarung. Dan saya tentu tidak berpikir mereka ingin bertarung dengan kami," ujarnya.
Pemerintahan Trump telah memberi tahu Kongres sebelumnya pada hari Jumat tentang rencana pengerahan pasukan.
Menurut salinan pemberitahuan yang diperoleh oleh kantor berita Associated Press, pasukan akan berjumlah kira-kira 1.500 dan akan dikerahkan dalam beberapa minggu mendatang."Dengan tanggung jawab utama dan kegiatan mereka bersifat defensif," bunyi pemberitahuan pemerintah Trump.
Pada jumpa pers Pentagon pada hari Jumat, para pejabat mengatakan AS berencana untuk mengirim 900 pasukan lagi, termasuk insinyur dan satu skuadron pesawat tempur, ke Timur Tengah untuk meningkatkan pertahanan AS dan memperluas penempatan sekitar 600 personel yang siaga dengan rudal Patriot.
(mas)