Prancis Nyatakan Siap Bekerjasama dengan PM Baru Inggris
A
A
A
PARIS - Presiden Prancis, Emmanuel Macron menyatakan siap bekerjasama dengan Perdana Menteri baru Inggris, khususnya mengenai Brexit dan juga bilateral. Hal ini disampaikan setelah Perdana Menteri Inggris, Theresa May mengumumkan pengunduran dirinya.
"Hubungan kami dengan Inggris sangat penting di semua bidang. Masih terlalu dini untuk berspekulasi tentang konsekuensi keputusan (May)," kata Macron dan mengatakan bahwa penting agar kelancaran fungsi Uni Eropa (UE) tidak terpengaruh.
"Kami membutuhkan klarifikasi cepat dari Inggris tentang apa yang mereka inginkan dengan Brexit," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Jumat (24/5).
Sebelumnya diwartakan, May hari ini mengumumkan dalam pidato emosional bahwa dia akan mengundurkan diri atau lengser sebagai pemimpin Partai Konservatif pada 7 Juni 2019. Dia membuat keputusan mundur setelah gagal membujuk para anggota parlemen untuk mendukung perjanjian Brexit-nya.
Mundurnya May sebagai pemimpin Partai Konservatif juga akan menjadi pintu bagi pemilihan perdana menteri baru Inggris. Selama masa pemilihan tersebut, dia akan menjadi perdana menteri sementara.
"Ini dan akan selalu tetap menjadi masalah penyesalan mendalam bagi saya, bahwa saya belum dapat memberikan Brexit," kata PM May, dengan nada emosi, saat membacakan pernyataannya di luar kantor Downing Street.
"Hubungan kami dengan Inggris sangat penting di semua bidang. Masih terlalu dini untuk berspekulasi tentang konsekuensi keputusan (May)," kata Macron dan mengatakan bahwa penting agar kelancaran fungsi Uni Eropa (UE) tidak terpengaruh.
"Kami membutuhkan klarifikasi cepat dari Inggris tentang apa yang mereka inginkan dengan Brexit," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Jumat (24/5).
Sebelumnya diwartakan, May hari ini mengumumkan dalam pidato emosional bahwa dia akan mengundurkan diri atau lengser sebagai pemimpin Partai Konservatif pada 7 Juni 2019. Dia membuat keputusan mundur setelah gagal membujuk para anggota parlemen untuk mendukung perjanjian Brexit-nya.
Mundurnya May sebagai pemimpin Partai Konservatif juga akan menjadi pintu bagi pemilihan perdana menteri baru Inggris. Selama masa pemilihan tersebut, dia akan menjadi perdana menteri sementara.
"Ini dan akan selalu tetap menjadi masalah penyesalan mendalam bagi saya, bahwa saya belum dapat memberikan Brexit," kata PM May, dengan nada emosi, saat membacakan pernyataannya di luar kantor Downing Street.
(esn)