Para Wanita Mesir Gunakan Pencak Silat Indonesia untuk Lawan Pelecehan
A
A
A
KAIRO - Para wanita Mesir belajar seni bela diri tradisional Indonesia yang dikenal sebagai Pencak Silat untuk melawan pelecehan.
Dengan bantuan pelajar Indonesia, lebih dari 1.200 wanita dan anak-anak belajar seni bela diri tersebut di sebuah pusat kebudayaan di Kairo.
"Tentu saja ada masalah di jalan," kata remaja Mesir, Rahma Hatem, saat istirahat dari pelatihan.
"Jika seseorang mendekati saya, saya dapat membela diri dengan baik. Saya memiliki kepercayaan diri sekarang dan tidak ada yang bisa mengganggu saya karena saya bisa menghadapi mereka," ujarnya, seperti dikutip Reuters, Selasa (21/5/2019).
Seorang pelatih pencak silat, Roqaya Samaloosi, mengatakan seni bela diri asal Indonesia itu mulai terkenal di Mesir pada 2003. Popularitasnya meningkat pada 2011.
Para wanita—kebanyakan remaja dan wanita dewasa—berkumpul di Pusat Kebudayaan Indonesia setiap minggu untuk berlatih pencak silat dan dan kebugaran.
Pada satu sesi baru-baru ini, para wanita mengenakan seragam merah dipadukan dengan penutup kepala hitam duduk dalam lingkaran, di mana dua di antaranya bertukar tendangan dan pukulan. Para wanita bertepuk tangan ketika salah satu petarung menjatuhkan lawannya.
Para ahli yang disurvei oleh Thomson Reuters Foundation pada tahun 2017 menilai Kairo sebagai megacity yang paling berbahaya di dunia untuk wanita. Indikator dari survei itu antara lain kurangnya perlindungan dari kekerasan seksual, praktik budaya yang berbahaya, dan akses yang buruk terhadap layanan kesehatan dan keuangan.
Dengan bantuan pelajar Indonesia, lebih dari 1.200 wanita dan anak-anak belajar seni bela diri tersebut di sebuah pusat kebudayaan di Kairo.
"Tentu saja ada masalah di jalan," kata remaja Mesir, Rahma Hatem, saat istirahat dari pelatihan.
"Jika seseorang mendekati saya, saya dapat membela diri dengan baik. Saya memiliki kepercayaan diri sekarang dan tidak ada yang bisa mengganggu saya karena saya bisa menghadapi mereka," ujarnya, seperti dikutip Reuters, Selasa (21/5/2019).
Seorang pelatih pencak silat, Roqaya Samaloosi, mengatakan seni bela diri asal Indonesia itu mulai terkenal di Mesir pada 2003. Popularitasnya meningkat pada 2011.
Para wanita—kebanyakan remaja dan wanita dewasa—berkumpul di Pusat Kebudayaan Indonesia setiap minggu untuk berlatih pencak silat dan dan kebugaran.
Pada satu sesi baru-baru ini, para wanita mengenakan seragam merah dipadukan dengan penutup kepala hitam duduk dalam lingkaran, di mana dua di antaranya bertukar tendangan dan pukulan. Para wanita bertepuk tangan ketika salah satu petarung menjatuhkan lawannya.
Para ahli yang disurvei oleh Thomson Reuters Foundation pada tahun 2017 menilai Kairo sebagai megacity yang paling berbahaya di dunia untuk wanita. Indikator dari survei itu antara lain kurangnya perlindungan dari kekerasan seksual, praktik budaya yang berbahaya, dan akses yang buruk terhadap layanan kesehatan dan keuangan.
(mas)