Gereja Inggris Tawarkan Tutupi Gambar Yesus untuk Salat Muslim

Senin, 20 Mei 2019 - 17:13 WIB
Gereja Inggris Tawarkan...
Gereja Inggris Tawarkan Tutupi Gambar Yesus untuk Salat Muslim
A A A
LONDON - Gereja paroki Anglikan di Inggris memicu kontroversi dengan berencana mengundang umat Islam untuk salat di tempat ibadah tersebut. Pihak gereja bahkan menawarkan diri untuk menutupi gambar Yesus dan salib.

Vikaris Gereja St Matthew and St Luke di Darlington berniat mengundang umat Islam dari jemaah masjid terdekat untuk beribadah di dalam gereja.

Rencananya, para jemaah laki-laki akan dipersilakan salat di lorong, sedangkan jemaah perempuan akan dipisahkan ke ruang yang lebih kecil.

Menurut catatan pertemuan antara Pendeta Lissa Scott dan perwakilan Muslim, pihak gereja berjanji untuk menutupi salib Kristen dan gambar Yesus.

Gambar Yesus yang akan ditutupi itu merupakan salinan The Light of the World, sebuah lukisan terkenal di dunia karya pendiri Persaudaraan Pra-Raphaelite Inggris, William Holman Hunt. Lukisan itu menggambarkan Yesus Kristus mengetuk pintu yang tertutup, yang dianggap melambangkan manusia yang pikirannya tertutup.

Namun Keuskupan Durham ikut campur untuk menghentikan rencana tersebut. Alasannya, menurut hukum kanonik, tindakan ibadah dari tradisi kepercayaan non-Kristen tidak diizinkan di dalam gedung Gereja Inggris yang dikonsekrasikan.

Gavin Ashenden, yang menjadi pendeta untuk Ratu Elizabeth antara tahun 2008 hingga 2017 mengatakan; "Ketika umat Islam datang ke gereja kami, kami mengundang mereka untuk datang dan menghormati Yesus. Jika kami menerima undangan untuk pergi ke masjid, kami akan menghormati Muhammad."

"Kami tidak mengharapkan mereka untuk tidak menghormati Yesus dengan menutupinya dan tidak ada vikaris juga," ujar Ashenden, seperti dikutip The Times, Senin (20/5/2019).

Komentar Ashenden mendapat dukungan di media sosial dari para jemaat dan orang-orang yang mengaku tidak beriman.

"Benar-benar memalukan. Saya bahkan bukan religius, tetapi menganggap ini memalukan. Setiap pilar masyarakat risiko dari kombinasi politisasi dan penyerahan diri yang lemah lembut, bahkan gereja kita sendiri," tulis pengguna akun Twitter @SpotterMuppet.

Pengguna akun Twitter @onewithmychimp menulis; "Cukup mengherankan, dengan segala cara mempromosikan perdamaian di seluruh agama tetapi penerimaan adalah bagian dari proses itu. Saya tidak tahu mengapa tetapi sebagai seorang Kristen saya merasa kempis membaca ini."
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1002 seconds (0.1#10.140)