Evo Morales Kembali Maju dalam Pilpres Bolivia
A
A
A
CHIMORE - Presiden Bolivia, Evo Morales, meluncurkan kampanye presiden untuk masa jabatan keempat. Ia menolak tuduhan kelompok oposisi bahwa ia memimpin pemerintahan yang korup dan diktator.
Morales (59) adalah presiden pribumi pertama Bolivia dan berniat untuk terpilih kembali pada pemilu bulan Oktober mendatang.
Konstitusi Bolivia tahun 2009, yang diberlakukan oleh Morales sendiri, membatasi seorang presiden untuk masa jabatan dua kali berturut-turut.
Referendum pada tahun 2016 menghasilkan kekalahan bagi Morales dalam upayanya untuk mendapatkan dukungan publik guna menghilangkan batasan masa jabatan. Namun pemerintahannya menolak hasil itu, sementara pengadilan konstitusi - yang dipenuhi dengan loyalis Morales - memutuskan bahwa itu adalah hak asasinya untuk berusaha terpilih kembali.
Sebelum demonstrasi besar-besaran lebih dari satu juta orang, pemimpin sayap kiri ini meminta lima tahun lagi kepemimpinannya untuk menjamin pembebasan seumur hidup.
"Dalam 10 tahun ke depan, mungkin 15 tahun, maksimum 20 tahun, Bolivia akan menjadi kekuatan ekonomi," Morales mengumbar janji dalam pidatonya yang disampaikan di landasan pacu bandara di Chimore seperti dikutip dari Channel News Asia, Minggu (19/5/2019).
Bolivia, yang merupakan salah satu negara termiskin di Amerika Latin selama beberapa dekade, menikmati keamanan ekonomi relatif di bawah kepemimpinan Morales di belakang ekspor gas alam ke Brasil dan Argentina, serta bahan baku lainnya seperti lithium ke negara lain.
Namun 13 tahun terus menerus berkuasa, pemerintahan Morales telah dibayangi oleh kritik atas dugaan korupsi dan pengeluaran publik yang besar.
Kandidat presiden sayap kanan Oscar Ortiz baru-baru ini mendaftarkan 94 dekrit yang ditandatangani oleh Morales dan 13 undang-undang yang disahkan oleh Kongres yang memungkinkan kontrak langsung pekerjaan umum, tanpa tender. Ortiz mengatakan, peraturan yang longgar itu menghasilkan proyek-proyek yang mungkin melebihi USD 1 miliar.
Sementara Morales tidak terjebak dalam korupsi secara pribadi, ia telah banyak dikritik karena membeli jet presiden baru dan membangun gedung kantor kepresidenan yang mewah.
"Tidak pernah, kita pernah mencuri apa pun. Kita tidak datang ke sini untuk merampok siapa pun, tetapi untuk melayani orang-orang," elak Morales.
Lima bulan sebelum pemilu pada Oktober mendatang, kelompok oposisi masih terbagi menjadi delapan kandidat dan tidak ada yang mengumumkan rencana khusus.
Morales adalah bagian dari aliansi para pemimpin kiri Latin termasuk yang ada di Kuba, Venezuela, dan Nikaragua.
Morales (59) adalah presiden pribumi pertama Bolivia dan berniat untuk terpilih kembali pada pemilu bulan Oktober mendatang.
Konstitusi Bolivia tahun 2009, yang diberlakukan oleh Morales sendiri, membatasi seorang presiden untuk masa jabatan dua kali berturut-turut.
Referendum pada tahun 2016 menghasilkan kekalahan bagi Morales dalam upayanya untuk mendapatkan dukungan publik guna menghilangkan batasan masa jabatan. Namun pemerintahannya menolak hasil itu, sementara pengadilan konstitusi - yang dipenuhi dengan loyalis Morales - memutuskan bahwa itu adalah hak asasinya untuk berusaha terpilih kembali.
Sebelum demonstrasi besar-besaran lebih dari satu juta orang, pemimpin sayap kiri ini meminta lima tahun lagi kepemimpinannya untuk menjamin pembebasan seumur hidup.
"Dalam 10 tahun ke depan, mungkin 15 tahun, maksimum 20 tahun, Bolivia akan menjadi kekuatan ekonomi," Morales mengumbar janji dalam pidatonya yang disampaikan di landasan pacu bandara di Chimore seperti dikutip dari Channel News Asia, Minggu (19/5/2019).
Bolivia, yang merupakan salah satu negara termiskin di Amerika Latin selama beberapa dekade, menikmati keamanan ekonomi relatif di bawah kepemimpinan Morales di belakang ekspor gas alam ke Brasil dan Argentina, serta bahan baku lainnya seperti lithium ke negara lain.
Namun 13 tahun terus menerus berkuasa, pemerintahan Morales telah dibayangi oleh kritik atas dugaan korupsi dan pengeluaran publik yang besar.
Kandidat presiden sayap kanan Oscar Ortiz baru-baru ini mendaftarkan 94 dekrit yang ditandatangani oleh Morales dan 13 undang-undang yang disahkan oleh Kongres yang memungkinkan kontrak langsung pekerjaan umum, tanpa tender. Ortiz mengatakan, peraturan yang longgar itu menghasilkan proyek-proyek yang mungkin melebihi USD 1 miliar.
Sementara Morales tidak terjebak dalam korupsi secara pribadi, ia telah banyak dikritik karena membeli jet presiden baru dan membangun gedung kantor kepresidenan yang mewah.
"Tidak pernah, kita pernah mencuri apa pun. Kita tidak datang ke sini untuk merampok siapa pun, tetapi untuk melayani orang-orang," elak Morales.
Lima bulan sebelum pemilu pada Oktober mendatang, kelompok oposisi masih terbagi menjadi delapan kandidat dan tidak ada yang mengumumkan rencana khusus.
Morales adalah bagian dari aliansi para pemimpin kiri Latin termasuk yang ada di Kuba, Venezuela, dan Nikaragua.
(ian)