Boeing Klaim Sudah Lakukan Perbaikan Software 737 Max
A
A
A
WASHINGTON - Boeing menyatakan telah menyelesaikan perbaikan software pada pesawat 737 Max yang bermasalah. Perusahaan pembuat pesawat itu menjelaskan, pihaknya telah menerbangkan pesawat dengan software terbaru di penerbangan 207 selama lebih dari 360 jam. Software itu kini dikirim ke Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) dan mitranya di negara-negara lain yang ingin melakukan review.
Juru bicara FAA pada kemarin siang menjelaskan material Boeing, termasuk software belum diterima. “Kami berkomitmen menyediakan FAA dan regulator global semua informasi yang mereka butuhkan dan untuk menjadikannya benar. Kami membuat kemajuan jelas dan yakin bahwa 737 Max dengan software MCAS terbaru akan menjadi salah satu pesawat paling aman yang pernah terbang,” ungkap Chief Executive Officer (CEO) Boeing Dennis Muilenburg, dilansir CNN.
Pengajuan itu dilakukan sebelum pertemuan regulator penerbangan internasional di Dallas pekan depan untuk membahas review Max. 737 Max 8 dan 9 dihentikan operasionalnya di penjuru dunia setelah pesawat Ethiopian Airlines kecelakaan dua bulan lalu yang menurut para investigator mirip dengan kecelakaan Lion Air tahun lalu. Pada dua kecelakaan itu sebanyak 346 orang tewas.
Pada kedua kecelakaan itu, Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) mendorong hidung pesawat turun tajam saat para pilot berupaya mengontrol gerakan pesawat. Boeing menyatakan, perbaikan itu akan membuat MCAS menggunakan data dari dua, dan bukannya satu, sensor, yang membuat pesawat kurang rentan pada kecelakaan karena data yang salah.
Itu juga akan membuat sistem kurang kuat, yang dapat mencegah penurunan curam di dua kecelakaan dan menyediakan materi pelatihan tambahan. “Boeing telah mengembangkan penguatan pelatihan dan materi pendidikan yang sekarang sedang ditinjau ulang dengan FAA, para regulator global, dan konsumen maskapai untuk mendukung kembali melayani dan operasional jangka panjang. Ini termasuk serangkaian konferensi konsumen regional yang digelar di penjuru dunia,” ungkap pernyataan Boeing.
Berbagai investigasi, termasuk investigasi kecelakaan awal sedang berlangsung. Kejaksaan, para staf kongres, dan inspektur jenderal Departemen Transportasi, meninjau ulang sertifikasi awal proses 737 dan FAA. Kepala sertifikasi pesawat FAA Earl Lawrence menjelaskan pada Kongres pada Rabu (16/5) bahwa FAA telah meninjau ulang versi awal software yang disediakan Boeing.
“Saya akan menyebutnya versi veta. Alasan mereka mengajukan ini kepada kami ialah agar kami dapat memasukkannya ke simulator sehingga kami dapat mengujinya. Dengan demikian, kami juga dapat melihat di analisis sistem keamanan dan kami melihat apakah itu akan mampu mengatasinya,” tutur Lawrence.
Badan Penasihat Teknis yang diorganisir FAA akan berpartisipasi dalam review. Panel itu termasuk para pakar dari Angkatan Udara, NASA, Departemen Transportasi, dan FAA. Para regulator penerbangan di negara-negara lain akan menyelesaikan review mereka sendiri mengenai software itu secara terpisah dari Review Teknis Otoritas Gabungan internasional atau JATR yang diorganisir FAA.
Perkembangan itu membuka kemungkinan beberapa regulator di sejumlah negara dapat menyetujui software itu dan regulator lain tidak menganggapnya aman untuk terbang, serta memperumit tujuan Boeing untuk kembali membawa pesawat itu ke udara. Jika kemudian para regulator global mengizinkan 737 Max terbang lagi, berbagai maskapai yang telah menghentikan operasional pesawat itu sejak Maret akan menghadapi beberapa kendala.
Sebelum dua kecelakaan itu, 737 MAX merupakan model pesawat yang laris terjual karena hemat bahan bakar, jarak tempuh lebih jauh, dan kapasitas penumpang lebih banyak. Kehadiran pesawat itu penting untuk memaksimalkan rute-rute maskapai dan memperbaiki keuntungan setelah mereka membatalkan ribuan penerbangan. Sejumlah maskapai global telah memperingatkan pukulan besar pada laba akibat penghentian operasional Max.
Para regulator internasional bertemu pada 23 Mei untuk meninjau software dan rencana pelatihan Boeing. Meski demikian, ada keraguan tentang seberapa cepat otoritas asing akan mengizinkan penerbangan baru dengan pesawat itu. Di Amerika Serikat (AS), setelah regulator menyetujui perbaikan software dan pelatihan baru Boeing, maskapai harus beroperasi dengan sejumlah daftar cek yang disetujui FAA.
Hal itu akan bervariasi dalam pelaksanaannya, termasuk perubahan mesin dan perubahan serta pengisian cairan, memindahkan penutup dari mesin, dan melakukan pemeriksaan hidrolik dan listrik secara rutin. Setiap maskapai juga harus mengunggah software baru Boeing untuk sistem anti-stall dan menyelesaikan pelatihan tambahan untuk pilot.
Juru bicara Allied Pilots Association Jason Goldberg menjelaskan, membutuhkan waktu sekitar sepekan untuk menyiapkan armada Max milik American Airline Group untuk terbang, tidak termasuk pelatihan tambahan untuk pilot. “Saat pesawat-pesawat disimpan tentu ada perawatan yang dapat dilakukan. Namun, hingga mengembalikannya beroperasi, tak satu pun pekerjaan yang telah dilakukan hingga pesawat diizinkan untuk terbang,” tutur Goldberg, dilansir Reuters.
Sejumlah maskapai tampaknya menghentikan sistem cek harian standar saat pesawat disimpan, menurut seorang mantan pilot tes Boeing. Serupa dengan mobil modern, saat para mekanik mengaktifkan pesawat, peralatan tes akan memeriksa sensor-sensor pada sistem kesehatan pesawat, mulai hidrolik hingga bahan bakar.
Juru bicara FAA pada kemarin siang menjelaskan material Boeing, termasuk software belum diterima. “Kami berkomitmen menyediakan FAA dan regulator global semua informasi yang mereka butuhkan dan untuk menjadikannya benar. Kami membuat kemajuan jelas dan yakin bahwa 737 Max dengan software MCAS terbaru akan menjadi salah satu pesawat paling aman yang pernah terbang,” ungkap Chief Executive Officer (CEO) Boeing Dennis Muilenburg, dilansir CNN.
Pengajuan itu dilakukan sebelum pertemuan regulator penerbangan internasional di Dallas pekan depan untuk membahas review Max. 737 Max 8 dan 9 dihentikan operasionalnya di penjuru dunia setelah pesawat Ethiopian Airlines kecelakaan dua bulan lalu yang menurut para investigator mirip dengan kecelakaan Lion Air tahun lalu. Pada dua kecelakaan itu sebanyak 346 orang tewas.
Pada kedua kecelakaan itu, Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) mendorong hidung pesawat turun tajam saat para pilot berupaya mengontrol gerakan pesawat. Boeing menyatakan, perbaikan itu akan membuat MCAS menggunakan data dari dua, dan bukannya satu, sensor, yang membuat pesawat kurang rentan pada kecelakaan karena data yang salah.
Itu juga akan membuat sistem kurang kuat, yang dapat mencegah penurunan curam di dua kecelakaan dan menyediakan materi pelatihan tambahan. “Boeing telah mengembangkan penguatan pelatihan dan materi pendidikan yang sekarang sedang ditinjau ulang dengan FAA, para regulator global, dan konsumen maskapai untuk mendukung kembali melayani dan operasional jangka panjang. Ini termasuk serangkaian konferensi konsumen regional yang digelar di penjuru dunia,” ungkap pernyataan Boeing.
Berbagai investigasi, termasuk investigasi kecelakaan awal sedang berlangsung. Kejaksaan, para staf kongres, dan inspektur jenderal Departemen Transportasi, meninjau ulang sertifikasi awal proses 737 dan FAA. Kepala sertifikasi pesawat FAA Earl Lawrence menjelaskan pada Kongres pada Rabu (16/5) bahwa FAA telah meninjau ulang versi awal software yang disediakan Boeing.
“Saya akan menyebutnya versi veta. Alasan mereka mengajukan ini kepada kami ialah agar kami dapat memasukkannya ke simulator sehingga kami dapat mengujinya. Dengan demikian, kami juga dapat melihat di analisis sistem keamanan dan kami melihat apakah itu akan mampu mengatasinya,” tutur Lawrence.
Badan Penasihat Teknis yang diorganisir FAA akan berpartisipasi dalam review. Panel itu termasuk para pakar dari Angkatan Udara, NASA, Departemen Transportasi, dan FAA. Para regulator penerbangan di negara-negara lain akan menyelesaikan review mereka sendiri mengenai software itu secara terpisah dari Review Teknis Otoritas Gabungan internasional atau JATR yang diorganisir FAA.
Perkembangan itu membuka kemungkinan beberapa regulator di sejumlah negara dapat menyetujui software itu dan regulator lain tidak menganggapnya aman untuk terbang, serta memperumit tujuan Boeing untuk kembali membawa pesawat itu ke udara. Jika kemudian para regulator global mengizinkan 737 Max terbang lagi, berbagai maskapai yang telah menghentikan operasional pesawat itu sejak Maret akan menghadapi beberapa kendala.
Sebelum dua kecelakaan itu, 737 MAX merupakan model pesawat yang laris terjual karena hemat bahan bakar, jarak tempuh lebih jauh, dan kapasitas penumpang lebih banyak. Kehadiran pesawat itu penting untuk memaksimalkan rute-rute maskapai dan memperbaiki keuntungan setelah mereka membatalkan ribuan penerbangan. Sejumlah maskapai global telah memperingatkan pukulan besar pada laba akibat penghentian operasional Max.
Para regulator internasional bertemu pada 23 Mei untuk meninjau software dan rencana pelatihan Boeing. Meski demikian, ada keraguan tentang seberapa cepat otoritas asing akan mengizinkan penerbangan baru dengan pesawat itu. Di Amerika Serikat (AS), setelah regulator menyetujui perbaikan software dan pelatihan baru Boeing, maskapai harus beroperasi dengan sejumlah daftar cek yang disetujui FAA.
Hal itu akan bervariasi dalam pelaksanaannya, termasuk perubahan mesin dan perubahan serta pengisian cairan, memindahkan penutup dari mesin, dan melakukan pemeriksaan hidrolik dan listrik secara rutin. Setiap maskapai juga harus mengunggah software baru Boeing untuk sistem anti-stall dan menyelesaikan pelatihan tambahan untuk pilot.
Juru bicara Allied Pilots Association Jason Goldberg menjelaskan, membutuhkan waktu sekitar sepekan untuk menyiapkan armada Max milik American Airline Group untuk terbang, tidak termasuk pelatihan tambahan untuk pilot. “Saat pesawat-pesawat disimpan tentu ada perawatan yang dapat dilakukan. Namun, hingga mengembalikannya beroperasi, tak satu pun pekerjaan yang telah dilakukan hingga pesawat diizinkan untuk terbang,” tutur Goldberg, dilansir Reuters.
Sejumlah maskapai tampaknya menghentikan sistem cek harian standar saat pesawat disimpan, menurut seorang mantan pilot tes Boeing. Serupa dengan mobil modern, saat para mekanik mengaktifkan pesawat, peralatan tes akan memeriksa sensor-sensor pada sistem kesehatan pesawat, mulai hidrolik hingga bahan bakar.
(don)