Walikota New York City Maju Sebagai Capres Demokrat
A
A
A
NEW YORK - Walikota New York City Bill de Blasio memutuskan maju dalam perebutan kursi presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat.
Selama ini dia dikenal sebagai tokoh progresif yang sering mengkritik kebijakan pemerintahan Presiden AS Donald Trump. De Blasio, 57,meluncurkan upayanya sebagai calon presiden (capres) itu kemarin dalam pesan kampanye “Working People First”.
Beberapa bulan sebelumnya telah muncul spekulasi bahwa dia akan turut meramaikan daftar capres untuk melawan Trump pada pemilu 2020. Dalam video yang dirilis kemarin, de Blasio kembali mengangkat tema kesenjangan pendapatan seperti kampanyenya saat maju sebagai walikota pada 2013. Saat itu dia mampu mengungguli lawan-lawannya seiring menguatnya sayap kiri di Demokrat.
“Rakyat di semua bagian negara ini merasa buntu atau bahkan seperti mereka berjalan mundur. Tapi yang kaya semakin kaya,” tutur dia dalam video kampanye tersebut, dilansir Reuters.
Walikota yang dilarang maju untuk periode ketiga pada 2021 itu berupaya membangun profilnya secara nasional, meski dia harus menghadapi lawan nasinal yang juga progresif seperti Senator AS Bernie Sanders dan Elizabeth Warren yang juga maju sebagai capres.
De Blasio dijadwalkan melakukan perjalanan ke negara bagia nIowa dan Carolina Selatan pada akhir pekan ini untuk memulai kampanye. Melalui videonya, dia menekankan jejak pencapaian progresifnya, termasuk programnya pra-taman kanak-kanak universal, upah minimal USD15 dan cuti sakit tetap digaji, di satu kota New York City yang memiliki populasi lebih besar dibandingkan sebagian besar negara bagian di AS. New York City memiliki populasi lebih dari 8 juta jiwa.
Dia juga berjanji menghadapi Trump. “Jangan muncur menghadapi gertakan. Hadapi dia dan lawan dia,” tegas de Blasio.
Meski demikian, de Blasio masih harus menghadapi lebih dari dua puluh lawannya dari Demokrat, termasuk mantan Wakil Presiden AS Joe Biden dan para politisi lain yang sangat berpengalaman.
Sebagian besar warga New York tampak tidak antusias dengan ambisi de Blasio menjadi presiden. Survei yang digelar Universitas Quinnipiac pada April menemukan lebih dari tiga per empat warga New York tidak merasa dia harus maju sebagai capres.
De Blasio mengkritik Trump dalam isu-isu sepreti perubahan iklim, imigrasi dan kepolisian. Awal pekan ini, dia menggelar konferensi pers di dalam Trump Tower untuk mendesak Trump Organization memenuhi standar emisi yang baru diterapkan di gedung-gedung pencakar langit mereka atau menghadapi denda yang besar. (Syarifudin)
Selama ini dia dikenal sebagai tokoh progresif yang sering mengkritik kebijakan pemerintahan Presiden AS Donald Trump. De Blasio, 57,meluncurkan upayanya sebagai calon presiden (capres) itu kemarin dalam pesan kampanye “Working People First”.
Beberapa bulan sebelumnya telah muncul spekulasi bahwa dia akan turut meramaikan daftar capres untuk melawan Trump pada pemilu 2020. Dalam video yang dirilis kemarin, de Blasio kembali mengangkat tema kesenjangan pendapatan seperti kampanyenya saat maju sebagai walikota pada 2013. Saat itu dia mampu mengungguli lawan-lawannya seiring menguatnya sayap kiri di Demokrat.
“Rakyat di semua bagian negara ini merasa buntu atau bahkan seperti mereka berjalan mundur. Tapi yang kaya semakin kaya,” tutur dia dalam video kampanye tersebut, dilansir Reuters.
Walikota yang dilarang maju untuk periode ketiga pada 2021 itu berupaya membangun profilnya secara nasional, meski dia harus menghadapi lawan nasinal yang juga progresif seperti Senator AS Bernie Sanders dan Elizabeth Warren yang juga maju sebagai capres.
De Blasio dijadwalkan melakukan perjalanan ke negara bagia nIowa dan Carolina Selatan pada akhir pekan ini untuk memulai kampanye. Melalui videonya, dia menekankan jejak pencapaian progresifnya, termasuk programnya pra-taman kanak-kanak universal, upah minimal USD15 dan cuti sakit tetap digaji, di satu kota New York City yang memiliki populasi lebih besar dibandingkan sebagian besar negara bagian di AS. New York City memiliki populasi lebih dari 8 juta jiwa.
Dia juga berjanji menghadapi Trump. “Jangan muncur menghadapi gertakan. Hadapi dia dan lawan dia,” tegas de Blasio.
Meski demikian, de Blasio masih harus menghadapi lebih dari dua puluh lawannya dari Demokrat, termasuk mantan Wakil Presiden AS Joe Biden dan para politisi lain yang sangat berpengalaman.
Sebagian besar warga New York tampak tidak antusias dengan ambisi de Blasio menjadi presiden. Survei yang digelar Universitas Quinnipiac pada April menemukan lebih dari tiga per empat warga New York tidak merasa dia harus maju sebagai capres.
De Blasio mengkritik Trump dalam isu-isu sepreti perubahan iklim, imigrasi dan kepolisian. Awal pekan ini, dia menggelar konferensi pers di dalam Trump Tower untuk mendesak Trump Organization memenuhi standar emisi yang baru diterapkan di gedung-gedung pencakar langit mereka atau menghadapi denda yang besar. (Syarifudin)
(nfl)