San Francisco-New York Kota Pusat Pencetak Miliarder Dunia
A
A
A
NEW YORK - Miliarder terus lahir di di kota-kota dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi. Sebanyak 30% miliarder dari 2.604 miliarder dunia diketahui muncul dari kota besar seperti New York, Hong Kong, San Fransisco, Moskow, London, Beijing, Singapura, Los Angeles, Dubai, dan Mumbai. Kota-kota lain seperti Shenzhen, Sao Paulo, Istanbul, Hangzhou, dan Tokyo juga turut berkontribusi mencetak miliarder.
Laporan itu diungkapkan perusahaan data dan intelijen kekayaan bersih global asal Amerika Serikat (AS), Wealth-X. Los Angeles dan San Fransisco merupakan kota yang mengalami kenaikan peringkat pada 2018. Meski hanya bertambah satu miliarder, San Fransisco naik sebanyak empat peringkat dibanding 2017.
Kenaikkan peringkat San Fransisco juga didorong oleh penurunan jumlah miliarder di Dubai (-1), Mumbai (-1), dan Shenzhen (-2). Istanbul yang mengalami depresiasi signifikan nilai mata uang, juga menaikkan ranking Sao Paulo dari posisi 13 ke posisi 12 meski tidak mengalami penambahan miliarder.
Hangzhou dan Tokyo terdampak paling ringan dibanding kota-kota lainnya di Asia. Kedua kota itu mengalami penurunan satu miliarder. Namun, posisi mereka tidak berubah, masing-masing berada di posisi 14 dan 15. Hangzhou dan Tokyo terpapar pergerakan negatif pasar saham di China dan Jepang.
Tokyo juga merupakan pusat miliarder Jepang. Angkanya mencapai 81%. Sebanyak empat dari lima miliarder Jepang berada di Tokyo. Kota lainnya yang memiliki kondisi sama seperti Tokyo ialah Moskow dan Dubai (69%), London dnan Sao Paulo (67%). Kota itu unggul dari kota lainnya di negaranya masing-masing.
San Fransisco merupakan kota yang memiliki miliarder terbanyak per penduduk dibanding kota-kota teratas lainnya. Dengan banyaknya perusahaan teknologi, satu per 11.600 penduduk merupakan seorang miliarder. Disusul New York, Dubai, dan Hong Kong dengan satu miliarder per 80.000-85.000 penduduk. “Populasi miliarder menurun 5,4% pada 2018 dibanding setahun sebelumnya,” ungkap Wealth-X dalam laporannya. “Dengan melambatnya pertumbuhan global, ketegangan perdagangan, dan penurunan ekuitas akhir tahun, total kekayaan miliarder menurun 7% menjadi USD8,6 triliun.” Demikian penjelasan Wealth –X.
Penurunan ini menjadi yang terburuk sejak krisis finansial satu dekade silam. Melanjutkan kondisi ekonomi setahun sebelumnya, penurunan terbesar populasi miliarder global pada 2018 terjadi di Asia Pasifik. Amerika Utara menjadi satu-satunya kawasan yang mengalami peningkatan jumlah miliarder sebesar 3%.
Kekayaan bersih miliarder mengalami penurunan di seluruh dunia yang dipimpin Asia Pasifik sebesar 9%. Disusul EMEA 7% dan Amerika 6%. Faktor utamanya ialah performa buruk pasar ekuitas di tengah ekonomi yang melambat, sengketa tarif antara AS dan China, dan ketidakpastian ekonomi di negara berkembang.
Di 15 negara teratas berdasarkan jumlah miliarder, semuanya mengalami penurunan miliarder, kecuali di AS, Inggris, Rusia, dan Prancis. Semua negara atau wilayah di Asia Pasifik, termasuk China, Hong Kong, India, dan Singapura mengalami penurunan miliarder beserta kekayaannya. Begitu juga di UEA dan Arab Saudi.
AS merupakan negara dengan miliarder terbanyak, yakni sebanyak 705 orang dengan total kekayaan USD3.013 miliar, naik 3,7%. Disusul China (285), Jerman (146), Rusia (102), Inggris (97), Swiss (91), Hong Kong (87), India (82), Arab Saudi (57), Prancis (55), UEA (55), Brasil (49), Italia (47), Kanada (45), dan Singapura (39).
Sebagian besar miliarder memiliki sumber penghasilan lebih dari satu. Tidak ada miliarder yang naik ke puncak kekayaan dengan mengandalkan satu macam perusahaan. Namun, sumber penghasilan tertinggi yang mencetak sepertiga dari populasi miliarder dunia berasal dari perusahaan perbankan, keuangan, dan industri.
“Mayoritas orang setelah meraih gelar miliarder telah berupaya membagikan kekayaan mereka dalam beragam program sumbangan, termasuk membangun yayasan amal. Mereka beralih fokus dari perusahaan berlaba tinggi ke organisasi yang sama sekali tidak memungut profit sepeser pun,” ungkap Wealth-X.
Pada 2018, populasi miliarder hanya terhitung 1% dari populasi Kekayaan Bersih Sangat Tinggi (Ultra High Net Worth/UHNW), yakni orang yang memiliki kekayaan bersih USD30 juta. Sekitar 86 miliarder dari setiap 100 miliarder memiliki kekayaan USD1-USD5 miliar. Hanya 25 miliarder yang memiliki USD25 miliar. (Muh Shamil)
Laporan itu diungkapkan perusahaan data dan intelijen kekayaan bersih global asal Amerika Serikat (AS), Wealth-X. Los Angeles dan San Fransisco merupakan kota yang mengalami kenaikan peringkat pada 2018. Meski hanya bertambah satu miliarder, San Fransisco naik sebanyak empat peringkat dibanding 2017.
Kenaikkan peringkat San Fransisco juga didorong oleh penurunan jumlah miliarder di Dubai (-1), Mumbai (-1), dan Shenzhen (-2). Istanbul yang mengalami depresiasi signifikan nilai mata uang, juga menaikkan ranking Sao Paulo dari posisi 13 ke posisi 12 meski tidak mengalami penambahan miliarder.
Hangzhou dan Tokyo terdampak paling ringan dibanding kota-kota lainnya di Asia. Kedua kota itu mengalami penurunan satu miliarder. Namun, posisi mereka tidak berubah, masing-masing berada di posisi 14 dan 15. Hangzhou dan Tokyo terpapar pergerakan negatif pasar saham di China dan Jepang.
Tokyo juga merupakan pusat miliarder Jepang. Angkanya mencapai 81%. Sebanyak empat dari lima miliarder Jepang berada di Tokyo. Kota lainnya yang memiliki kondisi sama seperti Tokyo ialah Moskow dan Dubai (69%), London dnan Sao Paulo (67%). Kota itu unggul dari kota lainnya di negaranya masing-masing.
San Fransisco merupakan kota yang memiliki miliarder terbanyak per penduduk dibanding kota-kota teratas lainnya. Dengan banyaknya perusahaan teknologi, satu per 11.600 penduduk merupakan seorang miliarder. Disusul New York, Dubai, dan Hong Kong dengan satu miliarder per 80.000-85.000 penduduk. “Populasi miliarder menurun 5,4% pada 2018 dibanding setahun sebelumnya,” ungkap Wealth-X dalam laporannya. “Dengan melambatnya pertumbuhan global, ketegangan perdagangan, dan penurunan ekuitas akhir tahun, total kekayaan miliarder menurun 7% menjadi USD8,6 triliun.” Demikian penjelasan Wealth –X.
Penurunan ini menjadi yang terburuk sejak krisis finansial satu dekade silam. Melanjutkan kondisi ekonomi setahun sebelumnya, penurunan terbesar populasi miliarder global pada 2018 terjadi di Asia Pasifik. Amerika Utara menjadi satu-satunya kawasan yang mengalami peningkatan jumlah miliarder sebesar 3%.
Kekayaan bersih miliarder mengalami penurunan di seluruh dunia yang dipimpin Asia Pasifik sebesar 9%. Disusul EMEA 7% dan Amerika 6%. Faktor utamanya ialah performa buruk pasar ekuitas di tengah ekonomi yang melambat, sengketa tarif antara AS dan China, dan ketidakpastian ekonomi di negara berkembang.
Di 15 negara teratas berdasarkan jumlah miliarder, semuanya mengalami penurunan miliarder, kecuali di AS, Inggris, Rusia, dan Prancis. Semua negara atau wilayah di Asia Pasifik, termasuk China, Hong Kong, India, dan Singapura mengalami penurunan miliarder beserta kekayaannya. Begitu juga di UEA dan Arab Saudi.
AS merupakan negara dengan miliarder terbanyak, yakni sebanyak 705 orang dengan total kekayaan USD3.013 miliar, naik 3,7%. Disusul China (285), Jerman (146), Rusia (102), Inggris (97), Swiss (91), Hong Kong (87), India (82), Arab Saudi (57), Prancis (55), UEA (55), Brasil (49), Italia (47), Kanada (45), dan Singapura (39).
Sebagian besar miliarder memiliki sumber penghasilan lebih dari satu. Tidak ada miliarder yang naik ke puncak kekayaan dengan mengandalkan satu macam perusahaan. Namun, sumber penghasilan tertinggi yang mencetak sepertiga dari populasi miliarder dunia berasal dari perusahaan perbankan, keuangan, dan industri.
“Mayoritas orang setelah meraih gelar miliarder telah berupaya membagikan kekayaan mereka dalam beragam program sumbangan, termasuk membangun yayasan amal. Mereka beralih fokus dari perusahaan berlaba tinggi ke organisasi yang sama sekali tidak memungut profit sepeser pun,” ungkap Wealth-X.
Pada 2018, populasi miliarder hanya terhitung 1% dari populasi Kekayaan Bersih Sangat Tinggi (Ultra High Net Worth/UHNW), yakni orang yang memiliki kekayaan bersih USD30 juta. Sekitar 86 miliarder dari setiap 100 miliarder memiliki kekayaan USD1-USD5 miliar. Hanya 25 miliarder yang memiliki USD25 miliar. (Muh Shamil)
(nfl)