Hadapi Tekanan AS, Rouhani Serukan Persatuan

Minggu, 12 Mei 2019 - 07:29 WIB
Hadapi Tekanan AS, Rouhani Serukan Persatuan
Hadapi Tekanan AS, Rouhani Serukan Persatuan
A A A
TEHERAN - Presiden Iran Hassan Rouhani menyerukan persatuan di antara faksi-faksi politik guna menghadapi tekanan Amerika Serikat (AS). Menurutnya kondisi saat ini lebih sulit daripada yang terjadi selama perang 1980-an dengan Irak.

"Hari ini, tidak dapat dikatakan apakah kondisinya lebih baik atau lebih buruk daripada periode perang (1980-88), tetapi selama perang kita tidak memiliki masalah dengan bank kita, penjualan minyak atau impor dan ekspor, dan hanya ada sanksi pada pembelian senjata,” kata Rouhani, menurut kantor berita resmi Iran, IRNA.

"Tekanan oleh musuh adalah perang yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah revolusi Islam kita...tapi saya tidak putus asa dan memiliki harapan besar untuk masa depan dan percaya bahwa kita dapat melewati kondisi sulit ini asalkan kita bersatu," kata Rouhani kepada aktivis dari berbagai faksi seperti dikutip dari Reuters, Minggu (12/5/2019).

Kelompok garis keras telah mengkritik Rouhani setelah Trump menarik diri dari perjanjian nuklir Iran tahun 2015 dengan kekuatan dunia dan menerapkan kembali sanksi tahun lalu. Presiden pragmatis itu juga telah ditinggalkan oleh beberapa sekutunya yang moderat.

Secara terpisah, pengadilan media pada hari Sabtu membekukan media mingguan Seda, setelah majalah reformis itu memuat artikel yang memperingatkan tentang kemungkinan perang dengan AS.

"Di Persimpangan Perang dan Perdamaian, apakah kaum moderat kalah atau akankah mereka menyelamatkan Iran dari perang lagi?" bunyi Tajuk utama di halaman depan majalah itu dengan foto kapal perang Angkatan Laut AS.

Di media sosial, kelompok garis keras menyerang majalah itu sebagai "suara Trump", yang menyarankan peringatannya tentang bahaya perang sama dengan seruan untuk pembicaraan dengan AS, musuh utama Republik Islam itu.

"Pada puncak perang politik, ekonomi dan media Amerika melawan bangsa Iran, sebuah publikasi Iran menambah operasi media musuh di dalam negara," tulis kantor berita garis keras Fars dalam komentarnya.

Iran telah menolak pembangunan militer AS sebagai "perang psikologis" yang dirancang untuk mengintimidasi negara itu.

Presiden AS Donald Trump pada hari Kamis mendesak para pemimpin Iran berbicara dengannya tentang melepaskan program nuklir mereka dan mengatakan ia tidak dapat mengesampingkan konfrontasi militer.

Baca Juga: Soal Iran, Trump Tidak Kesampingkan Opsi Militer

Trump mengajukan tawaran itu ketika dia meningkatkan tekanan ekonomi dan militer terhadap Iran, bergerak untuk memotong semua ekspor minyak Iran bulan ini sambil meningkatkan kehadiran Angkatan Laut dan Udara AS di Teluk. Washington juga menyetujui penyebaran rudal Patriot baru ke Timur Tengah, kata seorang pejabat AS pada hari Jumat.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5473 seconds (0.1#10.140)
pixels