Milisi Nigeria Bebaskan Hampir 900 Tentara Anak
A
A
A
ABUJA - Sebuah milisi regional yang bersekutu dengan pasukan pemerintah Nigeria membebaskan hampir 900 anak-anak yang telah digunakan dalam perang melawan gerilyawan Boko Haram. Hal itu dikatakan oleh badan anak-anak PBB, UNICEF.
Pernyataan UNICEF menyatakan langkah itu menjadikan total anak yang dibebaskan dari tentara anak menjadi lebih dari 1.700. Kelompok-kelompok bersenjata non-negara yang terlibat dalam konflik selama satu dekade dengan Boko Haram merekrut lebih dari 3.500 anak-anak antara 2013 dan 2017 di timur laut Nigeria.
"(Ini) adalah langkah ke arah yang benar untuk perlindungan hak-hak anak dan harus diakui dan didorong," kata kepala UNICEF Nigeria Mohamed Fall dalam pernyataan itu, merujuk pada pembebasan oleh kelompok milisi yang bekerja sama erat dengan militer untuk melawan Boko Haram.
“Anak-anak di timur laut Nigeria menanggung beban konflik ini. Mereka telah digunakan oleh kelompok-kelompok bersenjata dalam peran-peran kombatan dan non-kombatan serta menyaksikan kematian, pembunuhan, dan kekerasan," imbuhnya seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (11/5/2019).
Kelompok milisi telah berkomitmen pada September 2017 untuk mengakhiri penggunaan anak-anak mereka dalam konflik. Oktober lalu, 833 anak dibebaskan oleh kelompok milisi.
Tidak jelas berapa banyak anak yang secara total telah ditarik ke dalam kelompok bersenjata Nigeria, termasuk Boko Haram, atau bagaimana mereka direkrut. Video yang dilihat oleh Reuters menunjukkan tentara anak yang diselamatkan dari Boko Haram menunjukkan kepada pasukan Nigeria bagaimana mereka dilatih untuk berperang dan menembakkan senapan.
Perang Nigeria melawan dua kelompok jihadis, Boko Haram dan Negara Islam Afrika Barat, telah menewaskan lebih dari 30.000 orang dan mengusir jutaan lainnya. Namun hanya menunjukkan sedikit tanda-tanda pemberontakan itu akan berakhir.
Penduduk timur laut Nigeria membentuk milisi, yang disebut Satgas Bersama Sipil, untuk membantu menghadapi Boko Haram, yang muncul dari komunitas yang sama. Sebagian memuji milisi dengan membuat langkah awal melawan Boko Haram di daerah perkotaan, menggunakan pengetahuan lokalnya untuk mengidentifikasi orang-orang yang berafiliasi dengan militan, meskipun juga menarik dugaan bahwa mereka terkadang menggunakan kekuatannya untuk menyelesaikan sejumlah pertikaian dalam permusuhan lokal.
Pekerjaan UNICEF di timur laut Nigeria pada waktu itu membuat marah pihak berwenang. Pada bulan Desember, militer menghentikan sementara pekerjaan badan tersebut di tengah tuduhan bahwa staf UNICEF memata-matai atas nama militan di wilayah bergolak tersebut.
Bagian timur laut Nigeria, negara terpadat di Afrika dan penghasil energi terbesar, penuh dengan pelecehan di kedua sisi konflik - dari perekrutan anak-anak hingga pembunuhan dan perkosaan di luar proses hukum, menurut kelompok hak asasi manusia.
Pernyataan UNICEF menyatakan langkah itu menjadikan total anak yang dibebaskan dari tentara anak menjadi lebih dari 1.700. Kelompok-kelompok bersenjata non-negara yang terlibat dalam konflik selama satu dekade dengan Boko Haram merekrut lebih dari 3.500 anak-anak antara 2013 dan 2017 di timur laut Nigeria.
"(Ini) adalah langkah ke arah yang benar untuk perlindungan hak-hak anak dan harus diakui dan didorong," kata kepala UNICEF Nigeria Mohamed Fall dalam pernyataan itu, merujuk pada pembebasan oleh kelompok milisi yang bekerja sama erat dengan militer untuk melawan Boko Haram.
“Anak-anak di timur laut Nigeria menanggung beban konflik ini. Mereka telah digunakan oleh kelompok-kelompok bersenjata dalam peran-peran kombatan dan non-kombatan serta menyaksikan kematian, pembunuhan, dan kekerasan," imbuhnya seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (11/5/2019).
Kelompok milisi telah berkomitmen pada September 2017 untuk mengakhiri penggunaan anak-anak mereka dalam konflik. Oktober lalu, 833 anak dibebaskan oleh kelompok milisi.
Tidak jelas berapa banyak anak yang secara total telah ditarik ke dalam kelompok bersenjata Nigeria, termasuk Boko Haram, atau bagaimana mereka direkrut. Video yang dilihat oleh Reuters menunjukkan tentara anak yang diselamatkan dari Boko Haram menunjukkan kepada pasukan Nigeria bagaimana mereka dilatih untuk berperang dan menembakkan senapan.
Perang Nigeria melawan dua kelompok jihadis, Boko Haram dan Negara Islam Afrika Barat, telah menewaskan lebih dari 30.000 orang dan mengusir jutaan lainnya. Namun hanya menunjukkan sedikit tanda-tanda pemberontakan itu akan berakhir.
Penduduk timur laut Nigeria membentuk milisi, yang disebut Satgas Bersama Sipil, untuk membantu menghadapi Boko Haram, yang muncul dari komunitas yang sama. Sebagian memuji milisi dengan membuat langkah awal melawan Boko Haram di daerah perkotaan, menggunakan pengetahuan lokalnya untuk mengidentifikasi orang-orang yang berafiliasi dengan militan, meskipun juga menarik dugaan bahwa mereka terkadang menggunakan kekuatannya untuk menyelesaikan sejumlah pertikaian dalam permusuhan lokal.
Pekerjaan UNICEF di timur laut Nigeria pada waktu itu membuat marah pihak berwenang. Pada bulan Desember, militer menghentikan sementara pekerjaan badan tersebut di tengah tuduhan bahwa staf UNICEF memata-matai atas nama militan di wilayah bergolak tersebut.
Bagian timur laut Nigeria, negara terpadat di Afrika dan penghasil energi terbesar, penuh dengan pelecehan di kedua sisi konflik - dari perekrutan anak-anak hingga pembunuhan dan perkosaan di luar proses hukum, menurut kelompok hak asasi manusia.
(ian)