Muncul di Singapura, Ini Sejarah Munculnya Virus Monkeypox

Jum'at, 10 Mei 2019 - 16:36 WIB
Muncul di Singapura,...
Muncul di Singapura, Ini Sejarah Munculnya Virus Monkeypox
A A A
SINGAPURA - Kasus pertama virus monkeypox yang langka dilaporkan terjadi di Singapura. Pria Nigeria yang berada di negara itu dites positif terinfeksi virus tersebut pada hari Rabu lalu.

Pengidap virus ini mirip penderita cacar di sekujur tubuh termasuk wajah. Penyakit ini muncul pertama kali pada monyet di Afrika puluhan tahun silam, namun kini menginfeksi manusia. Berikut sejarah munculnya virus monkeypox yang diulas SINDOnews.com, Jumat (10/5/2019).

Monkeypox memiliki sejarah yang relatif baru. Orang pertama kali menemukannya pada monyet tahun 1958 dan dijelaskan sebagai penyakit vesikular pada monyet tahun 1860-an.

Penyakit ini—dan akhirnya diketahui virus sebagai penyebabnya—dinamai monkeypox karena lesi (cacar) yang terlihat pada monyet berkembang seperti penyakit pembentuk cacar lain. Studi kemudian menunjukkan bahwa virus monkeypox sebenarnya bertahan secara endemis pada tikus Afrika.

Tidak sampai tahun 1970, di Zaire—sekarang dikenal sebagai Republik Demokratik Kongo—muncul virus tersebut, di mana seorang anak laki-laki berusia 9 tahun didiagnosis positif terinfeksi monkeypox. Tahun 1979, virus ini diberantas dengan vaksinasi.

Meskipun sebagian besar terjadi di Afrika, terutama Afrika barat dan tengah, virus monkeypox pernah mewabah di AS pada tahun 2003. Kasus ini terjadi ketika distributor hewan baik penampung atau pengangkut membawa tikus Afrika yang terinfeksi. Hewan itu kemudian dibeli orang-orang sebagai hewan peliharaan dan menularkan penyakit kepada pemiliknya.

Pada 2017, wabah monkeypox terjadi di Nigeria. Kementerian Kesehatan mengatakan virus itu telah menyebar ke 11 negara bagian dan 74 orang yang didiuga terkena dampaknya. Wabah besar ini diduga dipicu oleh banjir sungai yang menyebabkan hewan liar yang terinfeksi—terutama tikus dan kera— lebih dekat dengan manusia, sehingga menyebarkan penyakit zoonosis (ditularkan dari hewan ke manusia).

Pada bulan September 2018, Dr Beadsworth di Inggris melaporkan merawat tiga orang pengidap monkeypox yang telah mengunjungi Nigeria. Sejak 2017, Nigeria mencatat ada 89 orang yang terinfeksi dan enam orang meninggal.

Di Singapura, pria Nigeria yang terifenksi virus monkeypox diketahui telah kontak dengan 23 orang. Puluhan orang tersebut kini dikarantina sebagai tindakan pencegahan.

Orang yang terinfeksi monkeypox biasanya mengalami demam, sakit kepala, sakit otot, sakit tubuh, pembengkakan kelenjar getah bening dan ruam kulit.

Dalam beberapa kasus, virus dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia, radang otak dan infeksi mata.

Menurut Departemen Kesehatan Singapura, seperti dikutip Straits Times, monkeypox biasanya sembuh sendiri, dengan sebagian besar pasien pulih dalam dua hingga tiga minggu.

Penularan virus biasanya terjadi ketika seseorang melakukan kontak dekat dengan hewan yang terinfeksi, seperti tikus, melalui perburuan dan konsumsi daging.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0676 seconds (0.1#10.140)