Moon Jae-in: Peluncuran Rudal Bentuk Protes Korut kepada AS
A
A
A
SEOUL - Presiden Korea Selatan (Korsel), Moon Jae-in, angkat bicara terkait peluncuran dua rudal jarak pendek Korea Utara (Korut). Moon Jae-in mendesak Korut untuk menahan diri dari sikap agresif.
"Saya ingin memberi tahu Korea Utara sekali lagi bahwa tidak ideal untuk mengulangi tindakan yang menciptakan berbagai interpretasi tentang niatnya, meningkatkan kekhawatiran dan berisiko melemparkan air dingin ke atmosfer dialog dan negosiasi," kata Moon Jae-in dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Korsel, KBS.
Moon menyatakan peluncuran rudal Korut bisa jadi merupakan hasil dari ketidaksenangan Pyongyang dengan pembicaraan denuklirisasi yang berlarut-larut.
"Korea Utara tampaknya tidak puas karena tidak dapat mencapai kesepakatan di Hanoi," ujar Moon seperti dikutip dari Deutsche Welle, Kamis (9/5/2019).
Pembicaraan antara Washington dan Pyongyang belum membuahkan hasil yang signifikan hingga saat ini. Pemimpin Korut, Kim Jong-un, menyalahkan AS atas kegagalan perundingan Hanoi pada Februari lalu.
Meski begitu, Moon melihat bahwa itu sebagai tanda bahwa Korut ingin bernegosiasi. Ia mengatakan bahwa dia berencana untuk mendorong pertemuan puncak antar-Korea keempat dengan Kim Jong-un.
Pertemuan puncak antara Moon dan Kim setahun lalu sangat berperan dalam meningkatkan hubungan antara kedua Korea, tetapi Pyongyang menuduh Seoul berpihak pada Washington sejak KTT Vietnam.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan dia yakin Korut ingin melanjutkan dialog denuklirisasi. Hal itu diungkapkannya menanggapi peluncuran rudal pada akhir pekan lalu
"Kim Jong Un sepenuhnya menyadari potensi ekonomi Korea Utara yang besar, & tidak akan melakukan apa pun untuk mengganggu atau mengakhirinya," tweeted Trump.
"Dia juga tahu bahwa aku bersamanya dan tidak mau mengingkari janjinya kepadaku. Kesepakatan akan terjadi!" Trump menambahkan.
Baca juga: Kim Jong-un Tembakkan Rudal, Begini Respons Donald Trump
"Saya ingin memberi tahu Korea Utara sekali lagi bahwa tidak ideal untuk mengulangi tindakan yang menciptakan berbagai interpretasi tentang niatnya, meningkatkan kekhawatiran dan berisiko melemparkan air dingin ke atmosfer dialog dan negosiasi," kata Moon Jae-in dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Korsel, KBS.
Moon menyatakan peluncuran rudal Korut bisa jadi merupakan hasil dari ketidaksenangan Pyongyang dengan pembicaraan denuklirisasi yang berlarut-larut.
"Korea Utara tampaknya tidak puas karena tidak dapat mencapai kesepakatan di Hanoi," ujar Moon seperti dikutip dari Deutsche Welle, Kamis (9/5/2019).
Pembicaraan antara Washington dan Pyongyang belum membuahkan hasil yang signifikan hingga saat ini. Pemimpin Korut, Kim Jong-un, menyalahkan AS atas kegagalan perundingan Hanoi pada Februari lalu.
Meski begitu, Moon melihat bahwa itu sebagai tanda bahwa Korut ingin bernegosiasi. Ia mengatakan bahwa dia berencana untuk mendorong pertemuan puncak antar-Korea keempat dengan Kim Jong-un.
Pertemuan puncak antara Moon dan Kim setahun lalu sangat berperan dalam meningkatkan hubungan antara kedua Korea, tetapi Pyongyang menuduh Seoul berpihak pada Washington sejak KTT Vietnam.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan dia yakin Korut ingin melanjutkan dialog denuklirisasi. Hal itu diungkapkannya menanggapi peluncuran rudal pada akhir pekan lalu
"Kim Jong Un sepenuhnya menyadari potensi ekonomi Korea Utara yang besar, & tidak akan melakukan apa pun untuk mengganggu atau mengakhirinya," tweeted Trump.
"Dia juga tahu bahwa aku bersamanya dan tidak mau mengingkari janjinya kepadaku. Kesepakatan akan terjadi!" Trump menambahkan.
Baca juga: Kim Jong-un Tembakkan Rudal, Begini Respons Donald Trump
(ian)