Citra Satelit Tunjukkan China Membangun Kapal Induk Terbesarnya
A
A
A
WASHINGTON - Citra satelit yang dirilis lembaga think-tank yang berbasis di Washington menunjukkan China sedang membangun kapal induk ketiga sekaligus terbesarnya. Analis percaya Beijing akhirnya bisa menyaingi keunggulan strategis Amerika Serikat (AS) di Asia Timur.
Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) di Washington merilis gambar satelit yang diambil dari bulan April. Gambar itu mengungkapkan konstruksi kapal induk ketiga China di Galangan Kapal Jiangnan di Shanghai selama enam bulan terakhir.
China belum mengonfirmasi bahwa pihaknya sedang membangun kapal induk ketiga. Namun Pentagon mengatakan pada pekan lalu bahwa pekerjaan itu telah dimulai. "Pada kapal yang mungkin lebih besar dari dua yang pertama dan dilengkapi dengan sistem peluncuran ketapel untuk mempercepat pesawat selama lepas landas," kata Pentagon dalam laporan terbarunya.
Gambar satelit yang dirilis CSIS mendukung klaim Pentagon. Foto-foto itu menunjukkan kapal induk Type 002 China sedikit lebih kecil dari kapal induk AS, tetapi lebih besar dari kapal induk Prancis, Charles de Gaulle.
Masih belum jelas apakah kapal induk China yang sedang dibangun itu bertenaga nuklir atau tidak.
CSIS dalam laporannya mengatakan perubahan hubungan politik telah memotivasi pemerintah China untuk mempercepat modernisasi angkatan bersenjatanya selama beberapa tahun terakhir. Baik militer Asia maupun Barat sedang mencari informasi mengenai tujuan pembangunan kapal induk terbaru Beijing tersebut.
Sementara itu, beberapa analis yang dikutip Reuters, Selasa (7/5/2019), melihat pembangunan kapal raksasa itu sebagai cara China untuk secara perlahan merusak keunggulan strategis AS di wilayah Asia Timur.
Analis keamanan regional yang berbasis di Singapura, Ian Storey, mengatakan kepada Reuters bahwa kapal Type 002 bisa menambah tekanan pada hubungan antara AS dan China ketika negara-negara lain di kawasan itu terancam oleh meningkatnya kehadiran militer Beijing.
"Setelah selesai, itu akan mengalahkan semua kapal perang dari negara Asia, termasuk India dan Jepang," kata Storey, dari ISEAS-Yusof Ishak Institute.
"Ini adalah indikasi lain bahwa China telah muncul sebagai kekuatan Angkatan Laut terpenting Asia."
Kapal induk China yang lebih kecil kemungkinan tidak akan beroperasi sampai tahun 2020. AS sendiri mengoperasikan 11 kapal induk di wilayah tersebut. Media pemerintah China sebelumnya melaporkan militer membutuhkan enam kapal induk.
Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) di Washington merilis gambar satelit yang diambil dari bulan April. Gambar itu mengungkapkan konstruksi kapal induk ketiga China di Galangan Kapal Jiangnan di Shanghai selama enam bulan terakhir.
China belum mengonfirmasi bahwa pihaknya sedang membangun kapal induk ketiga. Namun Pentagon mengatakan pada pekan lalu bahwa pekerjaan itu telah dimulai. "Pada kapal yang mungkin lebih besar dari dua yang pertama dan dilengkapi dengan sistem peluncuran ketapel untuk mempercepat pesawat selama lepas landas," kata Pentagon dalam laporan terbarunya.
Gambar satelit yang dirilis CSIS mendukung klaim Pentagon. Foto-foto itu menunjukkan kapal induk Type 002 China sedikit lebih kecil dari kapal induk AS, tetapi lebih besar dari kapal induk Prancis, Charles de Gaulle.
Masih belum jelas apakah kapal induk China yang sedang dibangun itu bertenaga nuklir atau tidak.
CSIS dalam laporannya mengatakan perubahan hubungan politik telah memotivasi pemerintah China untuk mempercepat modernisasi angkatan bersenjatanya selama beberapa tahun terakhir. Baik militer Asia maupun Barat sedang mencari informasi mengenai tujuan pembangunan kapal induk terbaru Beijing tersebut.
Sementara itu, beberapa analis yang dikutip Reuters, Selasa (7/5/2019), melihat pembangunan kapal raksasa itu sebagai cara China untuk secara perlahan merusak keunggulan strategis AS di wilayah Asia Timur.
Analis keamanan regional yang berbasis di Singapura, Ian Storey, mengatakan kepada Reuters bahwa kapal Type 002 bisa menambah tekanan pada hubungan antara AS dan China ketika negara-negara lain di kawasan itu terancam oleh meningkatnya kehadiran militer Beijing.
"Setelah selesai, itu akan mengalahkan semua kapal perang dari negara Asia, termasuk India dan Jepang," kata Storey, dari ISEAS-Yusof Ishak Institute.
"Ini adalah indikasi lain bahwa China telah muncul sebagai kekuatan Angkatan Laut terpenting Asia."
Kapal induk China yang lebih kecil kemungkinan tidak akan beroperasi sampai tahun 2020. AS sendiri mengoperasikan 11 kapal induk di wilayah tersebut. Media pemerintah China sebelumnya melaporkan militer membutuhkan enam kapal induk.
(mas)